Part 4 *GPS*

3.2K 440 33
                                    

#Choi Da Eun POV#

Matanya melihatku dengan sangat detil. Karena aku dapat melihat manik matanya yang bergerak kesana kemari di sekitar wajahku.

"Choi Da Eun,"

"Apa kau,"

"Vampire?"

Aku menelan ludah. Segera menyadarkan pikiranku dari tatapan lelaki tampan di depanku ini.

"Annigeodenyo!" aku menjawabnya.

"Anniji? Haha.. Ah~~ Na michyeonabwa jinjja" dia berbicara dan tertawa seorang diri sambil menghindari tatapanku.

"Pasti anda mendengarnya dari karyawan lain kan? Tentu saja, bagaimana bisa seorang ketua karyawan tidak bisa tidak mengetahui hal itu"

"Jigeum mworago haesseo? Ketua karyawan?"

"Geurae! Aku bisa menebak anda adalah ketua karyawan dengan sekali lihat. Waeyo? Anda kira sajangnim sendiri yang akan turun tangan untuk mengawasi karyawan yang banyaknya ratusan?" aku bertanya.

Dia diam tidak bersuara. Tapi dia menatapku tajam.

"Bisa ku pinjam ponselmu sebentar?" dia bertanya.

"Na handeupon eobseoyo" aku menjawab sambil menepuk-nepuk semua saku.

"Cham! Bagaimana bisa seorang gadis cantik sepertimu tidak memiliki ponsel?"

Anni. Aku sudah mendengar "cantik" dari mulutnya entah berapa kali hari ini. Sehingga membuat diriku sendiri terdiam dengan sendirinya. Seolah-olah, aku telah dikendalikan oleh makhluk astral.

"Waeyo?" aku bertanya.

"Aku tersesat"

Aku tertawa. Orang korea tersesat di negaranya sendiri. Ini benar-benar kejadian langka.

"Lalu kenapa harus meminjam ponsel denganku?"

"Karena jam segini sudah tidak ada taksi dan bus lagi" jawabnya.

Aku terdiam seribu bahasa. Dia bisa menjawab semua pertanyaanku dalam satu detik tanpa berfikir.

"Kau tahu arah ke apartemen Dae Han kan?" sekarang giliran dia yang bertanya.

Aku mengangguk pelan. Bagaimanapun aku harus tetap bersikap sopan terhadap atasan sendiri.

"Kalau begitu, aku tidak perlu ponsel lagi" ucapnya.

"Ne?"

"Karena kau sudah menjadi GPS ku"

#Jeon Jungkook POV#

Apa ini bagian dari pendekatan? Yah, kalian bisa bilang begitu. Entahlah, aku hanya tertarik dengan  kecantikannya. Dia memasuki mobilku dengan wajah terpaksa. Aku menghidupkan mesin dan segera menginjak pedal gas.

"Choesonghaeyo. Aku tahu aku keterlaluan untuk menyuruhmu menjadi GPS ku di tengah malam begini" aku membuka pembicaraan.

Dia masih memakai tas selempangnya yang penuh sehingga terlihat menggembung.

"Gwenchanayo.. Aku suka malam hari" jawabnya.

Aku memutar kemudi ke kiri atas perintahnya.

"Waeyo?" aku menanyainya.

Dia tersenyum, menyeringai lebar tanpa melihatku. Jika kalian menyetir dengan gadis cantik di sebelah kalian, aku sarankan untuk hati-hati. Bisa saja kalian kecelakaan karenanya.

"Aku punya banyak alasan untuk menyukai malam hari" dia berkata sambil memain-mainkan benang tasnya yang tertanggal.

"Aku tidak begitu menyukai malam hari" ujarku melihatnya sebentar sebelum akhirnya berbelok ke kiri lagi.

Sekarang giliran dia yang menanyaiku sebabnya.

"Aku tidak suka gelap" aku menjawabnya.

"Da Eun ssi tahu achluophobia kan?" aku melanjutkan.

"Ketakutan akan kegelapan? Anda mempunyai penyakit semacam itu?"

Aku mengangguk.

"Cukup memalukan, benarkan? Maksudku, pria yang sudah dewasa ini masih takut dengan gelap. Tidak masuk di logika" ujarku dengan sedikit senyuman dan akhirnya menginjak pedal rem untuk berhenti di lampu merah.

"Apa Da Eun ssi mengidap phengophobia (ketakutan akan siang hari atau matahari)?" aku bertanya.

"Uhm.. Jika aku menjawabmu, rahasiaku akan terbongkar" dia menjawab, menundukkan kepalanya agak ke bawah.

"Oh, sepertinya aku bertanya terlalu jauh. Mianhaeyo"

Dia melambai-lambaikan tangannya ke kanan dan kiri, mempertandakan itu baik-baik saja.

"Gwenchanayo"

Setelah itu kami diam. Tidak ada lagi topik yang bisa dibicarakan.

"Matta, untuk seragam tadi. Gamsahamnida" ujarnya.

"Ne" aku menjawabnya.

"Da Eun ssi cocok kok dengan seragam mall kami" lanjutku.

"Mall kami?"

Uh ow.. Aku keceplosan.

"Anni, maksudku mall kita semua" aku membenarkan.

Dia tersenyum lagi. Setelah itu kami berhenti tepat di basement apartemen Dae Han. Aku membuka pintu mobil diikuti olehnya. Aku berjalan ke dalam tetapi dia menahanku dengan menarik bajuku sedikit.

"Jeogiyo.. Apa anda tidak mengantarku pulang?" dia bertanya.

Aku memukul dahiku dengan agak keras sehingga aku harus menahan rasa sakit di depannya.

Kenapa aku bisa lupa dengan hal itu? Jika aku sudah membawanya kesini, itu artinya dia juga tidak bisa pulang ke rumahnya.

"Bagaimana kalau menyewa apartemen disini?" aku bertanya.

"Aku tidak punya uang sebanyak itu"

"Aku yang akan menyewanya"

"Annieyo" dia menjawabku dalam sedetik, membuatku kehilangan ide.

"Kau akan menghabiskan uangmu untuk itu. Aku akan mencoba mencari taksi" ujarnya.

"Kalau tidak ada lagi bagaimana?"

"Jalan kaki"

Dia membungkukkan badannya dan berjalan pergi meninggalkanku. Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Mengetuk-ngetukkan sepatuku di lantai basement sambil berfikir keras. Aku berlari sedikit untuk mengejarnya.

"Da Eun ssi" aku memanggilnya.

"Bagaimana kalau bermalam di apartemenku?"

A.N

Annyeong reader.. ^^

Baru sempat ngepost hari ini.. Hehe

Jejaknya ya tolong..

Author butuh banyak vomment.. XD

Jangan kecewa sama fanfic ini karena part berikutnya bakalan lebih seru nantinya..

Ohya, author mau rekomendasikan fanfic bagus nih. Judulnya Miss Right dari akun ahnhyunrin_99

Baca juga fanfic nya yang lain. All about BTS kok..

Gamsahamnida ^

Vampire Disease (Jungkook BTS FanFiction)Where stories live. Discover now