Senior vs. Junior To Be Senior & Junior

11.4K 711 2
                                    

Aira Frenelia : Senior vs. Junior To Be Senior & Junior

"...kalau kalian semua jadi senior, jadilah senior yang baik. Karena keberhasilan kalian ditentukan oleh junior yang kalian latih..."

Itu adalah segelintir pesan dari senior dalam acara serah terima jabatan organisasi saat SMA dulu. Kalimat itu menjadi peganganku untuk menyikapi banyaknya junior di tahun kedua karirku sebagai pramugari.

Berbagai spesies junior dari yang kalem, baik (atau sok baik), asik, sampai yang bikin mules pernah aku temui. Karena pesawat tempatku bekerja tidak begitu besar, aku biasanya akan menghadapi satu atau dua junior di setiap penerbangan.

"Mbak, nanti saya mau nyambut di depan dong pas di Jogja." Namanya Stefi, Stefi adalah junior yang masuk spesies banyak maunya. Dan anehnya, Jiny sebagai senior flight attendant mengiyakan saja permintaan Stefi yang sudah keluar dari tugasnya.

Saat Stefi berpindah ke kabin bagian belakang, aku bertanya kepada Jiny, "Kok Mbak bolehin si Stefi nyambut di depan? Dia 'kan service di belakang?"

Jiny hanya tertawa kecil, "Biarin aja lah, Ra. Kalau memang dia ingat tugasnya setelah itu, gak masalah buat aku." Kata Jiny santai. Dia memang bukan tipe senior yang mempermasalahkan tugas masing-masing awaknya. Pokoknya apa aja, asal beres dan aman.

Aku menggaruk rambutku bingung, Jiny lebih memilih mempersiapkan makanan yang sudah dipesan beberapa penumpang secara online sebelum penerbangan daripada mengurusi obrolan kami barusan.

"Lavatory udah kamu bersihin?" tanyaku kepada Stefi yang sedang leha-leha di jumpseat, setengah jam sebelum mendarat.

"Bentar deh, Mbak, capek banget!"

"Stefi-" aku hampir naik pitam karena ucapan Stefi barusan. Dia baru menyandang status sebagai pramugari selama empat bulan dan sudah berani melawan.

Tatapan Jiny dari galley depan membuatku mengurungkan niat untuk menyembur Stefi saat itu juga. Akhirnya, dengan berat hati, aku membersihkan lavatory yang seharusnya menjadi tugas Stefi.

Aku menatap diriku sendiri melalui cermin. Aku kembali mengingat masa-masa aku menjadi junior. Di mana ada amarah, semburan, bahkan makian dari senior yang aku dapat.

"...kalau kalian semua jadi senior, jadilah senior yang baik. Karena keberhasilan kalian ditentukan oleh junior yang kalian latih..."

Tapi itu semua membawaku menjadi seorang Aira, pramugari yang sebentar lagi juga akan menyandang status sebagai senior flight attendant dan akan membimbing semua pramugari junior di waktu yang akan datang. Setiap manusia membutuhkan tahap pendewasaan, termasuk aku yang langsung bekerja tanpa mengenyam pendidikan di bangku universitas (di mana setiap remaja akan menjadi dewasa melalui pembelajaran di dalam kelas dan lingkungan sekolah). Mungkin Stefi juga termasuk ke dalam contoh junior yang masih dalam tahap pendewasaan.

Kalau aku ingat-ingat kembali. Hanya segelintir senior yang memarahiku di tempat saat aku melakukan kesalahan. Banyak dari mereka yang hanya menegur dan segera memperbaiki apa yang aku lakukan. Kembali lagi, senior dapat dibilang berhasil saat juniornya melebih senior itu sendiri.

Mungkin Jiny juga berpikir demikian.

Dan memang benar. Sesampainya kami di Jakarta dari Jogja, Jiny menegur Stefi dalam evaluasi singkat di galley sebelum kami pulang. Stefi mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan melakukan hal yang sama, terlebih lagi kepada pramugari seperti aku yang belum terlatih secara emosi untuk menghadapi junior semacam Stefi.

"Kalau gitu, cukup sekian dari evaluasi penerbangan hari ini. Makasih, ya." Ucap Jiny sebelum kami bersalaman.

"Aira, kadang kita sebagai senior juga gak boleh membatasi junior yang mau belajar. Beberapa penumpang yang disambut Stefi tadi sebagian besar menulis komen memuaskan. Karena kamu juga nanti pasti akan menjadi yang paling senior di pesawat, aku harap kamu bisa jadi lebih baik daripada aku. Dengan begitu aku sudah menjalankan tugasku sebagai senior awak kabin dengan sempurna. Hati-hati di jalan."

Jiny menepuk pundakku dan turun terlebih dahulu. Aku tersenyum menatap punggung Jiny yang semakin menjauh.

She's one of myfavourite senior.    

************************************************

Dalam dunia kepramugarian pun kalian bakal nemuin hal-hal berbau Mbak/Mas Senior dan Junior. Tapi itu gak penting, they work as a team. Saat situasi darurat, junior akan membutuhkan senior dan begitu pula sebaliknya. So, prepare yourself for this kind of stuff. Happy flying!


Devair (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang