6

1.4K 158 18
                                    

Shiraishi Kaede

Jarum jam di dinding kamarku sudah menunjukan pukul 01.00. Dan aku bertanya-tanya, mengapa aku masih terjaga seperti ini. Aku sudah bekerja sejak pagi hingga malam, ditambah lagi dengan membawa beban rasa bersalahku pada Sho, juga kedatangan Shuhei yang terlalu tiba-tiba. Harusnya rasa lelah di tubuhku ini bisa membuatku terkantuk hingga tertidur. Tapi aku sama sekali tidak bisa memejamkan mataku.

Ucapan Shuhei yang sangat mengejutkanku lah yang membuatku tidak bisa memejamkan mata. Aku ingat dengan jelas, bagaimana dia mengatakan hal itu dengan suara penuh ketenangan namun tetap ada nada khawatir dan kecewa di saat yang sama.

'Kau luar biasa Kaede. Kau bisa mengalahkan perasaanmu hanya karena rasa bersalahmu pada Sho. Berbeda denganku. Aku tidak bisa mengalahkan perasaanku untuk balas dendam padamu setelah kematian Maki. Karena ... Cintaku jauh lebih besar dari rasa benciku padamu'

Jujur saja. Sejak ia mengatakan bahwa cintanya padaku hanyalah pura-pura dan bagian dari rencana, aku tidak pernah mempercayai ucapannya lagi. Bahkan ketika ia mengatakan kebenaran tentang isi hatinya, aku masih tidak mempercayainya. Namun entah mengapa, kata-kata yang ia ucapkan sebelum dia pergi benar-benar membuatku goyah. Aku mempercayai itu. Sekalipun dia mengatakannya dibalik punggungku dan tidak menatap langsung pada mataku, aku merasakan kejujuran tertanam di sana.

Aku menyesal mengatakan hal-hal yang menyakiti hatinya. Aku sungguh ingin mempertanyakan kejujuran itu, namun terlambat ... ketika aku berbalik, Shuhei sudah pergi.

"Ternyata bukan hanya aku yang terbebani dengan perasaan itu. Shuhei ... Jika kau benar mencintaiku, mungkin kau jauh lebih terbebani lebih dari diriku" gumamku

Bagaimana kau bisa mempertahankan semua itu. Ketika di satu sisi kau membenciku, dan fi sisi lain kau mencintaiku

'Cintaku jauh lebih besar dari rasa benciku padamu'. Kalimat itu sungguh menjadi senjata untuk menggoyahkan perasaanku. Aku tidak pernah memikirkan perasaan Shuhei padaku selama ini, karena aku tidak tau tentang kebenaran dihatinya. Aku hanya tidak habis untuk memikirkannya, bagaimana Shuhei dapat menginjak harga dirinya sendiri. Kebenciannya dikalahkan oleh cintanya padaku.

Aku pikir ... bukan aku yang luar biasa, Shuhei. Tapi dirimu !

"Jadi .. Kau bukan ingin membunuhku. Kau bukan tidak bisa membunuhku. Kau hanya tidak mampu membunuh perasaanmu padaku. Tapi bodohnya, aku yang telah berkali-kali menikam cinta itu"

Maafkan aku Shuhei ....

***

Akiyama Shuhei

Jendela di kamarku terbuka begitu saja, memberikan celah untuk sinar matahari masuk ke dalam. Aku bertanya-tanya, mengapa sinar matahari dapat masuk begitu saja ? Dan bagaimana jendela itu bisa terbuka ? Aku bahkan tidak mengingat jika aku membukannya pagi ini. Bagaimana aku bisa membukannya, aku bahkan belum beranjak dari tempatku sejak aku pulang dari rumah Kaede.

Ketika aku sampai di rumah tadi malam, aku hanya ingat kakak membuka pintu untukku dan mulai menceramahiku lagi. Lalu aku melangkah untuk masuk ke kamarku. Menutup pintu. Menguncinya dan terkulai lemas sambil bersandar di depan pintu. Aku tidak tidur. Aku tidak bisa memejamkan mataku, aku hanya terus menatap kosong ke arah jendela kamar, yang ternyata masih terbuka.

Ucapan Kaede yang begitu tegas dan mengganggu pikiranku terus menerus seperti kaset kusut yang tidak bisa diperbaiki. Aku tau dia bersalah, bertanggung jawab dan merasa menyesal dengan kelumpuhan Sho, tapi aku tidak pernah tau bahwa dia memiliki keberanian untuk melawanku hanya untuk seorang Kazuya Sho.

Someone Behind You [Part III Of Mysterious Killer]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang