#1

1.1K 61 7
                                    

March 20, 2011

Tik... tik.. tik...

Rintik rintik hujan mulai membasahi jalanan kota Seoul. Beribu manusia yang enggan menyapa hujan pun mulai melarikan diri ke tempat yang terlindung. SaeRin namanya, gadis mungil berseragam SMA yang kini tengah berlarian menerobos sang hujan. Yah, walaupun usahanya gagal untuk menembusnya.

"haisshh! Kenapa harus hujan! Harusnya aku membawa payung tadi! Aiisshhh!" gumamnya. Ia mulai menggesek-gesekkan tangannya membuat sedikit kehangatan, sebari menantikan bus yang akan membawanya pulang ke rumah.

SaeRin PoV

Kuedarkan pandangku melihat sekeliling halte, siapa tau mungkin ada sesuatu yang bisa menghangatkan badanku saat ini. Pandanganku tertuju pada seorang pemuda yang menatap langit hujan dengan pakaiannya yang sudah benar-benar basah kuyup.

"heol, dijaman ini masih ada yang menyukai hujan? Haisshh.. apa perduliku" gumamku. Masih dengan kegiatanku mencari sesuatu yang menghangatkan. Tapi nihil. Kuhembuskan napasku kasar sambil mendudukkan diriku ke kursi halte, menunggu kedatangan bus. Kuedarkan pandangku lagi menatap pemuda itu, yang masih tetap dalam posisinya. Menatap hujan. Kutatap dia dengan tatapan apa-yang-orang-itu-lakukan di tengah hujan badai seperti ini, dengan santai berbasah basah ria. Tiba-tiba ia menurunkan pandangannya, dan saat itulah mata kami bertemu. Beberapa sekon lama aku menatap mata hazelnya. Lalu cepat-cepat kualihkan pandangku.

Kulit bak porselen, tubuh tegap, tinggi semampai, mata elang, hidung yang menjulang. Benar-benar tampan. Aku pikir dia utusan dari kayangan yang mengurus keperluan bumi. Atau dia peri hujan? Malaikat? Singkirkan pemikiran bodohmu itu SaeRin. Ekor mataku, masih tetap mencuri-curi pandangnya. Ia berjalan kearahku, bukan, kearah halte. Mungkin ia menantikan bus juga.

Tap..

Tap..

Tap..

Ia semakin mendekat kearahku. Lalu. Duduk. Tepat. Disampingku. God, you're the best. Jantungku mulai tak karuan merasakan badannya yang basah kuyup itu. Oh, apa yang kau pikiran SaeRin. Ah, benar-benar canggung duduk bersebelahan dengan pria ini. Hanya ada suara rintik hujan yang menemani kesunyian halte bus ini, yang bahkan hanya ada kami berdua.

Ckiiiiittttt.. bussshhhh..

Hingga bus memisahkan waktu berdua kita. Oh. Terlalu dramatis Cho SaeRin.



April 06, 2011

"SaeRin-ah!"

"Aah, HaeSon-ah wae?"

"Kau mau pulang? Mau pulang bersama? Hari ini KyungSoo ada rapat, jadi aku pulang sendiri"

"isshh, kau ini. Saat tidak ada KyungSoo saja baru menemuiku"

"hehe mian, kau tau? Kami sedang kasmaran, jadi kau taulah"

"isshhh"

"yaaaa!!! Jangan tinggalkan akuu"

Tak kuperdulikan teriakan-teriakan temanku satu itu yang benar-benar membuat telingaku hampir kehilangan fungsinya. Aku terus berjalan menuju halte tempat biasa aku menantikan bus, dan melihatnya. Ya, sudah hampir seminggu ini aku diam-diam memperhatikannya. Melihatnya basah kuyup oleh air hujan atau melihatnya memejamkan mata sambil mendengarkan lagu dari Ipodnya.

Braaasssss...

"Wuahh! Untung saja kita sudah sampai di halte. Kalau tidak bla bla bla..." tepat, suara melengking yang mulai mencicit yang tak lain bukan milik sahabatku itu-HaeSon- mulai mengudara. Kuabaikan dia, lalu mulai memindai satu persatu halte ini hingga. Binggo. Menemukan dirinya, menatap langit, membiarkan hujan mengguyur tubuhnya. Kusunggingkan sedikit senyumku. Menyalurkan kebahagiaanku, walau hanya menatapnya. Bahkan 1 detikpun.

Rainy DayWhere stories live. Discover now