Part 5

24.3K 772 15
                                    


===Amora POV===

Ketika aku membuka kedua kelopak mataku, hal pertama yang kulihat hanyalah tempat yang bernuansa putih.

Ku mencoba untuk bangkit, tetapi saat aku menggerakkan badanku, rasa nyeri langsung datang menyerang tubuhku. Rasanya tubuhku seperti ditusuk oleh ribuan jarum.

Ngomong - ngomong soal jarum, sepertinya aku belum pernah ditusuk sampai ribuan. Ohh... Jangan sampai aku merasakannya. Ini saja rasanya berdenyut sampai ke dalam tulang - tulangku.

Aku memejamkan kedua mataku, berharap sakit yang kurasakan berkurang. Bayangan ketika aku diculik terputar sangat jelas seperti film dalam otakku.

Tubuhku serasa disiram air kutub. Seketika aku ingat semuanya. Aku membuka kedua mataku lebar - lebar.

Apa sekarang aku berada disurga.

Inikah akhir hidupku?

"Syukurlah Moon, akhirnya kau bangun." suara bariton yang datang dari sebelahku membuatku terkejut.

"Sam?" tanyaku memastikan.

"Astaga Moon, aku sungguh khawatir padamu. Aku benar - benar minta maaf. Ini semua salahku. Mungkin jika aku tidak mengatakan seperti itu, kau tidak akan sampai seperti ini." jelasnya dengan pandangan bersalahnya.

"Sammy, apa ini benar - benar kau." tanyaku sekali lagi karna belum percaya dengan apa yang ku lihat sekarang.

"Tentu saja ini aku. Kau pikir siapa?" jawabnya sambil memutar kedua bola matanya.

"Apakah kita sama - sama masuk surga."

"Hee." reaksinya mendengar pernyataanku. Bahkan dia mengeluarkan tampang bloonnya. Mulutnya saja sampai terbuka.

Huh, aku rasa cicak bakal langsung masuk. Ngomong - ngomong tentang cicak. Satu fakta yang perlu kalian ketahui. Sam itu takut sama cicak dan ini sungguh sangat mengelikan. Badan sebesar itu masa takut sama yang namanya cicak.

Sudahlah, semua orang kan berbeda - beda.

"Bagaimana bisa kita senasip."

"Apa maksudmu?" tanyanya bingung.

Ck.

"Bagaimana bisa kau ikutan mati?" tanyaku menatapnya meminta penjelasannya. Sedangkan yang kutatap malah memberikan pelototan tajam.

Tiba - tiba dalam sekejab tangan Sam menekan pipiku.

"Aw... Sakit sialan." makiku padanya, karna pipiku sekarang rasanya berdenyut nyeri.

"Kau ini. Kau pikir kita sudah mati." jawabnya dengan tangan bersidekap di depan dadanya.

"Jadi kita masih hidup?"

"Tentu saja bodoh. Mana ada disurga dalam keadaan di infus seperti ini." jelasnya sambil mengangkat tanganku yang tertancap selang infus.

"Jadi, aku sekarang berada dirumah sakit." kataku setelah mengamati keadaan sekitar.

"Ck, dimana otak jeniusmu sekarang. Kenapa kau makin lemot."

"Apa katamu?"

"Ah...itu, lemper didepan sangat enak." jawabnya cepat, bahkan alasan konyol yang dia buat tidak bakal bisa mengelabuhiku. Dia fikir aku budek apa. Jelas - jelas dia mengataiku.

"Aww... Sial." ringisku sakit ketika tanganku ingin memukul kepala Sam.

"Astaga Moon, kau jangan banyak bergerak dulu." ujarnya khawatir.

Love is FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang