Disini Untukmu 1

22.2K 518 43
                                    

   Sore itu di koridor sekolah, dua orang gadis sedang membicarakan sesuatu.

   Ah gak cocok DELETE.

   Pada suatu hari di koridor sekolah, dua orang gadis sedang membicarakan sesuatu.

   Apaan sih! Basi banget, tendang yang jauh, tuiinnngggg~ menghilang entah kemana.

   Di sebuah koridor sekolah, dua orang gadis sedang membicarakan sesuatu.

   Apa lagi ini! Sobek-sobek kertasnya buang ke tong sampah.

   -=Yang keren dan menarik dikit dong thor kalau mau buat awal cerita itu=-

   Aaarrggghhhh, pusing!! Acak-acak rambut, lalu pergi keluar rumah beli nasi goreng, mungkin authornya laper :)
.
.
.
.


   "Maafin aku, Ve."

   "Jangan pergi, kumohon!" gadis bernama Jessica Veranda menangis, ia sedang menangis dalam pelukan gadis berambut sebahu.

   "...Kita diciptakan untuk saling melengkapi, jadi jangan tinggalkan aku sendiri," dia masih terus memeluk gadis itu erat. Air mata Veranda membasahi bahu sang gadis. Sama halnya dengan bumi yang sedang dibasahi air hujan pada sore hari ini, seolah-olah langit dan suasana hati Veranda merasakan yang sama.

   Di koridor sekolah yang sepi dan semua siswa/i-nya sudah meninggalkan sekolah, karena jam pelajaran telah usai. Semua guru juga sudah pulang ke rumah masing-masing, yang ada hanya penjaga sekolah, dan dia sedang melakukan tugasnya mengelilingi sekolah untuk mengunci seluruh ruangan kosong.

   "Sekali lagi maafin aku, Ve."

   "Kumohon, jangan pergi!"

   Setelah kata-kata terakhir itu, sang gadis berambut sebahu melepas pelukannya, ia mulai jalan menjauh dan pergi meninggalkan Veranda yang sedang memohon sambil menangis.

   Gadis itu tak lagi menanggapi Veranda, dia terus berlari keluar menuju mobil yang sudah menunggunya didepan pintu gerbang sekolah.

   Sekujur tubuhnya basah kuyub terkena air hujan, sebelum gadis itu masuk ke dalam mobil, ia berhenti dan membalikan tubuhnya, kemudian melihat Veranda untuk terakhir kalinya, karena Veranda masih terus menangis terisak sambil duduk di lantai koridor sekolah.

   Gadis itu menatap nanar keadaan Veranda, ia juga menangis dibawah guyuran hujan deras yang membasahi tubuhnya sore itu, hatinya sakit ketika ia dihadapakan dengan kenyataan yang pahit. Dimana dirinya harus rela meninggalkan sang pujaan hati. Dia tak sanggup melihat Veranda menangis sambil memohon dirinya untuk tetap tinggal.

   'Jaga diri kamu baik-baik Ve,' si gadis berambut sebahu berkata dalam hati sambil melepas kacamata minus tebal yang ia pakai, lalu mengusap air hujan dan air mata yang jatuh di wajahnya dengan tangan. Kemudian dia langsung masuk ke dalam mobil untuk pergi meninggalkan sekolah, itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Veranda.
.
.
.
Flashback ON**

   "Holla aku Ve," Veranda mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

   "Aku Kinal," Kinal kemudian tersenyum, mata mereka saling memandang saat berkenalan, seolah-olah ada daya magnet di mata Veranda untuk Kinal terus menatap matanya.

   Wait! Wait! Wait!

   Bukan dari situ flashbacknya, kejauhan, mundur lagi. . .
   -=oh, bukan dari situ ya thooorr? baiklah=-

   "Pemandangannya indah ya Nal," ujar Veranda melihat hamparan bukit hijau yang luas terbentang, begitu teduh dipandang mata.

   "Iya Ve, indah. Seindah mahluk ciptaan Tuhan yang ada disampingku."

Disini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang