1: Kesan Pertama

6.5K 450 44
                                    

Run away, run away. Just one second, and I was left with nothing. Her fragrance still pulsating through damp air. That day came to an end, and she had lost in me, her credence 

 - Opeth, Demon of the Fall


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Alma berdiri di atas trotoar sambil menarik-narik ujung roknya ke bawah. Seandainya ia bisa membuat rok itu sedikit lebih panjang, mungkin ia bisa berhenti menggigil kedinginan. Alma memang tak terbiasa mengenakan rok, apalagi rok mini. Ia adalah tipe perempuan yang selalu mengenakan celana panjang dalam segala situasi; kuliah, belanja, kondangan, bahkan tidur. Namun malam itu bukan malam biasa. Malam itu adalah malam pertama ia menjual diri.

Sudah hampir satu jam ia menunggu, tapi pelanggan pertamanya tak juga datang. Ia merasa ditipu. Sebagai perempuan yang kurang berpengalaman dalam dunia prostitusi online, ia langsung percaya saja ketika ada laki-laki yang mengiriminya pesan dan ingin mem-booking-nya. Pria itu sempat meminta fotonya—bahkan fotonya yang setengah telanjang—lalu berjanji akan membayarnya dua juta per jam saat mereka bertemu. Sekarang, Alma bisa membayangkan bahwa foto syur-nya itu sudah tersebar di internet dan ia tak mendapatkan bayaran sedikit pun.

Banyak laki-laki mesum di internet, tapi cuma sedikit yang benar-benar serius dan punya duit. Begitu kata Nadin, teman kuliah Alma yang berpengalaman sebagai ayam kampus dan cewek BO di media sosial. Wejangan itu Alma dapatkan ketika ia menceritakan tentang hidupnya yang hancur berantakan, mulai dari ditinggal pacar dalam keadaan hamil, aborsi, kabur dari rumah, hingga dikejar-kejar debt collector karena utang yang tak sanggup ia bayar. Nadin tak bisa membantunya dengan meminjamkan uang, sebab belakangan ini kondisi keuangannya pun sedang tidak sehat karena seorang pelanggan tetapnya baru saja ditangkap KPK. Ia hanya bisa mengingatkan Alma bahwa satu-satunya yang belum ia jual untuk melunasi utang adalah tubuhnya sendiri. Dan jiwanya, kalau saja jiwa bisa dijual.

Sayangnya, tips dari Nadin yang paling diingat Alma hanyalah tentang cara memikat laki-laki. Ia pikir, karena ia tidak pernah bercinta dengan laki-laki selain mantan pacarnya, ia harus lebih memperhatikan aspek itu. Ia tahu bahwa dirinya tidak jelek. Memang, ia tidak secantik Dian Sastro atau Pevita Pearce, tapi bila ia sanggup menghilangkan aura suram dari wajahnya itu, ia percaya bahwa parasnya lumayan manis. Ia punya lesung pipi, matanya bulat, rambutnya hitam bercahaya, dan pinggangya langsing. Wajahnya memang dihiasi lubang-lubang bekas jerawat, tapi itu bisa ditutupi dengan make up.

Tanpa banyak berpikir, ia segera mempraktikkan inspirasi dari Nadin. Ia membuat akun di media sosial menggunakan foto wajahnya yang ditempeli stiker emoticon, kemudian mulai membuat iklan: Open BO, Jkt, Exclude. DM for serious only.

Tak sampai satu hari, ia sudah mendapatkan calon pelanggan pertama. Ia segera membuka lemari pakaiannya yang hampir kosong, lalu memilih pakaian paling seksi yang bisa ia temukan. Ia tidak mau terlihat terlalu norak seperti penyanyi organ tunggal, tapi ia juga tidak mau terlalu cuek seperti mahasiswi yang baru pulang kuliah (meskipun ia memakai status "mahasiswi" dalam iklannya). Akhirnya, ia pun memutuskan untuk mengenakan kemeja putih dan satu-satunya rok yang ia miliki: rok mini berwarna magenta yang ia sendiri sudah lupa kapan membelinya. Tidak lupa, ia mengenakan sepatu hak tinggi yang selama ini selalu ia hindari, tapi tampaknya sangat klop untuk dipakai pada kesempatan ini. Sebenarnya, ia juga hampir membawa sebuah sweater untuk berjaga-jaga, tapi sweater itu tertinggal di kamarnya, dan sekarang ia merasa begitu menyesal.

Kesempatan KeduaWhere stories live. Discover now