Tidak sesuai harapan

18.5K 1.2K 4
                                    

Key menatap langit langit kamarnya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Key resmi menjadi pacar Cal. Ulang. PACAR CAL!!!

"Haaaahh..." teriak Key.
"Ada apaan dek?!" teriak bang dicky. Kamar dicky memang disebelah kamar Key.

"Gak papa!" jawab Key berteriak.

Tiba tiba hp Key bergetar. Ada telfon dari nomer tidak dikenal.

"Siapa malem malem gini nelfon" batin Key. Key segera mengangkat telfon itu. Siapa tau penting.

"Hallo" ucap seseorang diseberang sana

Key mengerinyit.
"Dimas?" tanya Key memastikan pendengarannya.

"Iya, gue pake hpnya adik gue. Besok gue absen latihan ya Key." ucap Dimas

"Kenapa?" tanya Key

"Gue besok siang mau nganterin adek gue ke suatu tempat." jawab Dimas

Key mengangguk

"Key, jawab elah. Jangan jangan lo cuma ngangguk ya tadi? Kita ini ngobrol via telfon loh Key" ucap Dimas terkekeh geli.

"Hehe, iya gapapa absen sekali" jawab Key. Dia malu.

"Sip, udah dulu ya Key. Good night. Sleep tight" ucap Dimas lembut.

"Too" jawab Key lalu mematikan telfonnya.

"Padahal aku kira tadi Cal yang telfon" batin Key sedih.

•••

Key sudah duduk manis dikelasnya pagi pagi sekali. Dia sangat bersemangat hari ini.

5 menit kemudian. Cal datang..
Bersama Tania.

Key mengerinyit melihat hal itu. "Cal berangkat bareng Tania?" batin Key

Tapi Key berfikir positif. "Mungkin mereka ketemu diparkiran"

Key melihat Cal tertawa lepas bersama Tania saat Tania mengatakan sesuatu pada Cal.

"Cal jarang banget ketawa gitu kalo sama aku"

Cal menuju bangku yang ada di belakang Key. Saat Key menatapnya, Cal hanya meliriknya sekilas.

Key menghela nafas. "Gue beneran pacar nya gak sih?!" jerit Key dalam hati.

Key membalikkan posisi duduknya sehingga berhadapan dengan Cal. Di dalam kelas hanya ada mereka berdua. Tania tadi langsung keluar kelas setelah meletakkan tasnya.

"Cal" panggil Key

"Cal" panggil Key lebih keras karena tidak mendapat respon.

"Hm" jawab Cal akhirnya.

"Morning.." ucap Key ceria.

Cal menatap bingung ke arah Key.

"Semua orang juga tau kalo ini pagi" ucap Cal

"Ish Cal, bales morning too gitu loh! Cal gak asik" Key kesal setengah mati. "Cal ini gak pernah pacaran apa ya!" cibir Key dalam hati

"Hm iya." jawab Cal cuek.

Key melotot mendengar jawaban Cal. Singkat, padat dan nyelekiiittt.

Untung saja Key punya stok kesabaran yang banyak. Cal seperti ini sudah biasa baginya. Malah ini sudah kemajuan pesat. Biasanya Cal tidak menjawab ucapannya.

•••

Key sedang berada di kantin bersama Dinda.

"Key, cengar cengir aja lo!" ucap Dinda sambil melemparkan kacang pada Key

Key tambah tersenyum lebar.
"Fix, lo gila" ucap Dinda tegas.

"Gue jadi pacar Cal." ucap Key.
Dinda langsung mematung dengan mulut terbuka.
Key membiarkan saja dinda seperti itu. Jangankan Dinda, Key saja masih tidak percaya

"Kapan?" tanya dinda setelah menemukan kesadarannya kembali

"Kemarin sore. Tapi din, tadi pagi gue liat Cal berangkat bareng Tania."

"Demi apa?! Wah minta diaduin ke bang dicky nih anak" ucap Dinda berapi api.

Key langsung melotot pada Dinda. Dinda langsung diam.

"Oke oke, gue gak bakalan bilang ke bang dicky" ucap Dinda pelan.

"Semangat Key. Lama kelamaan Cal pasti sadar. Buktinya sekarang aja lo jadi pacarnya. Berarti perjuangan lo selama ini gak sia sia kan?" ucap Dinda

Key tersenyum dan mengangguk. Beruntung sekali Dia memiliki sahabat seperti Dinda

Tanpa sengaja Key melihat ke arah pintu. Disana Cal sedang berjalan masuk bersama Tania. Mereka berjalan sambil mengobrol.

Hati Key mencelos. Sudah dua kali untuk hari ini. Bagaimana dengan hari berikutnya? Apa dia kuat?

"Cal sama Tania serasi banget ya? Kalo mereka jadian pasti jadi best couple deh" ucap seorang cewek yang duduk tak jauh dari Key.

Dinda yang mendengar hal itu langsung mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah belakang tubuhnya. Dia melotot melihat Cal bersama Tania.

Dinda lalu melihat Key yang menatap ke arah Cal dengan mata berkaca-kaca.

Dinda segera bangkit dan menarik tangan Key. Dinda membawa Key ke toilet. Di perjalanan tadi Key sudah menangis. Mukanya sangat berantakan.

Dinda melepaskan tangan Key. Lalu mengambil sapu tangan disakunya. Dinda membasahi sapu tangannya lalu mengusapnya ke wajah Key.

"Kalo ada adegan kaya tadi, lo harus cepet cepet lari. Lo nyakitin diri lo kalo kaya gini" ucap Dinda sambil terus membasuh muka Key dengan pelan.

Dinda sangat menyayangi Key seperti adiknya.

"Lo mesti sabar sampai Cal bilang cinta sama lo. Hubungan lo sama Cal udah ada satu langkah kemajuan. Masa gini aja lo nangis sih?"

Key memeluk Dinda dengan erat. Dinda bener. Harusnya dia sudah kebal dengan semua ini. Bagaimanapun juga dia adalah pacar Cal.

"Masa gini aja gue ajarin sih Key?" ucap Dinda sambil mengusap pelan punggung Key.

Mereka berdua lalu menuju kelas.
Cal melihat Key berjalan memasuki kelas. Matanya masih merah. Cal tadi sempat melihat Key ditarik paksa oleh Dinda. Key menunduk saat itu. Tapi Cal sempat melihat air mata jatuh di pipi Key

"Cengeng" gumam Cal. Key yang mendengar hal itu hanya tersenyum miris. Untung saja dinda tidak mendengarnya



My Love, Mr. SarcasticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang