✖️five✖️

34 5 8
                                    

Kini aku berada di depan sebuah bangunan bergaya—entahlah. Seluruh rumah di blok ini memiliki gaya bangunan yang serupa. Hanya saja warna catnya yang berbeda.

Aku berjalan mendekati pagar hitam setinggi pinggul orang dewasa dan membukannya. Melewati taman yang tidak begitu besar namun karena ditata  begitu apik menjadikannya terlihat begitu elegan, indah, dan luas.

Begitu sampai di teras, aku mengamati sebentar bagian depan rumah ini. Di sebelah kanan terdapat kursi santai berwarna putih yang sesuai dengan warna dinding yang menggunakan perpaduan antara pastel dan merah bata.

Di hadapanku berdiri kokoh satu pasang pintu mahoni dengan ukiran-ukiran indahnya. Tanpa ragu kupencet bel yang terletak di sebelah kiri pintu.

Saat bel kupencet untuk kedua kalinya, barulah pintu terbuka dan menyembul kepala seseorang dari dalamnya.

"Siapa di sana?" Tanyanya dengan sedikit noda tepung di wajahnya.

"Morning, Joy. Calum ada?" Tanyaku pada wanita paruh baya itu—ibu Calum.

"Oh morning! Bukankah kamu Hailey? Kamu jarang kelihatan sekarang, kemana saja? Dulu waktu kamu masih sophomore year sering sekali kamu ke sini. Biasanya kita dan Mali suka jahilin Calum. Hahaha, aku masih ingat wajah jengkel Calum saat tahu kamarnya menjadi begitu feminin. Oh, ayo masuk. Hampir saja aku lupa." Cerocos Joy panjang lebar.

Aku hanya tersenyum geli melihatnya antusias karena aku kembali berkunjung.

"Maafkan aku, Joy. Aku sibuk bekerja akhir-akhir ini dan kalau boleh aku jujur, aku hampir lupa bahwa kalian masih tinggal di sini. Maka dari itu, day-off ini aku ingin berkunjung." Akuku.

Joy terlihat pura-pura kesal menatapku, "Teganya kamu, oh, Hailey." Kata Joy dramatis.

"Oh maafkan aku, Joy. Aku—aku sudah mengkhianati cintamu. Maafkanlah aku yang berdusta ini, Joy." Aku menimpali dengan tak kalah dramatisnya.

Kami berdua pun tertawa.

"Oi oi, ada apa berisik banget?" Sela seseorang dari dalam rumah.

Ternyata kami—aku dan Joy—masih berdiri di depan pintu. Dan entah refleks atau apa, kami langsung menoleh ke dalam secara bersamaan.

"Calum, my dear. Masih ingat Hailey? Dia mencarimu, dear. Ajaklah dia ke kamarmu." Kata Joy pada Calum dan saat itu juga Joy menghampiri Calum dan menariknya ke dekatku.

"Nah Hailey, aku akan membuatkanmu camilan kesukaanmu. Sana masuk ke kamar My Dear Calum, hahaha kenapa kamu begitu menggemaskan, Calum Sweetie Pie. Jangan merajuk seperti itu, sana ajak Hailey ke kamarmu."

Joy menarik tanganku untuk digenggam oleh Calum. Dan Calum pun mau tak mau, walau di wajahnya begitu kentara dia enggan melakukannya, menarik tanganku dan menuntunku menuju kamarnya yang ternyata letaknya sudah berubah.

"Sejak kapan kamu pindah kamar? Dan kenapa pindah?" Tanyaku kepo.

"Sejak doi nggak ngebales kode gue dan karena doi nggak peka sama kode gue itu ternyata." Jawab Calum yang begitu mengena di hati. Azek

"Galau maz? Edisi curcol ceritanya?"

"Ngapa jadi ngomongnya gini sih? Udah ah balik normal lagi." Calum bingung pemirsa!

"Sipoke!👍"

"Ngemeng-ngemeng, situ belum jawab pertanyaan sini."

🐕🐕🐕🐕

"NGAHAHAHAHA! Serius? Kamu nabrak tiang lampu? AKU GAK KUAT BAYANGINNYA YA TUHAN!"

Aku memberengut sebal karena Calum yang terus saja tertawa. Menyesal sudah pilihanku untuk menceritakan hal memalukan itu!

Untungnya aku belum sampai hati untuk curhat tentang cowok-bersuara-serak-berat-seksi-dan-bermata-laksana-samudera itu. Untungnya! Thank God!

"Enough, Cal. Nggak lucu tau! Bukannya prihatin malah diketawain! I hate you!" Dengan perasaan kezel aku pun meninju bahu Calum hingga dia jatuh.

"Rasain!"

🐕🐕🐕🐕

"Mana Mali, Cal?" Tanyaku pada Calum saat kami sedang bermain nintendo Wii.

"Sedang hangouts, terus ada photoshoot. Yes! Aku menang lagi!"

Calum berteriak dan ia bangkit dari duduknya. Kemudian cowok gila itu memutar-mutar pergelangan tangannya di udara dan menggoyangkan pinggulnya heboh. Selebrasi macam apa itu?!

"Ew, gross. Kamu berlebihan. Jalan-jalan yuk! Bosen nih." Usulku karena mulai jenuh dengan kekalahanku yang bertubi-tubi.

"Yuk! Eh ke Circle K dulu ya. Pengen beli froster dulu. Kayaknya seger."

Calum berjalan menuju lemari pakaiannya dan menarik salah satu kaus dari dalam sana. Tanpa sungkan Calum mengganti kausnya di hadapanku. Cowok itu juga mengambil  short-jeans selututnya dan memakainya.

"Eh, aku ajak Ashton boleh? Biar rame." Usulku.

"Ajak aja. Aku juga mau ajak temenku. Kita ketemuan di starbucks town square gimana?"

"Okay! Aku kabarin, Ashton dulu."

🐕🐕🐕🐕

WEHEY!
KEMBALI LAGI DENGAN GUE SI PEMBUAT RUSUH!
GIMANA-GIMANA? MAKIN ANEH KAH?

VOMMENTS YA KAWAND-KAWAND! FAN ME TOO😘

-cloudeyblack

husky ; l.h |a.u.|☑️Where stories live. Discover now