Chapter 8

5K 508 26
                                    

"Lo lagi jatuh cinta," mantap Gladys.

Setelah aku menceritakan padanya secara panjang lebar, dia langsung menyimpulkan jika aku sedang jatuh cinta.

"Siapa cowok ketiban sial yang lo cinta itu? Duh, kasian amat ya, dia."

"Kurang ajar. Tu cowo malah beruntung kali seharusnya, ye. Tapi, gue ga yakin kalau gue cinta sama dia."

"Ya udah, mending biarin aja ngalir, gimana ke depannya serahin ke Tuhan aja. Tapi, kalau lo selalu ngerasain perasaan aneh setiap deket dia, lo bilang ke gue. Btw, dia itu siapa, sih?"

"Nanti juga lo bakal tau. Gue masih belum yakin seratus persen."

"Serah lo aja, deh."

Ting nong ting nong

"Tessya! Tessyayang! Tessya sayang!" teriak seseorang yang tadi memencet bel rumahku.

"Siapa tuh, Sya?" Tanya Gladys.

"Kayaknya gue tau dia siapa," jawabku singkat lalu turun ke bawah.

Aku membuka pintu utama di rumahku. "Tumben lo beretika memencet bel sebelum bertamu ke rumah gue, biasanya juga langsung nyelonong gitu aja."

"Ye, gue kan alim, sopan nan santun." Setelah menjawab, Claudya menaiki tangga menuju kamarku. Alim ndasmu.

"ANJIR, LO SIAPA?!" Ini suara Claudya.

"ELO YANG SIAPA, HAH?! MANA TESSYA, LO APAIN DIA?!" Nah, yang ini Gladys.

Dasar, tu anak dua emang bikin ribet. Udah gitu pada hiperbola lagi. Aku berjalan menuju kamarku. Aura di sini terasa mencekam. Panas meraja rela.

"Apaan, sih? Lebay amat lu berdua. Gladys, kenalin ini Claudya tetangga sekaligus temen gue. Claudya, kenalin dia Gladys temen gue di kampus," ucapku sembari memperkenalkan mereka berdua yang memang awalnya tidak saling kenal.

Mereka hanya saling memandang tanpa ada yang berniat memutuskan kontak mata. Terlihat jelas pancaran permusuhan di kedua manik mata insan jadi-jadian itu.

"Ya udah, kalau kalian ga mau kenalan. Gelap. Clau, ngapa lo ke sini?"

"Gue cuma mau ngingetin tentang janji lo empat hari lagi," jawab Claudya yang pandangannya masih terfokus pada Gladys.

"APA LO LIAT-LIAT, HA?!" Bentak Gladys pada Claudya.

"IDIH, SIAPA JUGA YANG NGELIATIN LO? CEWE SOK CANTIK TAPI EMANG CANTIK, SIH. DIKIT."

"Ini yang waras di sini kayaknya cuma gue aja, deh," kataku pasrah.

"Sya, sejak kapan lo punya temen kampus kayak dia? Dih, ga banget. Songong pula."

"Harusnya gue yang tanya begok. Sejak kapan sih Tessya punya tetangga absurd kayak lo? Mana alay lagi."

"Lo tu yang alay. Ew, bisul anoa, lo."

"Mending alay daripada lo jablay akut. Dasar ketek onta. Paling lo dibeli goceng dapet 10."

"Oke, stop. Sebaiknya lo berdua pulang, deh. Ntar yang ada tawuran lagi di kamar gue. Kalian BBM gue aja nanti. Emang susah ya jadi orang penting."

Heran, deh. Mereka baru pertama kali ketemu tapi udah saling ga suka aja.

***

Author's POV

Empat hari berlalu. Universitas tempat Tessya menimba ilmu, mendadak gempar karena kedatangan mahasiswi baru. Dengar-dengar dia memiliki paras yang cantik dan anggun. Siswi baru itu bersama dengan salah satu siswi lama, yaitu Tessya.

"Nak Claudya, kamu sudah mulai ngampus hari ini. Nanti Tessya yang akan mengantarmu ke ruangan."

Perintah halus dari salah satu dosen yang biasa mengurus mahasiswa pindahan, membuat Tessya menghela nafas. Baginya itu sangat merepotkan, terlebih banyak pria hidung belang yang berusaha menarik sensasi dan perhatian dari Claudya.

"Muka lo kenapa, sih? Ga ikhlas banget baru gue pindah ke sini," tanya Claudya setelah mereka keluar dari ruangan dosen.

Tessya masih bergeming dan terus berjalan beriringan dengan Claudya.

"Piwit! Cuit cuit!"

"Cewek, sini dong. Biar abang godain."

"Wah, ada cewek cantik, nih. Kasian kalau kita anggurin."

"Woi Tessya! Kenalin tuh cewe ke gue, dong."

Dan masih banyak lagi godaan-godaan yang para mahasiswa tunjukan (pastinya) ke Claudya.

Hari-hari terus berlalu. Sekarang Tessya, Gladys, dan juga Claudya sedang berada di kantin kampus. Ya, mereka bertiga memang sering bersama, walaupun Gladys dan juga Claudya masih tak memancarkan aura persahabatan.

"Ikut gue sekarang," kata salah seorang cowok secara tiba-tiba--Mike-- sambil menarik paksa tangan Tessya.

Semua orang di kantin memperhatikan mereka. Pemandangan atau lebih tepatnya sinetron yang tidak pernah mereka saksikan sebelumnya. Mike, seorang gay menarik tangan seorang perempuan. Gladys dan Claudya pun sama terkejutnya. Terutama Claudya yang merasa iri dengan Tessya.

***

Maafkan, ya, kalau tiap partnya pendek. Selamat membaca^^

justmoveon_

Fakers Gonna Fake Where stories live. Discover now