BAB 2

101K 5.1K 251
                                    

Selamat membaca!

NARAYA


NARAYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___


Bola mata ku memutar mengedarkan pandangan mencari meja tiga belas. Di tempat ini aku akan bertemu dengan seorang wanita bernama Pinka. Dia mengajak ku bertemu karena ingin menawarkan sesuatu.

Aku tidak tau tawaran apa yang dia maksud, Pinka siapapun aku juga tidak kenal meski namanya terasa tidak asing lagi ku dengar.

Yani bilang Pinka itu wanita manis yang bekerja sebagai pelayan restauran dekat kantor. Aku tidak mengenalnya bahkan sahabat saja bukan, aku tidak tau sama sekali siapa dia apa tujuannya mencari ku dan mengajak ku untuk bertemu.

Dua hari yang lalu Pinka menelepon ku, entah dia tahu dari mana nomor ponsel ku yang jelas ia mengajak untuk bertemu di kafe ini. Dia bilang, dia mendengar obralan ku dengan Yani sahabat sekaligus sekertaris pribadiku beberapa waktu yang lalu oleh karena itu dia kekeh mengajak untuk bertemu.

Dia memang sempat menyinggung masalah obrolan ku dengan Yani mengenai calon suami. Namun aku ragu dengan apa yang Pinka katakan, dia meminta uang yang cukup besar sebagai imbalan atau entah itu bayaran.

700 juta uang yang Pinka minta dan dia berjanji akan menyerahkan laki - laki itu kepada ku. Aku sempat ragu dengan kata - kata Pinka, apa lagi dijaman sekarang ini dimana semua orang sudah cerdas dan pintar, mustahil rasanya ada laki - laki yang mau diperjual belikan oleh wanita seperti Pinka.

Belum jelas siapa yang akan Pinka tawarkan, entah adiknya, sepupu atau temanya. Dia hanya mengatakan tertarik dengan pembicaraan ku dan Yani asalkan ada imbalan yang akan dia dapat.

Aku juga tidak masalah dengan uang yang dia minta sebagai imbalan, asalkan semuanya jelas. Laki - laki itu siapa, asal usulnya dan tentunya mau memilah dengan ku.

Aku mengedarkan pandangan mencari - cari Pinka yang mengatakan bahwa dia sudah menunggu. Setelah melihat nomor meja itu aku berjalan sedikit cepat menghampiri mereka.

Tubuh ku sudah duduk di hadapan Pinka dan seorang lelaki tampan gagah berperawakan kekar dengan rahang terpahat sempurna, tubuhnya kekar dengan hidung mancung, mata coklat pekat dan alis yang sedikit tebal.

Ku lepas kacamata hitam yang sejak tadi masih terpasang sempurna di atas hidung ku, lalu tersenyum singkat kearah mereka berdua.

Aku sempat heran melihat laki - laki yang dudu disebelah Pinka, auranya terasa dingin seakan membatasi diri agar tidak ada yang bisa mengusiknya. Tatapan tajam denga kilatan amarah kekesalan yang sangat terlihat.

"Selamat siang saya Naraya" ujar ku memperkenalkan diri seraya mengalihkan tatapan dari laki - laki itu.

Pinka menatap ku dengan senyuman manis nya, kedua matanya berbinar seakan menyiratkan kebahagiaan. Sementara laki - laki yang ada disebelahnya hanya diam saja dengan wajah datar tanpa senyuman.

Ku Beli Suami MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang