Simfoni Alam #1

2.3K 59 7
                                    

Temukan karya saya yang lain di Google Play

Temukan karya saya yang lain di Google Play

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Sebuah jeep hitam melaju membelah jalan berhotmik. Kendaraan itu dikemudikan seorang lelaki berambut gondrong, berpakaian kasual. Salah satu telinganya ditindik. Di sampingnya seorang perempuan bermata sipit, berkulit putih, rambut panjang sebahu.

Kendaraan itu berhenti sejenak di sebuah jembatan. Melihat pemandangan dari jembatan itu sungguh memanjakan mata. Sebuah sungai lebar mengalir dan bermuara di Pantai Pamayangsari.

Lelaki itu keluar dari mobil. Dia berdiri di tepi jembatan yang konstruksinya gagah dengan besi-besi. Dia menyaksikan beningnya air sungai. Terlihat ikan-ikan berukuran sedang berenang dengan bebasnya. Di bagian sungai yang agak jauh, mendekati muaranya, terlihat perahu sampan biru mengambang, terombang-ambing oleh riak kecil sungai.

Sementara si perempuan itu tidak keluar. Dia memandangi punggung lelaki itu. Perempuan itu malas keluar dan ingin segera melanjutkan wisatanya.

"Ayo lanjutin, jangan kelamaan di sini," teriak perempuan itu dengan nada masam.

Lelaki gondrong itu kembali ke mobil. Setelah duduk dan siap mengemudikan kendaraanya, dia tidak langsung menyalakan mesin.

"Kok diam," perempuan itu merasa aneh.

Lelaki itu menatap perempuan di sampingnya dengan lama.

"Kamu jangan marah terus, dong, Yang. Dalam suasana seperti ini, harusnya kita makin romantis."

"Preet! Romantis apaan? Ayo jalan."

"Aku nggak akan jalan, sebelum kamu tersenyum," ucap lelaki itu seraya meraih tangan lembut perempuan itu.

"Apaan sih?" ucap perempuan itu sambil menghempas pegangan tangan lelaki itu, "sekali lagi kamu pegang-pegang, gue bakalan keluar dari mobil ini."

"Duuh galaknya bukan main. Cuma pegang tangan ini kok, apalagi kalau ..."

"Kalau apa?"

"Kalau minta cium..."

"Whaat? Craazy! Goblog! Lu pikir gue cewek apaan?" ucap perempuan itu sambil keluar membanting pintu mobil.

Lelaki itu keluar menahan gadis itu agar tidak pergi. Dia meminta maaf dan meminta gadis itu agar masuk lagi ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Setelah dirayu, gadis itu akhirnya mau.

"Awas, kalau lu ulangi ngegombal dan ngerayu-rayu gue dengan gaya murahan kayak gitu," ucap gadis itu ketika duduk di dalam mobil. Mobil pun melaju.

"Baik, Nona Galak. Walau pun galak kamu tetap manis, dan itu yang membuat aku cinta padamu."

"Tuh kan, kamu mulai lagi," ucap gadis itu sambil memukul tangan lelaki itu.

"Aduh... aduh... Maaf," lelaki itu berusaha menghindari pukulan.

Meretas AwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang