Aku memberinya tatapan, " You think? "

" Kau punya ide yang lebih baik? Setidaknya ini tidak akan menjadi tempat pertama yang mereka cek. "

" Well, kita bisa sembunyi di toilet. "

" Kau bercanda? Toilet? Kita berdua? Kau dan aku? Orang - orang akan berpikir kita making out didalam sana, "

Kami menundukkan badan lebih rendah dibalik pajangan display. Pandangan terkunci memperhatikan suasana luar toko, berharap tidak ada siapapun yang menemukan kami.

Bahu kami bersentuhan. Wajahnya begitu dekat dengan wajahku hingga bisa kulihat bintik - bintik di hidungnya, bulu mata pirangnya yang panjang dan memperhatikan betapa keren matanya yang hijau. Kulitnya mulus dan warnanya kontras dengan rambutnya yang pirang.

Aku sadar Peter lebih keren daripada aku.

" Hello, young couple! " suara menggelegar dibelakang kami.

Jantungku hampir meledak. Kami berdua kaget dan Peter hampir merobohkan pajangan display tempat kami sembunyi.

" Um, hi, " gumamku pada si saleswoman.

" Kalian butuh bantuan memilih sesuatu yang tepat? " tanyanya melebarkan senyuman semangat yang berlebihan.

" Um, kurasa kami- " Peter mencoba menjelaskan.

" Kami punya tempat makan dan ayunan bayi yang imut dan cocok sekali dengan tambahan masa depan untuk keluarga anda. " ponytail-nya dibelakang ikut bergoyang.

" Oh, atau anda mungkin ingin perlindungan ketika kalian melakukan-nya? "

Tambahan masa depan?
Bicaralah yang jelas.

Pelindung?
Pelindung apa? Apa yang harus dilindungi?

" Kami memiliki pelindung yang nyaman digunakan untuk kalian berdua. Sangat lembut, dan secara ekstrim, aman. " kemudian dia melirikku. " Malammu akan jadi luar biasa, dia akan membuatmu terjaga semalaman. " dia menunjuk Peter.

Mulutku menganga.

Aku terlalu bingung. Aku tidak mengerti apa yang dibicarakannya.

Aku berbisik ke Peter. " What kind of 'protection' that she's talk about? "

Peter mendekat dan balas membisik. " It's condom, "

Napasku terhenti.

" Tidak perlu malu, sayang! " dia main raba perutku. " Sudah berapa bulan? Empat bulan? "

Peter hampir terbatuk menahan tawanya yang menggelegar.

Aku terlalu shock untuk apapun.

Pertama, Austin mengira aku hamil. Dan sekarang si saleswoman?

C'mon.. Apa aku sungguh terlihat seperti sedang hamil? Empat bulan lagi!

Otakku berpikir ulang tentang perkataan si saleswoman.

Tentang dia menjelaskan perlengkapan bayi yang cocok untuk tambahan masa depan keluarga, maksudnya adalah untuk bayi yang dia pikir sedang ku kandung.

Kemudian tentang dia menjelaskan protection (pelindung) yang nyaman digunakan kami berdua, sangat lembut, dan secara extreme aman, tentang dia mengatakan ke Peter bahwa 'itu' akan membuat malamku jadi terasa luar biasa dan akan membuatku terjaga semalaman.. yang dia maksud adalah kondom.

" Dengan kondom ini, kalian masih bisa melakukannya- "

God! Help me get out of here.

Aku meremas tangan Peter. memberinya sinyal tentang aku sudah tidak kuat lagi!

Dia kuat juga berdiri seperti ini.

Sekarang semuanya jelas.

Perkataan saleswoman yang awalnya membuatku bingung kewalahan sekarang jelas. Benar - benar jelas.

Aku masih terlalu shok untuk merespon.

Si saleswoman menyalah artikan maksud keterkejutanku. " Biasa sekali untuk seorang ibu muda terkejut. Sungguh menyentuh hatiku melihat pacar anda mendukung anda melewati chapter indah dan juga sulit ini. Selamat kalian berdua! "

Aku tertawa keras. " He's not my- "

" I'm not her boyfriend, " kata Peter.

Thank you, Peter.

Dia menyeringai dan merangkul pundakku, menarikku lebih dekat dengannya. " I'm her husband. " (aku suaminya).












.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



VOTE & COMMENT

COMMENT yang banyak, aku suka dapat comment.

BIAR AKU TAHU KALIAN PERNAH KE SINI.

SO I COULD KNOW THAT YOU GUYS WERE HERE.

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

VOTE

SEBARKAN CERITA INI !!!

- Lutfia Ihwani Umar












Follow »»»

Twitter : @Lutfia_Umar

Instagram : lutfia_ihwani_umar

The Author #Wattys2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang