AIR*1

23.3K 1.2K 127
                                    

Bug!

"Aw ...," pekik seorang gadis remaja yang baru saja terjatuh dari atas ranjang.

"Prilly, kamu kenapa glongsoran di bawah?" tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.

"Mami ... sakit." Gadis yang di panggil Prilly itu berdiri mengusap-usap pantatnya.

"Mimpi apaan sih bisa terguling di lantai begitu?" Wanita itu berjalan menyibak gorden kamar yang bernuansa biru laut terang.

"Mimpi di basis korsa sama kakak senior Mami," rengekan manja Prilly memeluk maminya.

"Ya sudah, sana sekarang kamu mandi. Papi sudah menunggu di bawah."

Prilly berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Wanita paruh baya itu tersenyum sangat manis melihat anak gadisnya yang dulu masih kecil, kini sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang cantik dan mandiri.

"Nyonya Puspa, ini PDH Non Prilly." Seorang ART masuk membawakan PDH biru laut lengkap dengan atributnya.

"Terimakasih Bi, gantung saja di lemari situ," perintah Puspa wanita dengan paras cantik diusianya yang tak lagi muda.

"Baik Nyonya." ART itu menggantung PDH kebanggaan Prilly sebagai seorang taruni di salah satu perguruan tinggi maritim.

ART itu keluar meninggalkan Puspa yang sibuk membereskan tempat tidur putri pertamanya.

"Prilly, Mami keluar ya? Mami tunggu di bawah. Buruan, kamu nanti diantar Papi ke kampusnya." Puspa sedikit mengeraskan suaranya agar Prilly di dalam kamar mandi dapat mendengarkannya.

"Iya Mi," balas Prilly.

Puspa keluar meninggalkan kamar Prilly. Tak berapa lama, akhirnya Prilly keluar dari kamar mandi. Melihat PDH-nya sudah siap tergantung di lemari, langsung dia mengenakannya. Prilly melihat dirinya di depan kaca. Memperhatikan penampilannya saat memakai seragam, seperti ada rasa kebanggaan tersendiri pada dirinya.

Sebuah tali koor berbahan nylon bewarna putih melingkar di bahu kanannya. Tali itu menunjukan bahwa dirinya memiliki salah satu jabatan penting di dalam organisasi batalyon yang ada di kampusnya. Ujung tali itu tergantung kuningan berbentuk seperti peluru. Di depan dada kirinya terpasang kuningan wing dan sebelah kanannya terpasang name tag yang bertuliskan 'Prilly Malca Rissa'. Disetiap ujung kerahnya, terdapat jantra berbentuk roda kemudi yang artinya dia mengambil jurusan Nautik.

"Sudah siap," seru Prilly riang pada dirinya sendiri.

Setelah semua lengkap, lalu dia pergi keluar kamar menemui kedua orangtuanya yang sudah menunggu di meja makan bersama adik perempuan semata wayangnya.

"Selamat pagi Mi ... Pi ... Fia," sapa Prilly ceria lalu mencium pipi Puspa, Rendra dan Fia bergantian.

"Selamat pagi Poltir," balas mereka bersama.

Prilly menarik kursi disebelah Puspa, sangat telaten Puspa melayani keluarganya untuk sarapan pagi ini.

"Bagaimana persiapan kamu prala?" tanya Rendra di sela sarapan mereka.

"Sedang cari kapal yang cocok dan memiliki GT yang besar Pi," jelas Prilly.

"Kenapa sih kamu harus ambil pelayaran? Mami sebenarnya berat lepasin kamu. Bayangkan saja anak Mami yang cantik ini terombang ambing di tengah laut." Wajar saja perasaan khawatir seorang ibu memiliki putri yang keras kepala ingin mengambil sekolah pelayaran.

Itu artinya dia harus ikhlas dan rela melepas anaknya untuk mengabdikan diri di perairan yang luas itu.

"Mami mulai lagi deh. Kitakan sudah sering bahas ini."

AIR (Ketika dua air yang berbeda arti disatukan atas nama cinta) KOMPLITWhere stories live. Discover now