Mengapa Oppa mengatakan hal itu, kepada Mahasiswa Tingkat akhir sepertiku ini?.
Aku mendengar Oppa menghembuskan nafasnya. "Oppa berjanji akan segera melepasmu ketika kau sudah banyak mengerti tentang banyak hal", tiba-tiba Oppa mendekapku, menyembunyikanku di depan dadanya, kurasakan Oppa menciumi rambutku. Dan aku mendengar jantungnya berdetak tidak beraturan, lambat laun aku juga mendengar dia terisak.
Apakah Oppa menangis?.
"Saranghae Hyo Jin-ah. Jinjaa Saranghaeyeo!. Saranghae Yong Hyo Jin!", katanya penuh emosi sambil menangis.
Oppa, aku juga mencintaimu ...
"Oppa berjanji akan menjagamu, tapi Oppa gagal melakukannya".
Aku diam, entah mengapa aku juga sedih mendegarnya menangis.
"Oppa mencintaimu seperti seorang Yeoja Yong Hyo Jin!, Oppa mencintaimu!!!".
Apakah aku tidak salah dengar?!.
"Karena Oppa sudah melakukan kesalahan Oppa harus pergi Yong Hyo Jin, karena Oppa sudah gagal menjagamu Oppa akan pergi, karena Oppa mencintaimu, karena Oppa tidak bisa mencintaimu seperti dong-saeng Oppa sendiri. Oppa akan pergi Yong Hyo Jin. Bianne. Jinjaa Bianneyeo!".
Aku mendengar Oppa-ku menangis dengan begitu hebat. Kurasa kali ini dia benar-benar sedih. Aku mencoba dengan lembut terlepas dari dekapannya, aku melihatnya dengan tatapan nanar, dia memang menangis, aku menghapus air matanya, dia terisak. Kurasa dia sedang tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri.
Dengan pelan, dengan sangat pelan, aku memberanikan diri untuk menciumnya. Aku mencium keningnya, "Oppa, jangan menangis...", kataku lalu segera mencium keningnya lagi, kemudian beralih kepada kedua matanya, kedua pipinya ... dan terakhir, aku memberanikan diri mencium bibirnya, secara perlahan, sangat pelan sampai menciumnya dengan sangat dalam.
Jun Hyung Oppa, karena aku sangat lancang Bianne!.
Aku terus menciumnya, dan kurasakan dia juga membalas menciumku!. Apakah kami sedang melakukan sesuatu yang salah?. Apakah ini dilarang?.
Aku mencintainya seperti aku mencintai Namja.
Oppa mencintaiku seperti dia mencintai Yeoja.
Apakah itu suatu kesalahan?.
-----
Dua tahun kemudian,
Yong Jun Hyung Oppa-ku tidak pernah kembali ke Korea, sejak dia berangkat ke Sydney waktu itu. Aku sedih. Sangat sedih. Dia sama sekali tidak pernah memberiku kabar tentangnya. Bahkan aku juga tidak berani mengganggunya.
Setelah aku mengkonfirmasikan beberapa hal pada Appa dan Eomma, mereka menceritakan bahwa benarlah aku dan Yong Jun Hyung bukan saudara kandung. Tetapi mereka tidak pernah menceritakan detail-nya, itu yang membuatku penasaran.
Hanya saja ... yang ingin aku ketahui adalah, siapakah sebenarnya anak yang dikandung oleh Eomma.
Aku, Yong Hyo Jin ..
Atau Oppa-ku, Yong Jun Hyung?!.
Jika bukan aku anak yang dikandung Eomma, aku akan pergi. Jika aku bukan anak dari keluarga 'Yong', aku akan pergi, akan pergi untuk berdikari sendiri. Jika aku bukan anak mereka, bukankah selama ini aku sudah banyak sekali merepotkan mereka semua?.
Jika aku bukan anak dari keluarga 'Yong', bukankah aku sama sekali tidak layak untuk menjadi CEO SBS Group saat ini?.
Ya, aku menjadi CEO sekarang, memang cukup mengejutkan. Aku barusaja menyelesaikan S2-ku beberapa bulan yang lalu. Aku mengambil kuliah malam untuk jenjang S2-ku kemarin, karena waktu paginya aku pergunakan untuk mempelajari SBS Group. Benar sekali, teman-teman Oppa banyak membantuku untuk mengenal lebih jauh tentang SBS Group dan perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan kami.
Saat ini pun aku akan segera mendaftar kuliah jenjang S3, aku akan mengambil kuliah malam juga, aku tidak ingin mengganggu pekerjaanku saat ini dengan kesibukan kuliah.
"CEO Yong",
Aku menoleh dan mendapati Sekretaris Lee lebih tepatnya Lee Gi kwang Oppa, sudah berdiri di depan pintu ruanganku, yang dahulu juga adalah ruangan Jun Hyung Oppa. Aku tersenyum padanya, "Wae?, ada yang bisa aku bantu?", tanyaku sambil menaruh beberapa hand out yang tadi aku pegang karena aku sedang memeriksa laporan milik karyawan lain.
"Anda mendapat telepon dari Sydney".
"Sydney?, Oppa-ku?".
Aku melihat Sekretaris Lee menggelengkan kepalanya.
Aku sedikit kecewa, mengapa Jun Hyung Oppa sama sekali tidak pernah memberi kabar padaku?.
"Sekretaris Nam Jee Hyuk". Kata Sekretaris Lee sambil memberikan ponsel perusahaan kepadaku.
"Yeobsseo, Sekretaris Nam", kataku setelah meletakan ponsel di telingaku. "Apakah ada sesuatu yang terjadi di Sydney?".
"Yong Hyo Jin-Ssie, bukan di Sydney. Tapi anda harus segera ke Tiongkok. Saya sudah mengatur penerbangan anda bersama dengan Sekretaris Lee, dan nanti malam anda harus terbang ke China". Aku mendengar Sekretaris Nam Jee Hyuk berbicara dengan tergesa-gesa.
"Wae?-Wae?-Wae? Sekretaris Nam?, Waeyeo?!".
"Tuan Yong kecelakaan di Tiongkok, Yong Hyo Jin-Ssie".
"Appa-ku?!", tanyaku hampir tidak percaya. "Apakah tidak ada penerbangan beberapa jam lagi?, apakah aku harus menunggu penerbangan ke Tiongkok sampai nanti malam?!", aku muali gusar. Appa, ada apa ini?, mengapa sampai terjadi kecelakaan pada Appa-ku?.
"Obsso Yong Hyo Jin-Ssie, saya sudah meminta penerbangan tercepat ke Tiongkok, dan hasilnya pukul 07:00 PM KST adalah penerbangan tercepatnya. Saya rasa anda harus segera berkemas mulai sekarang Yong Hyo Jin-Ssie". Kata Sekretaris Nam diseberang sana.
"Nae, Arraseo-Arraseo, thanks for the information Secretary Nam", kataku lalu menutup telepon.
Aku melihat jam dipergelangan tanganku, sekarang sudah pukul 03:45 PM KST. Dan ada sekitar tiga jam lagi aku bersiap-siap untuk penerbangan ke China. Aku berdiri segera merapikan meja ruanganku dibantu oleh Sekretaris Lee, "kita harus segera ke Tiongkok, Gi Kwang Oppa", kataku saat Lee Gi Kwang Oppa membantuku memasukan Laptop ke sebuah tas.
Aku memang akan tetap menanggil Gi Kwang Oppa dengan sebutan 'Oppa', jika aku merasa hanya berdua saja dengan Gi Kwang Oppa seperti ini. Tapi jika sedang bersama-sama dengan orang lain, aku akan memanggilnya 'Sekretaris Lee', aku ingat Jun Hyung Oppa pernah mengatakan itu akan melanggar kode etik perusahaan.
Appa ... mengapa sampai terjadi kecelakaan?.
Eomma, mengapa bukan Eomma sendiri yang menghubungiku?, mengapa sampai harus ke Sydney?, mengapa Eomma memberi kabar ke Sydney terlebih dahulu?. Ada apa ini?. Apakah aku bukan anak-mu, Eomma...
Aku mulai berpikir macam-macam.
Dan tiba-tiba Gi Kwang Oppa mengusap-usap bahuku. "Soojak Burijjima Hyo Jin-ah", katanya yang menenangkanku untuk tidak berpikir macam-macam. Dia seakan tau bahwa aku sedang memikirkan sesuatu, kurasa Gi Kwang Oppa ini memiliki semacam sixsense, sering sekali terjadi sebelum aku mengucapkan apa-apa, Gi Kwnag Oppa sudah mengetahuinya.
Aku tersenyum sambil melihat Gi Kwang Oppa, "Nae Oppa, Gomawoo", kataku.
Appa ... bertahanlah, aku akan segera ke Tiongkok sebentar lagi.
Jebbal. Jangganmant Appa, Jangganmantnyeo!.
.....
-----
To Be Continue
5:45 PM – Sunday, March 13, 2016
YOU ARE READING
YONG JUN HYUNG (part 1-13.End)
Fanfiction"Hyo Jin-Ssie?, Gwaenjanha??!", Tanya Gi Kwang Oppa cukup keras sehingga membuat Oppa-ku dan Sekretaris Nam menoleh. Gi Kwang Oppa meletakan lengannya di belakang punggungku, sehingga tubuhku berada sangat dekat dengan Gi kwang Oppa. Aku memang ham...
YONG JUN HYUNG (part 5)
Start from the beginning
