Minggu yang cerah. Tasya baru saja pulang beberapa menit yang lalu karena mendadak harus berangkat ke Bali untuk menjenguk neneknya yang tiba-tiba terkena serangan jantung. Kini hanya tinggal Veriska yang sedang menyantap sarapannya di meja pantry. Telur mata sapi dan dua sosis sapi menjadi menu sarapan pagi ini.
Veriska meletakkan piring kotor ke bak pencucian piring. Lalu kembali ke kamarnya. Dia mengambil ponselnya yang terletak di nakas, tepat di samping ranjangnya.
Dia mengecek notification. Banyak, Namun tidak ada yang menarik. Karena bosan dengan ponselnya, Veriska turun ke lantai bawah dan menuju ruang musik miliknya yang dulu milik Syanin.
Veriska menyentuh piano tersebut. Dia tersenyum pedih. Piano adalah kenangan terbesar dari Syanin.
Dia duduk di atas kursi. Membuka penutup tuts-tuts piano. Dia menekan salah satu tuts untuk mengetes. Kali ini lagu Birdy yang berjudul Not About Angel.
Perlahan jari-jari lentiknya menekan tuts-tuts piano dengan indah. Suara indah pun mulai terdengar dari bibirnya.
We know full well there's just time
So is it wrong to dance this line?
If your heart was full of love
Could you give it up?
'Cause what about, what about angels?
They will come, they will go, make us special
Don't give me up
Don't give... me up
How unfair, it's just our luck
Found something real that's out of touch
But if you'd searched the whole wide world
Would you dare to let it go?
'Cause what about, what about angels?
They will come, they will go, make us special
Don't give me up
Don't give... me up
'Cause what about, what about angels?
They will come, they will go, make us special
It's not about, not about angels, angels
Birdy - Not About Angel
Veriska menghembuskan nafasnya, lagu Not About Angel berakhir. Hatinya tampak sesak. Lagu tersebut terlalu melow.
Veriska segera berdiri dan menutup penutup tuts-tuts piano. Dia segera beranjak pergi.
****
Saat ini Veriska sedang bergelung dalam selimut sambil mendengar musik. Lagu Tear in My heart mengalun di telinganya.
Teng tong!
Bunyi bel rumah terdengar sangat nyaring. Veriska hanya membiarkannya saja. Toh ada Bi Sumi kan.
Kini pintunya di ketuk. "Buka!" teriaknya. "Pintunya dikunci non" kata Bi Sumi dari luar kamar.
Veriska membuang nafas kasar. Lalu beranjak dan membukakan pintu. "Non, ada tamu. Katanya nyariin non" kata Bi Sumi setelah pintu terbuka.
"Siapa bi?"
"Cowok. Katanya temen non"
"Oke"
Veriska segera menuju ruang tamu. Dilihatnya Dirga sedang duduk sambil memperhatikan rumahnya.
"Dirga, ngapain lo disini?" tanya Veriska.
Dirga tersentak kaget lalu melihat Veriska. "Lo ngagetin gue. Emm gue pengen ngajak lo jalan. Mau ga?"
"Kemana?" Veriska balik bertanya.
"Mall"
"Oo okeh. Tunggu ntar ya" Veriska segera bersiap-siap.
"Gue tunggu"
***
Kini mereka telah sampai di sebuah Mall besar. Tujuan awal adalah Forever21, permintaan Veriska. Dirga memperbolehkan. Veriska ingin membeli beberapa kebutuhannya. Seperti pakaian.
"Dir, menurut lo bagus ini atau ini?" tanya Veriska seraya memperlihatkan Sweatshirt berwarna hitam dan abu-abu.
"Menurut gue abu-abu" pilih Dirga. "Oke" Veriska segera ke kasir.
Dirga memperhatikan sekitar toko.
"Dirga?" Dirga berbalik. Dilihatnya seorang cewek cantik. Dia menyerngitkan dahinya.
"Gue Raisa. Mantan lo pas SMP. Masa ga inget mantan sih" kata cewek lagi. Dirga mencoba mengingat-ngingat kembali. "Ohh elo" kata sedikit heboh.
Cewek yang bernama Raisa itu pun langsung memeluk Dirga. "Makin cakep aja lo" puji Raisa.
"Ah bisa aja lo"
Setelah membayar semua belanjaannya, Veriska menghampiri Dirga yang sedang bersama seorang gadis.
"Dir" panggil Veriska.
"Ve. Nih temen SMP aku dulu. Namanya Raisa" Dirga memperkenal Veriska dengan Raisa.
"Sa. Ini Veriska. Temen gue"
"Hai. Gue Raisa" sapa Raisa.
"Gue Veriska" balas Veriska.
"Dir, kan kita udah lama ga ketemu, makan siang bareng yuk" ajak Raisa.
"Gue sih nanya Ve aja dulu" jawab Dirga.
"Emm terserah lo lah. Kan lo yang di ajak" jawab Veriska tersenyum, lebih ke fake smile. Sebenarnya dia kesal dengan Raisa yang ganjen dengan Dirga.
"Yuk" Raisa langsung menggandeng lengan Dirga mesra. Sedangkan Veriska berjalan di belakang mereka, seperti kacung sambil membawa belanjaannya. Veriska mendengus kesal.
Mereka telah sampai di food court. "Dir, lo pesen apa?" tanya Raisa. "Soto lamongan enak nih" jawab Dirga. Raisa pun langsung pergi.
"Lo kok diem terus Ve" tanya Dirga.
"Gatau tuh" cibirnya. "Dah ah gue mau mesen makanan" Dia kesal dengan Dirga yang terus meladeni Raisa. Namun dia sadar dia bukan siapa-siap Dirga selain teman. Pacar saja bukan. Tapi akhir-akhir ini setiap Veriska berdekatan dengan Dirga jantungnya seperti sedang marathon. Dia segera menghalau perasaannya.
"Mas saya mau pesen ebi furainya satu pake nasi sama jus mangganya satu" ujarnya saat sudah sampai. Untungnya sedang sepi. "Tunggu ya" Veriska memainkan ponselnya. Dia meng-like beberapa foto dari Instagram.
"Nih mbak" Pelayan itu langsung menyodorkan nampan berisi pesanan. Veriska mengambil nampan tersebut setelah membayar.
Dia segera berjalan menuju mejanya. Disana terlihat Dirga dan Raisa sedang tertawa. Veriska merasa kesal. Dengan cepat dia duduk di kursinya. Tawa Dirga dan Raisa pun berhenti.
Veriska memakan makanannya dengan cepat. Sedangkan Dirga tertawa mendengar lelucon Raisa. Haha lucu kali, cibir Veriska dalam hati.
Veriska hanya diam saja. Setelah makanannya habis dia segera beranjak. "Dir gue mau ke toko buku. Mau nyari buku" kata Veriska datar. Dirga menatap Veriska.
"Oke" jawabnya. "Raisa makasih ya"
"Gue ikut ya" pinta Raisa.
"Okelah" jawab Dirga. Ngapain lagi si cabe gangguin gue ama Dirga, cibirnya lagi, dalam hati.
Veriska berjalan disamping kiri Dirga sedangkan Raisa di samping kanan dan bergelayut di lengan Dirga.
Veriska langsung pergi mencari novel saat sampai. Dia memilih banyak buku.
"Dir, minta temen lo cepetan dong. Gue bosan nih" rengek Raisa manja.
"Tunggu ntar ya"
Kalo bosen pergi aja keleus, batinnya. "Udah Dir. Gue ke kasir dulu" kata Veriska sambil membawa 6 novel.
"Sini biar gue bantuin" kata Dirga. Dirga langsung mengambil tiga novel dari Veriska.
Veriska melirik Raisa. Cewek itu tampak menghentakkan kakinya. Kayanya tuh cewe pen balikan sama Dirga, batinnya.
"Totalnya tiga ratus dua puluh lima ribu rupiah" kata mbak-mbak kasir.
Saat Veriska ingin mengeluarkan uang, Dirga langsung menyodorkan tiga lembar uang seratusan dan selembar uang lima puluh ribu. "Eh apaan sih Dir. Udah gue aja yang bayar" tolak Veriska.
"Gapapa Ve. Kan gue yang ngajak li kesini"
"Ih gausah Dir. Gue bisa bayar sendiri"
"Gapapa Ve"
"Gausah"
"Nih mbak ambil duitnya" kata Dirga langsung memberikan uangnya pada kasir. Veriska kalah cepat dengan Dirga.
"Abis ini lo mau ke mana lagi?" tanya Dirga. Mereka berjalan keluar toko buku.
"Mau pulang" jawab Veriska.
"Oh oke"
"Dirga temenin aku ke matahari dong" pinta Raisa.
"Sorry ya. Gue sama Ve mau balik dulu. Kapan-kapan deh" tolak Dirga halus. Sebenarnya dia juga sudah lelah. Raisa menghentakkan kakinya pelan. Lalu menatap Veriska sinis.
"Yaudah deh" jawabnya.
"Kami balik dulu ya. Daah" pakit Dirga. Veriska hanya tersenyum kemenangan.
"Tadi itu temen lo apa temen lo? manja banget sama lo?" tanya Veriska saat sudah duduk di kursi mobil.
"Mantan gue itu mah" jawab Dirga santai. Dia menghidupkan mobil.
"Apa lo bilang? mantan? terus kenapa lo ga bilang mantan pas lo ngenalin dia ke gue?" tanya Veriska heboh.
"Nanti dia kesenengan kalo gue bilang mantan" jawab Dirga.
"Oo iya deh"
Mereka berdua terjebak dalam keheningan. Yang terdengar hanyalah suara musik.
****
"Makasih ya Dir udah ajak gue jalan" kata Veriska saat sudah sampai di rumahnya.
"Iya sama-sama" jawab Dirga sambil tersenyum lebar. "Makasih juga udah nemenin gue tadi"
Veriska tersenyum. Mobil Dirga pun melaju pergi dari rumah Veriska. Veriska segera masuk. Sepertinya Bi Sumi sedang masak.
Dia masuk sambil melompat-lompat kegirangan. Mungkin hari ini adalah the best day of her life walau tadi ada pengganggu.
***
Hai ketemu lagi sama aku.
Hari ini aku lagi mood bikin cerita. Semoga suka part ini ya. Sorry kalo ada typonya😉
sekian Wassalam
Salwa Wiweka Homel💋
YOU ARE READING
I Have To Be Strong (SLOW UPDATE)
Teen FictionAnindya Veriska S. Tubuh indah bak model, berparas cantik dengan sentuhan gen Indonesia dan Brazil, kekayaan keluarga yang mungkin tidak akan habis tujuh turunan, serta terkenal lantas tak membuatnya bahagia. Bahkan jauh dari kata bahagia. Dib...
