Chapter Four (Full)

717 48 11
                                    


"Hot tub besar Peter di halaman belakang sudah menunggu kita." Larry menjilat bibir bak serigala lapar, tak diragukan berharap dapat menelanjangiku secepatnya. "Bukan masalah bila tidak membawa bikini, kau bisa mengenakan pakaian dalammu saja."

Pasti itu harapanmu. "Sekali lagi, tidak, terima kasih. "

Bermaksud menghindari Kingsbury bertamu--kemungkinan secara paksa--pada malam hari setelah Felicia pulang dan meninggalkanku seorang diri di rumah, aku pun menerima ajakan Sammy ke pesta yang diadakan kekasihnya. Peter sudah biasa mengadakan pesta liar setiap kali orangtuanya pergi ke luar kota seperti saat ini.

Tetapi aku mulai menyesal, mendadak bayangan bertengkar dengan Kingsbury tampak lebih menggiurkan ketimbang rasa bosan dan jengkel yang kurasakan sekarang. Terkurung di rumah yang kelewat sempit untuk menampung nyaris satu sekolah tanpa pendingin ruangan memadai, hampir dibuat tuli oleh lagu metal yang diputar terlalu kencang, ditambah lagi harus mencoba bersikap ramah pada salah seorang teman Peter yang getol merayu... Singkatnya aku tak sabar ingin pulang.

Dan aku pasti sudah pulang sejak tadi bila saja tidak mengkhawatirkan Sammy. Sesuatu mengganggu pikirannya, aku melihat jelas kekalutan yang membayang di wajahnya sewaktu menjemputku sejam lalu. Sesampainya di sini, Peter memanfaatkan kondisi Sammy, menyodorkan sebotol vodka--yang dia curi dari gudang penyimpanan ayahnya--pada sahabatku itu.

Sammy memang selalu menampilkan persona gadis pembangkang, tetapi dia belum pernah melanggar aturan meminum alkohol bagi anak di bawah umur sampai detik ini. Sesuatu yang amat buruk pasti telah terjadi di rumahnya. Dan aku tak akan membiarkan Peter mengambil keuntungan dari mabuknya Sammy. Akan lebih mudah seandainya Sammy bersedia kuajak pulang, namun dia terus menolak.

"Semakin mengacuhkanku, kau justru menarikku lebih dekat, Phoebe" bisik Larry tepat di telingaku. Berbeda dari efek yang ditimbulkan Kingsbury, napas berbau rokok Larry menyebabkan aku ingin muntah.

Peter dan sebagian besar partygoer yang hadir malam ini berasal dari sekolah menengah pertamaku--di sana jugalah dulu Sammy dan Peter bertemu. Meski sekarang berbeda sekolah dan tidak lagi berada di bawah kekuasaan Kingsbury, rupanya tradisi mengabaikan keberadaanku tetap dilestarikan. Sayangnya Larry, teman baru Peter, bukan berasal dari sekolah lamaku; bila tidak dia tak mungkin melancarkan rayuan gencar seperti sekarang.

"Apa kau belum pernah mendengar reputasiku?" aku bertanya acuh, sibuk mengecek pesan teks yang baru saja masuk.

"Ada apa dengan reputasimu?" Larry balik bertanya bingung.

Kau kabur dariku. Lagi.

Senyumku mengembang untuk pertama kalinya malam ini. Belakangan baru akan kusadari bahwa rasa bosan dapat memicu prahara, tetapi detik ini rasa bosan itulah yang mendorongku mengambil foto selfie berlatar keriuhan pesta Peter. Lebih sempurna lagi ketika Larry memaksakan diri ikut dalam fotoku pada detik terakhir. Menahan tawa, aku mengirim foto tersebut kepada Kingsbury.

Detik berubah menjadi menit, namun balasan Kingsbury tak kunjung datang. Setengah jam kemudian, masih tanpa balasan darinya, aku semakin kecewa. Aku mengharapkan reaksi keras, mengapa dia mengabaikan pembangkanganku justru di saat aku paling menginginkan kemarahannya?

"Berani bertaruh, gadis manis sepertimu belum pernah mengenal bad boy. Kurasa karena itu kau bersikap waspada padaku." Boy, seandainya kau tahu seperti apa para pria yang mengawasiku tumbuh besar. "Apalagi murid pria di sekolah swasta mahalmu pasti kelewat jinak untuk bersikap layaknya pria sejati."

Membayangkan Kingsbury dan Miroslav sebagai sosok jinak, aku terpaksa mengalihkan pandangan ke dapur, di mana Sammy dan Peter berada, agar tidak meledak tertawa.

Sinfully ObsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang