Part 16

1.4K 80 1
                                    

"Iya?"

"Emm. Gue..."

"Kamu kenapa?"

"Gue suka sm lo" dengan cepat Dimas mengatakannya.

"Hah?" Pipi michelle langsung memerah. Ada senyum tipis dibibirnya.

Dimas serius?masa sih dia suka sama aku?aaaaa. Oh god.*batin michelle.

"I..i..iya, kenapa?gue gak boleh ya suka sama lo?"

"Why not?aku gapapa kok kalo kamu suka sm aku. Tapi aku bingung aja, apa coba yang kamu sukain dari aku?bukannya dulu kamu benci banget sama aku?"

"Itukan dulu chel, udah deh plis gausah ungkit ungkit yang dulu. Gue udh minta maaf kan sama lo?"

"Iya aku kan cuma nanya, apa yang kamu sukain dari aku?"

"Gak perlu alesan banyak untuk gue jatuh cinta sama lo. Gak perlu waktu yang banyak untuk gue jatuh cinta sm lo. Dan gak perlu waktu banyak untuk yakinin hati gue, kalo gue jatuh cinta sama lo"

Michelle terpesona dengan dimas, ia hanyut dalam rayuan dimas.

Kena lo! Mantep dim, mantep! Klepek klepek deh lo.*batin dimas

"Chel, gue tau. Gue bukan cowok yang baik. Gue sadar itu. Tapi gue berhak bahagia chel, dan bahagia gue ada pada lo."

Michelle menatap tajam tajam mata dimas, mencoba mencari cari kebenaran, ia menemukan keseriusan yang ada pada tatapan Dimas.

"Chel jawab, jangan diem aja."

"Aku gak tau harus jwb apa. Aku gak ngerti kenapa kamu begitu cepat jatuh cinta sama aku, padahal kamu begitu benci aku. Ini kayak mimpi dim. Gak bisa aku percaya"

"Chell, gue tau pasti lo masih kesel kan sm gue?lo dendam sm gue?oke lo mau hukum gue apa?gue siap terima hukuman dari lo."

"Aku gak akan hukum kamu apa apa. Aku gak berhak untuk hukum kamu. Kamu gak salah apa apa, kenapa harus aku hukum. Bukan soal itu masalahnya dim. Aku sama sekali gak dendam sm kamu. Justru aku seneng kalo sekarang kamu bisa berubah. Tapi aku gak mau kamu berubah karna aku, aku mau kamu berubah karna dari dalam hati kamu."

"Gue udah berubah chel, dan itu bukan karna lo kok. Ini keinginan gue sendiri. Tapi perubahan ini buat lo."

"Aku bukannya gak percaya sama kamu ya dim. Tapi bener bener sulit percaya semudah ini sama kamu."

"Gue ngerti kok chel. Mungkin ini hukuman buat gue, its okey. Gue gak masalah kalo lo sekarang belum bisa percaya sm gue. Tapi nanti, gue yakin lo akan bisa percaya sama gue"

"Aku butuh waktu buat buktiin kalo kamu bener bener udh berubah. Dan kamu jg harus buktiin perkataan kamu yang tadi"

"Oke, gue akan buktiin kalo gue sayang sm lo chell, gue bener2 pengen berubah, gue udh capek chel harus jadi bad boy. Dan gue harap lo mau bantuin gue untuk jadi good boy."

"Pasti kok, selama itu baik, aku akan bantuin kamu dim. Kamu gak usah takut. Keputusan kamu pengen jadi lebih baik, itu adalah keputusan yang tepat dan bijak banget."

"Makasih ya chel. Gue baru kali ini dapet dukungan positif dari hal yg gue lakuin. Selama ini kan gue selalu dapet respon negatif"

"Karna kamu ngelakuin hal yang negatif. Makannya direspon negatif. Tapi sekarang, kamu lupain semua kehidupan kamu yang lama. Kamu harus berubah dim, yang bisa ngerubah kamu ya diri kamu sendiri. Kamu ngerti kan?"

"Iya chel. Gue tau kok, gue juga bukan anak kecil lagi, gue tau mana yang baik dan mana yang gak baik buat gue, cuma terkadang gue selalu ngikutin yang gak baik"

"Yaudah dim, udah gak usah dibahas ya. Kamu kesini gak ada niat belajar kan?"

Dimas mengangguk pelan.

"Yaudah aku jg gak akan maksa kamu belajar, jadi tujuan kamu kesini untuk bilang itu doang?"

"Iya, sekalian pengen keluar rumah aja, gue bete dirumah."

"Yaampun Dimas. Yaudah, ada lagi gak yang mau diomongin? Sekarang kamu yang ngomong deh, aku dengerin aja"

"Gak ada lagi. Gue cuma butuh jawaban dari lo"

"Aku harus mikir seratus kali untuk ini dim. Kamu gak akan pernah ngerti, betapa susahnya memberi kepercayaan dim."

"Lo gak akan pernah ngerti, betapa susahnya mendapatkan kepercayaan"

"Dimas, aku tau betul gimana susahnya dapetin kepercayaan. Dan betapa mudahnya ngancurin kepercayaan."

"Iya lo bener, ngehancurin kepercayaan itu lebih mudah dari pada mendapatkan kepercayaan." dimas menatap Michelle dengan tatapan kosong.

"Aduh, lama lama kayaknya kita ngaco ya dim?udah malem. Kamu gak mau pulang?"

"Ngusir ceritanya?"

"Gak gitu, besok kan sekolah. Mending kamu istirahat, biar besok fresh. Kayaknya kamu lagi kurang sehat."

"Iya tadi makannya gue telat kesininya, tadi kepala gue pusing gitu, yauda gue rebahan sebentar eh ketiduran. Makanya pas liat jam, tadi udh jam setengah 7, gue langsung siap siap aja kesini. Sorry ya kalo penampilan gue santai begini."

"Yaelah santai aja lagi gapapa. Emangnya kamu kira rumah aku, itu rumah presiden apa?pake harus segala rapih bajunya" goda michelle.

"Yakan tetep aja harusnya gue pake bajunya yg rapihan dikit, gak acak acakan kayak gini"

"Gapapa dim. Gapapa."

"Yaudah chel gue pamit pulang dulu deh, kayaknya gue butuh tidur yang banyak"

"Yauda, yuk gue anter ke depan"

Michelle mengantar dimas sampai dimas masuk kedalam mobilnya dan berlalu dari rumah michelle.

**********

Michelle kini sudah berada dikamarnya, ia memandangi boneka pemberian dari Dimas, ia benar benar tak menyangka.
Ia melihat ponselnya sudah banyak sekali miss call dari Rizky. Michelle langsung buru2 menelfon sahabatnya itu.

Hallo?

........

Iya maaf ky, tadi ada tamu.

Dimas kan?

Iya tadi dimas kesini. Tapi bukan buat belajar..

Terus?

Dia... Hm...

Dia kenapa?

Hmmmm. Diaa......

---------------------
Hai makasih ya udah baca lagi😚jangan lupa vote dong biar makin semangat nulisnya💞

SunshineWhere stories live. Discover now