✖️seven✖️

18 4 0
                                    

"Ugh."

Aku memijat keningku dengan pelan. Sebenarnya, ada apa denganku?

Tidak pernah aku mengalami hal yang seperti ini dulu.

Dan... Kenapa ini terjadi setiap aku bertemu dengannya?!

"You okay, Haly? Feel better right now?" Tanya seseorang. Suaranya—

"Ya, feel better now, Ash. Thank you and di mana ini?"

"Klinik terdekat dari town square," Ashton menjawab cepat, "kenapa kamu sembunyikan ini dari kami, Hailey? Jangan beri aku alasan klasik." Intonasi suara Ashton menjadi lebih serius dan berbobot. Awkey, ini pertanda buruk.

"Pardon me? What are you talking about, Ashty." Aku bertanya kesal. Aku baru saja bangun dari pingsanku dan dia menuduhku ini itu?

"You! Kamu punya penyakit, Haly. Jantung kamu lemah. Dan—hey? You don't know about this? Seriously?"

Aku mengabaikan pertanyaan Ashton dan sibuk dengan pikiranku sendiri.

Jadi ini sebabnya? Aku sering pingsan karena ini? Dan... Kenapa setiap bertemu dengan pria husky itu, jantungku selalu berdebar kencang namun membuatku nyeri dan—pingsan?

"Di mana Calum, Ashty?"

🐕🐕🐕🐕

"YOU BITCHES! WHY YOU DON'T COOK ANY FOOD FOR ME? I'M SO SO DAMN HUNGRY RIGHT NOW BECAUSE OF YOU! DAMN, HAILEY!"

Baru saja aku membuka pintu rumah, teriakan yang menggelegar menyambutku pulang.

"Seriously, Amber? Why you don't cooking it by yourself? You have your own hands, right? Dan kamu nggak lumpuh 'kan?" Gumamku lelah.

Baru saja aku pulang dari klinik dengan diagnosa yang mengejutkan dan membuatku lelah. Kini aku disambut oleh lengkingan menyebalkan milik Amber.

"DONT YOU REMEMBER, HAILEY? WHATS MY PARENTS HAVE DONE TO YOUR—"

"YOU SON OF BITCH! I KNOW IT AND REMEMBER IT SO FUCKING DAMN WELL! YOU DONT HAVE TO SAY IT AGAIN YOU MOTHERFUCKER! IF YOU WANT ME TO LEAVE THIS GODDAMN HOUSE, I WILL! RIGHT NOW AND RIGHT HERE THIS SECOND THIS TIME I'LL LEAVE!"

Dengan amarah meletup-letup, juga menahan pusing dan sesak napas, aku segera mengemas barang-barangku yang bisa kubawa sekarang. Sisanya? Biarlah nanti aku meminta bantuan Ashton untuk mengambilnya.

Tujuanku sekarang?

Entahlah, aku tidak yakin. Yang pasti aku hanya terus melangkah dan melangkah, hingga hujan tanpa diduga-duga datang dan memaksaku untuk menepi dan berteduh.

🐕🐕🐕🐕

"Dear, can you give this blanket and a bottle of milk to Mrs. Hawnk?"

"Sure, mother. Where's the umbrella?"

"Behind the door, dear."

Dengan segera ia berjalan menuju pintu, dengan sebuah selimut tebal dan sebotol susu, lalu mengambil payung dibelakangnya.

"Mother, aku berangkat!"

Ia pun membuka pintu dan membuka payung terburu-buru. Hujan disertai badai membuat cuaca semakin buruk. Luke mengasihani wanita tua itu, Mrs. Hawnk, yang kini tinggal sendirian tepat di sebelah rumahnya.

"🎵Come up to meet you, tell you I'm sorry
You dont know how lovely you are~

"I had to find you, tell you I need you, tell you I set you apart~

"Tell me your secrets,
And ask me your questions,
Oh, let's go back to the start~"

Sepanjang jalan menuju rumah Mrs. Hawnk—walaupun hanya beberapa kaki dari rumahnya, Luke bersenandung pelan.

Di sisi lain, Hailey, yang sedang berteduh merasa bulu kuduknya semakin meremang. Samar-samar di telinganya terdengar senandung—di antara riuhnya rintik hujan yang saling bersahut-sahutan—dari suara yang selain membuat bulu kuduknya meremang juga menciptakan gelenyar aneh di tubuhnya. Suara itu terdengar serak seperti husky juga berat—tapi sexy.

Hingga Hailey yang masih memokuskan pendengarannya dengan senandung yang samar ia dengar, bertemu pandang dengan mata biru laksana samudera.

Mata itu lagi.

"🎵nobody said it was easy—Eh?"

Luke yang masih asyik bersenandung terperanjat kaget begitu melihat ada seseorang di teras rumah Mrs. Hawnk. Seorang perempuan lebih tepanya.

Luke sepertinya merasa familiar dengan sosok perempuan di seberangnya itu. Luke rasanya mengenali sosok perempu—tunggu!

"Hailey?" Tebak Luke.

Si empunya nama terpaku di tempat. Pria ini... Dia tau namaku? Oh pasti karena teriakan tadi. Hailey bermonolog dalam hatinya.

Sadar dari keterpakuannya, Hailey pun segera menyahut seadanya, "Ah ya?"

"Atau Ashley?" Luke tertawa melihat wajah memerah Hailey.

"Kita belum kenalan, arent we?" Luke menaiki undakan tangga lalu menaruh payung yang basah terkena hujan di lantai kayu di belakangnya. Pun ia berhadap-hadapan dengan Hailey, "Aku Luke. Nice to know you, Hailey."

🐕🐕🐕🐕

A/N

ENOUGH😣 MAAF NGARET UJIAN DI DEPAN MATA😢 TUGAS SANA-SINI GEEZ😖 KOBAM GUE😷

HIT THE VOTE BUTTON FELLAS, AND COMMENT DOWN BELOW☺️ LEMME KNOW WHAT YOUR OPINION BOUT THIS PART OR THIS STORY😄

PEACE✌️AND BYE👋

-cloudeyblack💋

husky ; l.h |a.u.|☑️Where stories live. Discover now