Disini Untukmu 29

Mulai dari awal
                                    

   "Aku gak pernah bilang cinta ke Viny... Dan asal kamu tau, aku udah membatalkan perjodohan konyol itu dengan Viny."

   Veranda menatap malas pada Kinal, seolah dia tak percaya apa yang dikatakan Kinal padanya. Lalu Veranda membalikan tubuhnya untuk pergi meninggalkan Kinal. Kinal benar-benar tidak tahu lagi harus berbuat apa ke Veranda, dia memegang tangan Veranda dengan cepat dan membalikan tubuhnya kembali, menempelkan bibir dia pada bibir Veranda. Sedangkan Veranda hanya diam ketika bibir miliknya dicium sang kapten, dia tidak menolak atau memarahinya karena sudah lancang menciumnya.

   Sadar ciuman Kinal tidak mendapat reaksi balasan dari Veranda, dia melepas ciumannya lalu memandang Veranda dengan tatapan penuh kecewa.

   "Harus kubuktikan dengan apalagi kalau aku tidak mencintai Viny, dan aku sudah membatalkan perjodohan itu kemarin. Kalau kamu masih belum mempercayaiku, kamu boleh pukul aku sekuat tenaga, setrum tubuhku dengan listrik berkekuatan tinggi, dan kamu juga boleh menancapkan pisau tajam ke telapak tanganku ini sampai kamu puas Ve," Kinal sambil memperlihatkan telapak tangan kanannya didepan Veranda.

   Veranda lagi-lagi hanya diam, dia tidak peduli dengan perkataan Kinal.

   "Kamu belum percaya juga, Ve? Ok," Kinal memegang tangan Veranda sekuat tenaga, lalu dia mengarahkan tangan itu ke pipinya, menyuruh Veranda memukul dia menggunakan tangan, "pukul aku Ve."

   Veranda diam, dia tidak menuruti apa kata Kinal. Karena Veranda diam tanpa reaksi, akhirnya Kinallah yang memukul pipinya sendiri tapi menggunakan tangan Veranda dengan kencang.

   Plak!

   Veranda diam, tapi dia sengaja memejamkan mata, ia tidak mau melihat Kinal memukuli dirinya sendiri.

   "Kamu masih belum percaya?"

   Plak!

   Kinal memukul dirinya sekali lagi, hingga dia kesal karena Veranda hanya diam saja, dia sampai melakukan berulang kali memukul pipinya sendiri hingga merah.

   "Cukup!" Veranda langsung memeluk Kinal, mengeluarkan air mata dan menangis dalam pelukan orang yang paling ia cintai. "Cukup Kinal! Jangan lakukan itu lagi, aku gak mau melihatnya, dan aku percaya dengan apa yang udah kamu katakan tadi."

   Kinal membalas pelukan Veranda, tangannya ia gunakan untuk mengusap lembut kepala Veranda.

   "Aku mencintaimu."

   "Aku juga mencintaimu Kinal, bahkan aku rela mati untukmu. Karena aku sangat mencintaimu."

   "Maafin aku, Ve."

   Veranda menganggukan kepala dalam pelukan Kinal.

   Kinal merasa lega, karena Veranda sudah memaafkannya. Begitu juga dengan Veranda, dia senang karena Kinal akhirnya tidak jadi menikah dengan Viny.

   Kini Kinal, Veranda dan Tasya sedang ada disalah satu mall yang ada di Jakarta. Kinal dan Veranda mengajak Tasya bermain di arena bermainan yang ada di mall tersebut.

   "Kapten bisa belmain basket?" tanya Tasya.

   "Emm... Bisa dong! Kaptainkan jago dalam hal olahraga apa pun," jawab Kinal bangga.

   "Kalau gitu Tasya mau lihat kapten beltanding sama bubi, memasukan bola basket ke dalam kelanjang di pelmainan itu," Tasya menunjuk lempar bola basket ke dalam keranjang.

   "Siapa takut," kata Kinal.

   Kinal Tasya dan Veranda berjalan mendekati permainan tersebut. Lalu mengambil posisi ditempatnya masing-masing yang bersebelahan.

Disini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang