RAKA ● 01

37.9K 1.7K 12
                                    

II. MENGANTAR PULANG

Aku masih setia menunggu supir ku menjemput. Pemandangan diwarung Bi mae sangat ribut mungkin karena Raka dan teman-temannya memang sedang berada disana.

Buat kalian yang ngga tau warung Bi Mae aku kasih tau ya. Warung bi Mae itu tempat kumpulannya anak geng Raka yang bisa dikategorikan nakal.

Ku lihat dari kejauhan Raka sedang menyebrang,berjalan mendekat kearahku "Masih belom pulang?" Tegurnya saat sudah berada didepanku. Aku menggeleng perlahan.

"Yaudah bareng sama gue aja kali"katanya. Kalau aku pulang bareng dengannya kasihan sipirku. Aku jadi ingat saat SMP dulu supirku menungguku disekolah sampai malam. Padahal aku sudah pulang duluan.

"Ngg...Makasih deh"Tolakku halus. Raka tersenyum entah kenapa pria ini sangat manis ketika tersenyum. Walaupun terdiam dia juga manis ckckck.

"Gue temenin lo nunggu deh" Tawarnya. Aku mengangguk toh dia hanya menemaniku menunggu, apa salahnya?.

Raka terdiam sepertinya ada sesuatu yang pria ini fikirkan walaupun aku sebenernya ngga tau itu apa.

"Lo suka ngga sama cowo perokok dan suka nongkrong malem?" Tanyanya. Pertanyaan yang membuatku geli sendiri.

"Hm..Gue ngga tau deh Ka,soalnya abang dan Ayah gue sendiri ngga pernah merokok" Jelasku dia hanya manggut-manggut.

"Semoga aja lo suka hehehehe"Katanya diiringi dengan kekehan kecilnya.

Dia mengeluarkan sebatang rokok dan membakarnya dengan pemantik api. Sumpah Ini orang ngga takut apa ya kalo ada guru yang liat.

"Lo ngga takut?entar guru ada yang liat"Kataku gelagapan.

Raka menggeleng "Udah biasa Naf. Udah kebal denger celotehan guru. Udah biasa kena skorsing" Asap keluar Dari mulutnya .

"Sorry kalo lo kurang nyaman sama asep kaya gini"Katanya. Yang kemudian membuang puntung rokoknya "Gue bukan anak baik-baik mana mungkin lo mau bertemen sama gue ya"

Sumpah. Ni anak ngomong apaan sih,tiba-tiba ngerendah kaya gini.

"Nyantai aja kali. Gue bertemen sama siapa aja kok" Aku mengulum senyumku. Raka mengangguk dan kembali tersenyum.

"Kenapa lo harus nakal?" Tanyaku kepada Raka. Pertanyaan bodoh serius deh.

Raka terdiam sebentar sepertinya pria ini sedang memikirkan jawabnnya "Kebutuhan hidup" Jawabnya singkat

Aku mengerutkan keningku bingung. Apa yang dimaksud 'kebutuhan hidup' emangnya tanpa sikap nakal dia ngga bisa hidup?.

"Gini deh. Kalo lo jadi anak baik lo bakalan lemah. Lo ngga bisa ngelawan . Harga diri lo bakalan diinjek-injek. Lo harus punya rasa nakal dalam hidup lo biar orang ngga anggep lo lemah. Serius deh" Jelas Raka. Aku terdiam jawabannya memang sangat masuk dilogika "lo juga harus punya rasa nakal dalam diri lo sendiri. Biar cowo ngga Nginjek-nginjek harga diri lo"

"Bener juga sih ya hahaha"Kataku disambung dengan tawa. Ngga kerasa udah hampir 20 menit aku dan Raka menunggu supirku. 16:30 Sudah terlihat dijam Tanganku.

"Udah sore nih,supir lo beneran bakalan dateng?"Tanya Raka yang lalu memainkan pemantiknya. Seperti sudah menjadi kebiasaan.

"Dateng kok,mungkin nyasar biasakan baru pindah keBandung belum terbiasa" Jawabku.

"CHAND!!"Teriak Seorang pria yang berlari mendekat ke Raka. Penampilannya memang tampan meski lebih berkarisma Raka.

"Apa han?" Kata Raka. Raihan atau Rehan siapun namanya dia salah satu Teman Raka satu geng juga.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang