.¥. Itachi-nii

780 39 3
                                    

Hari ini adalah hari yang cerah untuk memulai aktivitas. Sayup-sayup, terdengar suara angin yang berhembus. Membelai setiap helai dedaunan yang tersusun rapi, pada ranting-ranting pohon.

Tak ayal suara burung pun, ikut meramaikan suasana pagi ini.
Sinar mentari pagi dengan malu-malu, menyapa seorang gadis yang masih bergelut dalam selimutnya yang hangat itu.

Sang gadis menghiraukan mentari yang melesat masuk, melewati celah gorden yang tersikap. Hingga jam yang berada di nakas sebelah tempat tidur berbunyi.

"Kringgggg~,Kringgggg." Alarm terus berbunyi,"Kringggg~,Kri-"

Hingga sebuah tangan menghentikan suara tersebut, sebelum menganggu orang lain karena suaranya yang nyaring.

Sakura mulai mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kamarnya. Ia mulai bangkit dari tempat tidur, dan mendudukan diri di ujung kasur.

Melihat kearah jam, yang ternyata masih menunjukan pukul 07.00 pagi.

Walau sebenarnya, jam kuliah yang Sakura punya dimulai pukul 09.30. Terlalu pagi memang, bangun di jam segini.

Tapi inilah hidup, lagi pula Sakura adalah gadis dewasa. Ia harus bisa mandiri dalam menjalani kehidupannya.

Sakura hampir saja terlelap kembali, jika ibunya tidak meneriakinya dari bawah,"Sakura apa kau sudah bangun?!" Ia berjalan keluar kamar sambil menepuk-nepuk wajahnya.

Sakura merasa Gravitasi tempat tidur lebih besar, dari pada Gravitasi bumi,"jika saja hari ini libur, Kami-sama... Kenapa hari ini aku sangat mengantuk?"

Sakura menemui ibunya yang berada di dapur, yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Mebuki yang melihat putrinya, yang sedang berjalan sambil sesekali menguap karena kantuk terkekeh.

"Ada apa denganmu Sakura? Kau terlihat tidak bersemangat pagi ini." Ucap Mebuki sambil menyusap wajah Sakura, yang sudah mendudukan diri di bangku.

Sakura kembali menutup mulutnya karena menguap,"Entahlah Kaa-san, Saku sangat mengantuk pagi ini."

"lebih baik kau segera mandi, agar tidak mengantuk lagi Saku." Kata Mebuki, sambil mencuci tangannya.

"Baik Kaa-san, oh iya... Dimana Otou-san?" Sambil beranjak dari tempatnya menuju ke kamar, karena kamar madinya ada di dalam kamar tidur miliknya.

"Entahlah, ia berolahraga dari tadi bersama ji-san mu. Tapi belum kembali," Mebuki kembali mengingat saat Kizhasi dan Guy berjalan kearah taman.'Baiklah kita mulai perjalanan masa muda kita Kizhashi.' Ucapan Guy yang sempat terdengar oleh Mebuki.

"Tentu saja mereka belum kembali, Jii-san pasti akan berpidato tentang semangat masa mudanya itu." Sakura memutar matanya, ia heran kenapa ayahnya bisa sangat betah mendengar ocehan masa muda pamannya itu.

Dan juga Sakura penasaran memangnya saat masih muda, pamannya itu seperti apa. Karena jika mereka tengah berbicara, pasti pamannya akan membawa-bawa semangat masa mudanya dalam setia obrolan.
.
.
.
"Cepat duduk dan habiskan sarapanmu Sakura." Ucap Mebuki saat melihat anaknya, yang sedang menuruni tangga menuju ruang makan.

Kemudian Sakura menempati bangku, yang berada di sebelah ayahnya,"Ohayou..." Sapa Sakura pada kedua orang tuanya.

"Oh iya, kau tidak lupa dengan acara nanti sore kan Sakura?" Tanya Kizhashi, sambil memandang putri sulungnya.

"Uhh... Hampir aku lupa, untung Tou-san mengingatkanku~" Ucap Sakura yang sedang menggaruk tengkuknya, walupun tidak gatal.

Entah mengapa... Terkadang ia suka melupakan hal-hal yang ia ingat. Biasanya Sakura suka menyebutnya dengan hilang ingatan sementara.

Hollow In My HeartWhere stories live. Discover now