10

10.7K 561 32
                                    

Aku ingat, waktu itu kita masih berseragam merah-putih. Usia yang terlalu muda untuk mengenal cinta. Namun, rasanya tak wajar bila aku tak jatuh cinta kepada sosok memesona sepertimu.

Aku ingat, waktu itu aku duduk menghadap lapangan. Tempat mu tertawa bebas sambil menendang bola. Terkadang, kau berteriak memerintah kepada teman sepermainanmu. Berlarian bebas tanpa sadar bahwa aku mengawasi.

Aku ingat, waktu itu aku berdiri menatapmu penuh kekaguman dari ujung lorong sekolah. Kamu, dengan hidung mancungmu. Kamu, dengan tatapan tajammu. Kamu, dengan rambut hitam legammu. Kamu dengan lesung pipit mi. Kamu, dengan seragam acak-acakan mu. Dan kamu, dengan sepatu merahmu. Tak taukah kamu, bahwa aku terpesona dengan semua itu?

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Tapi perasaanku tak kunjung berganti. Aku tidak berubah, aku tetaplah menjadi gadis pengagum rahasiamu. Aku tidak berubah, aku tetap mencintaimu setiap harinya. Tapi, kau yang berubah. Penampilan mu berubah drastis. Membuat tanda tanya di kepalaku tumbuh sangat besar. Ada apa ini?

Lama ku mencari jawaban dari pertanyaan besar di benakku. Akhirnya, hari itu aku menemui jawabannya. Kamu sudah jatuh. Ya, kau jatuh. Jatuh seperti diriku. Perbedaannya hanya, aku jatuh cinta kepadamu dan kau jatuh cinta kepada dia.

Wow, gadis mana yang bisa membuat mu jatuh? Gadis mana yang berhasil menaklukan mu? Gadis mana yang bisa mencairkan hatimu? Selamat kepada gadis itu, selamat kepada Sahabatku yang sudah berhasil menaklukan pujaan hatiku!

Word I Could Never Tell YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang