Kenapa ibu tiriku menjemputku? Dia tidak berkata apa-apa tentang ini semua? Nanti kutanyakan saja.
batinku.

Lalu aku berjalan menuju mobil mewah milik ibu tiriku yang diiringi oleh beberapa bodyguard milik ayah. Sesampainya di mobil...monster besar itu langsung memelukku, membuat dadaku semakin sesak.

"Sudah lepaskan." ucapku

"Jangan terlalu begitu." balasnya.

"Mengapa kau menjemputku?"

"Memastikan agar kau menghadiri perjamuan. Ini permintaan ayahmu."

"Sebegitu pentingkah acara ini?" tanyaku lagi.

"Kau bisa melihatnya nanti."

Tak lama kemudian kami sampai ke perjamuan makan malam itu. Acara itu berlangsung di rumahku-bukan, sebenarnya rumah ayahku. Rumah itu banyak menyimpan kenangan tentang bunda...

Bisa dikatakan rumah ini seperti istana. Sangat besar.

Aku dan 'ibu tiriku' pun memasuki rumah itu. Jujur saja... tak ada yang berubah dari rumah ini. Tak ada.

Aku disambut oleh para pelayan yang memang ditugaskan oleh ayah. Lalu ayah pun menyambutku, memelukku erat dan mencium kedua pipiku.

"Terimakasih untuk kedatanganmu, sayang..."

"Aku disini bukan untuk menyenangkanmu, tapi untuk nama keluarga kita. Ayah tak mau bukan jika aku mengotori nama keluarga ini?" tanyaku.

"Maafkan ayah..." lirihnya.

"Tak perlu." ucapku singkat.

Kami pun duduk di meja yang telah disiapkan. Tak lama kemudian pun rekan ayah itu datang.

Tunggu... dia membawa anak laki-lakinya? Acara apa ini?
Batinku.

Kami pun berdiri menyambut rekan sejawat ayah itu. Lalu kembali duduk tatkala selesai memberi sambutan yang hangat.

"Ya... terimakasih untuk kedatangan Anda..." ucap ayah memulai obrolan.

"Acara ini penting untuk perusahaan kita. Lalu bagaimana tentang acara perjodohan ini?" tanya direktur itu.

Apa? Perjodohan? Shit! Mengapa tak ada yang memberitahu ku tentang ini?

"Apa... perjodohan? Mengapa tak ada yang memberitahukannya padaku?" ucapku.

"Ya, acara ini untuk memperkuat kerjasama perusahaan.
Perkenalkan anakku....
Fakhri Alhuda." ucap direktur itu.

"Perkenalkan anak perempuanku. Zacquine Raveesha." balas ayah.

"Sungguh sangat cantik puterimu. Berapa umurmu?" tanya direktur itu.

"20 tahun" balasku dengan senyum paksa. Aku harus bertahan... bertahan.

"Berapa umurmu, nak?" tanya ayah lagi.

"21 tahun." ucap pria itu.

Secara kasat mata... harus kuakui dia memang tampan. Bukan hanya tampan... sangat tampan.
Kharismanya begitu berbeda.
Fakhri Alhuda. Wajahnya mirip orang Arab. Alisnya yang tebal dan hidungnya yang mancung.

Lalu setelah begitu banyak pertanyaan yang telah dilontarkan oleh kedua belah pihak. Tetapi yang banyak menjawab pertanyaan adalah ayahku dan ayah dari pria itu.

Setelah selesai makan-makan dan mengobrol ria. Keluargaku pun mempersilahkan tamu itu untuk kembali ke tempat asalnya. Dan setelah ku yakin tak ada orang-orang itu lagi. Aku pun menginterogasi ayah.

"Apa maksud ayah? Mengapa tak ada yang memberitahuku tentang semua ini? Acara perjodohan?
Hah.... tak ku percaya." ucapku.

"Maafkan ayah, jika ayah memberitahu hal yang sebenarnya, kamu pasti tidak akan datang. Tapi terimakasih untuk kedatanganmu dan terimakasihku lagi karena kau tak mencoba kabur dari perjamuan makan malam ini." jelas Ayah.

"Tapi ayah seharusnya bisa jujur! Setidaknya aku tahu tentang ini. Aku juga tidak akan marah jika ayah memberitahu nya lebih dahulu!" jawabku.

"Maafkan ayah... Jika kamu tidak suka dengan dia. Mungkin ayah akan membatalkan kontrak perusahaan ini." lirih ayah.

"Akan kupikirkan." balasku sambil berlalu pergi.

"Kamu mau kemana?" teriak ayahku.

"Bukan urusan ayah." ucapku.

Lalu akupun memanggil supir agar mengantarkanku ke apartemen. Sungguh muak aku berada disini.

Tak lama menuju apartemenku. Aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur kesayanganku. Setidaknya aku memiliki satu benda yang aku sayangi.

"Bunda... aku mau dijodohkan oleh ayah. Aku tidak siap bunda... Aku tidak siap. Aku belum berubah.... Bagaimana ini bunda?" lirihnya sambil menangis sendu.

Karena terlalu lelah, Zacquine pun tertidur lelap. Berharap esok hari bisa lebih baik dari hari ini.







Love

:* muachhhh

The beauty from heart (COMPLETED)Where stories live. Discover now