Disini Untukmu 9

6.3K 401 26
                                    

Kinal POV

   Sudah pagikah sekarang? Tapi kenapa nenek tidak membangunkanku seperti biasanya.

   Apa nenek belum bangun juga? Tapi mana mungkin nenek belum bangun jam segini. Lebih baik aku membuka mata sekarang, kupanjangkan tangan untuk meraih kacamata yang ada di meja samping tempat tidur, lalu memakainya.

   "Huaaaa..." aku terkejut dan berteriak, melihat Veranda duduk di kursi samping tempat tidurku persis. Veranda melihat dan memperhatikanku dengan jarak yang dekat, kedua tangannya ia gunakan untuk menopang dagu, kemudian tersenyum manis.

   Tunggu, manis?
   Bukan.
   Tapi sepertinya itu senyum jail.

   "Lu ngapain di kamar gue?" tanyaku kesal, setelah itu aku beranjak dari tempat tidur dan berdiri, Veranda ikut berdiri, lalu menghadap ke arahku.

   "Astagaaaa. Lupa! Kalau semalam kita udah..." sambil berkata ia mengalungkan tangannya ke leherku, aku tertunduk dan tidak berani menatap matanya.

   "Udah apa, Ve?" tanyaku penasaran.

   "Itu Nal."

   Udah apa sih maksudnya?
   Oh God!

   Semalamkan aku sama Veranda.

   Aku lupa kalau semalam ia menciumku, dan aku malah diam saja menikmatinya, senang sih! Malah kurang lama kalau menurutku.

   Apa itu artinya Veranda menerimaku?

   Kan kemarin itu aku bilang cinta dan suka ke dia.

   "Nal, kok diem sih? Ternyata kamu hot juga ya kalau lagi..."

   "Lagi apa, Ve?"

   "Itu Nal."

   "Daritadi ita itu ita itu... Orang kita gak ngelakuin apa-apa semalam selain kiss. Jangan terlalu didramatisir, Ve."

   Aku melepas tangan Veranda yang sedang melingkar di leher ini, kemudian jalan ke arah kamar mandi, ketika aku ingin menutup pintu kamar mandi dia menahannya supaya tidak tertutup.

   "Gemes ihh, inget kalau aku gemes ngapain, Nal?"

   "Aku?" aku cengo ketika Veranda menyebut dirinya dengan kata AKU.

   "Why, Nal?"

   "Maksudnya aku di sini tuh apa? Kayak udah jadian aja pake aku kamu segala."

   "Emang kita udah jadian."

   "What? Kapan?"

   "Kemarin, kamu lupa? Saat kita di rest area. Ish, dasar pikun."

   "kemarin emang gue nyatain perasaan gue ke lu. Cumakan lu belum jawab iya atau gak?"

   "Dasar bodoh, emang sikap aku ke kamu bukan jawaban? Gak selamanya cinta itu selalu diungkapkan dengan kata-kata, tapi sikap dan perilaku kita ke orang yang kita sayangi dan cintai seharusnya itu sudah membuktikan semuanya."

   Saat aku mendengar jelas ucapan Veranda barusan, aku tersenyum, jantungku berdetak normal, tapi kenapa mata ini masih malu untuk menatap matanya? Aku menutup pintu kamar mandi dengan cepat dan menguncinya.

   "Nal, kok ditutup sih!"

   Veranda menggedor-gedor pintu kamar mandi, tapi tidak kuhiraukan, kemudian aku menyandarakan tubuh ini di pintu kamar mandi.

   "Kyyyaaaa," teriakku kencang didalam kamar mandi.

   "Nal, kamu kenapa? Kok teriak kenceng banget didalam?! Buka dong pintunya."

Disini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang