13. New Life

81.5K 4.7K 85
                                    

"Gue gak tahu kenapa bisa kecolongan seperti itu." geram Barra.

Pria itu mencengkram Gelas yang berada di dalam cengkraman Jemari-Jemari kerasnya.

"Sekarang Jenny dimana?" tanya Vello.

"Ada di Apartemen. Dia istirahat setelah dua hari kemarin sudah diijinkan Dokter pulang. Untung aja Jenny dan anak gue gak papa. Kalau kenapa-kenapa, gue pasti bikin pembalasan sama Mama dan Bodyguard-Bodyguard nya. Argh!"

Vello tersenyum melihat Sahabat baiknya kini berubah menjadi Calon Bapak.

Baginya Barra adalah lelaki yang bebas dan tidak mudah terikat.

Oleh karena itu dia menyukai dunia malam dengan berbagai wanita di bawah nya yang selalu berganti di setiap malam.

"Nanti gue sama Silva bantuin lo jagain Jenny ya. Itu pun kalau lo bolehkan kita jagain dia." ujar Vello memberi masukan.

"Oke lah. Nanti gue kasih tahu dimana alamat Apartemen gue. Tapi gue harap lo bisa jaga rahasian ini ya Vello."

"Pasti. Tapi gue masih penasaran kenapa lo gak buru nikahin dia? Kasian Jenny lo PHP in terus Bar. Belum lagi nanti status anak lo di Perut Jenny. Bisa-bisa anak lo gak punya Bapak."

"Sialan lo! Gue Bapaknya!"

***

Jenny

Terkurung lagi dan lagi.

Kegiatanku hanya di dalam Apartemen ini tanpa melakukan apa-apa.

Sungguh membosankan sekali.

Tapi ya sudahlah karena Barra juga melarangku untuk keluar karena dia takut akan ancaman Mamanya lagi jadi terpaksa aku harus menuruti.

"Nak, Mama bosan di dalam Apartemen ini terus." ku elus Perut ku pelan sambil merasakan kehangatan buah cintaku dengan Barra di dalam perutku sendiri.

"Kalau bosan, ayo jalan-jalan saja." suaranya mengintrupsiku.

Sepertinya dia baru saja pulang dari Kantor tapi hari ini hanya beberapa jam dia bekerja.

Aneh sekali?

Barra berjalan ke arah ku yang sedang berdiri di depan jendela besar.

Diraih nya Kepala ku lalu dia mencium Kening ku dengan sangat lembut.

Setelah itu Barra beralih ke bawah, mengelus perutku kemudian menciumi Perut ku beberapa kali.

"Jalan-jalan?" tanyaku heran.

Bukankah di Rumah Sakit dia sudah melarangku mati-matian untuk tidak keluar Rumah lagi.

Apalagi jalan-jalan? Itu mustahil.

"Iya jalan-jalan. Tapi kali ini aku mau ajak kamu jalan-jalan di Pesta pernikahan temanku. Ada teman ku yang menikah hari ini. Kamu mau kan?" tanya Barra.

Tidak langsung ku jawab 'ya' karena aku masih bingung dengan ajakannya.

"Kenapa diam?" tanya Barra kembali.

Kali ini aku pun menganggukkan Kepalaku menyetujui ajakannya.

Dia tersenyum kemudian meraih kepalaku lagi untuk diciumnya.

"Aku mandi dulu ya. Kamu juga ganti Baju sekarang." ujarnya kepadaku.

"Iya Barra." jawabku paham.

"Dan karena teman ku mengusung adat jawa untuk resepsi pernikahannya, jadi aku ingin kamu pakai Kebaya. Jangan lupa Rambutnya juga digelung. Kamu paham?"

One Night with Mr. Barra (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang