10. New Friend

106K 5.2K 45
                                    

Jenny

"Benarkah?" Wajahnya nampak sumringah.

Selama ini aku tidak pernah mengatakan langsung kepadanya jika aku mencintainya lebih dari yang dia tahu.

Dia hanya mengetahui jika diriku menjadi Kekasihnya dengan sedikit paksaan.

"Iya." jawabku malu-malu.

Astaga Barra, dia mampu membuat ku malu setengah mati seperti ini.

"Aku juga mencintaimu." jawabnya dengan lantang.

Senyum kami mengembang.

Dia mendekatkan Wajah nya kemudian mencium Bibir ku sekilas.

Ada nada kebanggaan yang terkandung di dalam nada bicaranya.

Meski ini terasa aneh, aku hanya bisa menjalaninya.

Barra memang sudah membohongiku.

Lebih dari yang seharusnya.

"Boleh aku bertanya?"

"Bertanyalah."

"Kenapa kamu menggunakan semua tipu muslihat itu untuk membuatku bertahan bersamamu?" semua kebohongannya memang terlihat nyata.

Pengakuan tentang penyakit itu, perasaannya yang semu dan belum lagi mengenai pertunangannya dengan wanita bernama Adera.

Aku harus tahu apa alasan lebih konkret dia berani melakukan semua itu.

Janin di Rahim ku juga butuh penjelasan.

Jangan sampai dia menyesal telah memiliki Ayah sepertinya.

"Aku mencintaimu sejak awal aku bertemu dirimu. Kamu mukin tidak tahu jika aku memperhatikanmu. Kau menggunakan Kaos longgar dan Celana kumal itu serta sepatu berbahan Karet melamar ke club milik Vello. Masih teringat jelas olehku jika kamu beralasan bekerja malam karena paginya harus menempuh pendidikan di perguruan tinggi alias kuliah, benarkan begitu?" sebelah Alis nya terangkat.

Barra si perayu ulung.

Barra si ekspresif.

Dia pandai memainkan kata hingga membuatku seperti ini, hamil benihnya.

"Ya, tentu. Lalu?"

"Aku hanya terus mengamatimu, melihat dirimu dari sudut yang menenangkan ku. Ditemani segelas Anggur dan pemandangan menggiurkan didepan ku kala itu. Sejak awal aku terpesona dengan dirimu. Kecantikan dan kesederhanaanmu."

Entah apa yang bisa ku katakan kepadanya.

Dia begitu manis. Semanis coklat.

Dia makhluk tampan yang mempesonaku sejak pertemuan awal kami.

"Karena pertunangan itu membuat ku nyaris gila, ku putuskan untuk memilih mu. Aku butuh perempuan yang mau memdampingi ku tapi dengan syarat dia mencintaiku dan aku mencintai nya. Itulah mengapa keyakinan ku membuat mu jatuh cinta tidak akan sulit. Diriku pun tidak sulit ketika harus menyukai dirimu. Karena kau telah merebut hatiku sejak awal."

Terlepas benar atau tidak apa yang dikatakannya, aku tidak begitu ingin tahu.

Sebenarnya, aku hanya ingin dia mengungkapkan segalanya.

Meski tidak seratus persen tidak apa-apa.

Yang penting sekarang aku bahagia. Dia bahagia.

Kami akan berbahagia karena sebentar lagi status kami akan berubah.

Kami akan menjadi orang tua.

Yang tentunya orang tua yang baik untuk anak kami nanti.

Semoga Tuhan memberkati.

One Night with Mr. Barra (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang