Chapter 15 - Past [Zebel]

Start from the beginning
                                    

Bus yang kami naiki tiba-tiba seperti menabrak sesuatu. Teman-teman yang tadinya bersenang senang, kini berteriak takut. Bu guru yang berada di depan, dengan cepat berlari ke depan, melihat dan bertanya apa yang terjadi pada bis.

Aku tak dapat mendengar apa yang di katakan bu guru karena anak-anak gadis alay yang berteriak dan merengek gak jelas, contoh : "aku gak mau mati muda!! Aku belum nikah!! Aku belum nembak dia!!" -_-

Beberapa saat kemudian, bu guru datang dengan ekspresi lega. Ia mengatakan "tak ada yang perlu dikhawatirkan, tadi hanya menggores sedikit tepi trotoar! Sekarang tenang ya!!"

Anak anak menghela napas lega dan suasana kembali hening seiring perjalanan berlanjut.

Aku melirik sebelah ku, Ze, yang masih tertidur. Astaga dia ini!!

***

Jeff POV

"Benar mereka akan berkemah di hutan ini?" Tanyaku pada Ben yang sedari tadi hanya memainkan PSP nya. Ben menghela napas dan menatapku kesal.

"Kalau aku bilang disini, ya disini!! Apa kau meragukanku? Apa kau tak percaya pada kemampuanku meng-stalk BBM Ze?" Keluh Ben panjang lebar. Aku hanya menatapnya malas. Entah kesambet apa dia sampai-sampai menjadi cerewet seperti ini.

Well, kata Ben sih, Ze dapat BC BBM dari temannya tentang berkemah dihutan ini. Dan kesempatan ini mendukung rencana kami sebelumnya. Tapi, aku sedikit gak yakin. Masa iya dihutan seram seperti ini dijadikan tempat berkemah?

Dengan bosan, aku memainkan pisauku yang cantik ini. Ah..pisau ini..

Kenapa aku jadi ingat Liu ya?

***

Sutha POV

Kina...

Kina..

KINA!!!

Kenapa aku sangat kesusahan mendapatkannya?! Padahal sudah sekian lama aku mengejarnya?!

Kenapa bukan aku yang mendapatkan perhatian Kina?! Kenapa harus Zebel itu?!

Cih..

Aku disini, di kursi paling belakang, memperhatikan Kina dan Ze yang duduk bersebelahan. Tanganku berada di dalam kantong celanaku, menggenggam erat sebuah pisau.

Aku benci Ze!! Dia merenggut Kina dariku! Memang siapa dia?! Hanya anak sok keren dan lugu!! Aku yakin, ia pasti akan sangat takut jika aku berhadapan dengannya dengan membawa pisauku ini...

"Hm..hm..hm!" Gumamku menahan tawa sambil membenarkan letak kacamataku.

Kina POV

Bus sudah berada di tepi hutan. Tak kusangka kita akan berkemah dihutan ini.

Hutannya sangat... seram.

"Ayo anak-anak! Kita turun! Tempat kita membangun tenda ada beberapa meter dari sini!! Dan, jangan sampai ada yang tertinggal! Ikuti rombongan!" Kata bu Jolly. Entah hanya perasaanku saja, atau semuanya sangat tidak berminat untuk turun dari bus?

"Pemandangan yang indah..." gumam seseorang di sampingku yang entah kapan ia terbangun.

"Apanya yang indah?" Balasku pelan sambil menatap Ze malas.

***

Kami berjalan di jalan setapak di hutan. Dipimpin oleh bu Jolly dan Pak Sehan. Sungguh, semakin kedalam, semakin mencekam. Aku sampai jadi paranoid karena merasa jika ada yang memperhatikan kami, di seluruh penjuru hutan ini.

Sedangkan Ze, ia malah berjalan sangat santai sambil menikmati memandangan mencekam ini. Wajar sih.

Aku melihat sekelilingku lagi. Anak-anak tampak sangat ketakutan apalagi anak-anak gadis alay di bus tadi.

My Boy Was a KillerWhere stories live. Discover now