Extra Chapter

8.6K 488 142
                                    

2,5 tahun kemudian

Beberapa tahun setelah kejadian menyedihkan itu, Mike masih tetap setia dengan kesendiriannya. Mike juga masih sering mengunjungi makam Tessya. Dari saat itu, Kessya dan juga Mike menjadi lebih dekat. Terbukti saat mereka sedang berada di cafe untuk makan siang.

"Hoi, gue mau ngasi diary milik Tessya ke elo. Sorry, gue ngaret lama. Maunya gue ngasi ini waktu lo wisuda minggu lalu. Tapi ga keburu, jadi sekarang aja ya gue kasinya. Karena menurut gue, lo berhak tau gimana perasaan Tessya. Dan lo bisa ngelupain kakak gue, dengan perasaan lega."

Mike hanya tersenyum tipis lalu mengambil diary yang disodorkan Kessya. Ternyata Tessya suka dengan hal berbau diary. Dia orangnya sulit untuk ditebak.

"Makasih, Key. Nanti, pasti gue baca. Em, hubungan lo sama Calvin sekarang gimana?"

Ya, memang Kessya dan Calvin resmi berpacaran sejak setahun yang lalu, tepat saat kepulangan Calvin ke Indonesia. Awalnya mereka dijodohin paksa, tapi Kessya bilang untuk mencoba pacaran lebih dulu sebelum ke jenjang pertunangan ataupun pernikahan. Sejak Tessya meninggal, Kessya memutuskan kembali kuliah di Indonesia.

"Ya, biasa aja. Gitu-gitu doang. Kan, Calvin sebenernya cinta sama Tessya, bukan gue. Semenjak Tessya pergi, dia jadi lebih dingin ke cewek. Gue malah ngerasa dia banding-bandingin gue sama Tessya. Padahal gue ga suka dibandingin. Gue mau jadi diri gue sendiri. Gue ya gue, Tessya ya Tessya. Tapi ya sekarang udah mulai baik dan em-perhatian kok ke gue."

"Terus lo gimana? Masih tetep setia sama kakak gue? Mau sampai kapan lo jomblo merana gini? Dia udah bahagia di sana. Kakak gue udah tenang. Dan lo juga harus bahagia. Kematian dia bukan salah lo. Kalau lo masih sedih, Tessya juga bakalan sedih. Atau lo mau gue kenalin ke temen-temen gue yang masih lajang? Lo keren, kok. Banget malah. Makanya Tessya kesemsem. Tapi, kalau jomblo apa gunanya? Kalau gue ga inget sama Tessya, udah gue embat lo lebih dulu," kata Kessya dengan tampang godain-aku-dong-bang. Ditambah dengan kedipin mata mengandung makna abang-sini-sama-tante.

Mike tertawa kecil. Tak bisa dipungkiri, dia merasa bangga. Karena dia adalah laki-laki pertama sekaligus terakhir di hati Tessya.

"Oh, jadi lo gitu. Dulu aja lo yang ngejar-ngejar gue. Eh, sekarang malah mau selingkuh dan nikung saudara sendiri?"

Calvin tiba-tiba muncul dan menjepit hidung Kessya gemas. Lalu mengacak rambutnya lembut sambil tersenyum sangat manis. Kekasihnya itu kalau bicara kadang memang frontal abis. Tapi, di mata orang, mereka sungguh pasangan yang romantis.

"Hehe, enggak kok, Vin. Gue cuma bercanda. Ya udah pulang, yuk. Bye, Mike."

Kessya dan Calvin meninggalkan cafe. Calvin memang pantas untuk Kessya. Kessya juga pantas untuk Calvin. Sangat serasi. Mike memutuskan untuk membaca diary Tessya di cafe ini.

Dear diary,
Hai, first page. Aku Viola Tessya. Aku adalah merk cewek yang belum pernah jatuh cinta sama sekali, bahkan sampe kuliah saat ini. Tapi belakangan ini, aku ngerasa ada yang aneh dengan diriku. Otakku selalu membayangkan tentang dia, cowok gay di kampusku. Dia bisa membuatku merasa penasaran dan ingin mencari tau lebih jauh lagi. Aku harus mengembalikan dia menjadi normal lagi. Itu prioritasku.

Dear diary,
Second page. Kenapa dia ga bisa ngilang dari pikiranku? Kenapa juga aku merasa sedih waktu dia nunjukin kebenciannya di depanku? Sahabatku suka sama dia, tapi sebagian dari hatiku merasa tidak rela. Aku tau kalau aku ngga boleh egois. Tapi aku ngga bisa menghapus dia dari pikiranku begitu saja.

Mike tersenyum lebar bahkan sangat lebar, persis seperti orang gila. Setelah mengetahui Tessya yang labil dan cemburu karenanya.

Dear diary,
Third page. Aku ngga nyangka, kenapa Claudya nyangkanya kalau aku punya perasaan lebih ke Mike? Aku masih labil. Aku ngga tau perasaan ini bisa dibilang apa. Cinta? Begini rasanya jatuh cinta?

Fakers Gonna Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang