Chapter 10 - Gagal Kemping

Start from the beginning
                                    

"Coba cek dulu GPS Darrel, kali aja dia nyalain GPSnya." Usul Damar, yang langsung disetujui oleh Rama.

Ghafar mengotak-atik map-nya. "Eh guys, ketemu nih," Ghafar membulatkan kedua matanya. "Dia ada di Suaka Elang."

***

"Iya, kadang-kadang. Gue juga males sih ketemu dia." Ucap Darrel. Tiffany mengangguk-angguk. Saat ini mereka sedang membahas tentang Kania, ya, perilaku cewek tersebut membuat Darrel merasa sedikit risih.

Darrel menaruh kedua tangannya di atas pembatatas jembatan, yang terbuat dari tambang. Disebelahnya, Tiffany, yang mengenakan atasan kaos putih dan bawahan celana jeans.

"Ngomong-ngomong, lu deket banget ya sama si Bayu?" Tanya Darrel.

"Engga terlalu juga sih, dia juga jadi ga terlalu ngejar aku. Jadi aku ngerasa beda sama dia yang sekarang." Mata Tiffany menerawang.

Darrel mengerutkan kening. "Beda gimana?"

"Ya gitu," Tiffany mengangkat kedua bahunya sekilas. "Jadi lebih enak di ajak ngobrol setelah jadi tetangga aku. Dia ga senyebelin yang aku kira."

Darrel tersenyum masam. "Oh gitu. Kalau misalnya gue deket sama lo juga, gak apa-apa 'kan?"

Tiffany mendorong bahu Darrel. "Kak Darrel blak-blak-an banget sih," Tiffany melirik ke handphone milik Darrel. "Kak, itu handphonenya bunyi terus daritadi."

Darrel menge-cek handphonenya. Banyak terdapat notifikasi dari group chatnya.

Ghafar: Darrel lo dimana?

Damar: kita udah mau sampe nih. Lo di sebelah mananya?

Rama: lo udah sampe bukan?

Darrel melihat waktu pengiriman pesan itu. Jam sebelas. Berarti sudah dua jam yang lalu. Kenapa bisa ia lupa janjinya.

Darrel mengacak-acak rambut hitamnya. Membuat Tiffany mengerutkan kening heran. "Kenapa Kak?" Tanya Tiffany.

"Gue lupa janji sama temen gue," Ucap Darrel.

Tiba-tiba handphonenya berbunyi lagi. Kontan, Darrel langsung menge-ceknya.

Damar: Rel, liat ke belakang deh.

Lantas, Darrel langsung menengok ke belakang, sama halnya dengan Tiffany. Dibelakangnya tampak ketiga temannya dan satu orang perempuan disebelah Rama.

Ketiga temannya mendekati Darrel, tepatnya Damar langsung saja menoyor kepala Darrel. "Lo janji. Tapi lo lupa. Bodoh." Ucap Damar dengan kejam.

Darrel cemberut. "Kejamnya kau Bang."

Rama berkacak pinggang. Dibahunya tersampir jaket berwarna abu miliknya. "Malesnya gini kalau gue ngajak lo."

Ghafar melipat kedua tangannya di depan dada. "Dasar sih, udah kakek-kakek. Susah. Pelupa." Ghafar mendekat kearah Darrel, lalu memeluk lelaki itu. Menepuk-nepuk punggung Darrel.

Darrel yang keheranan, lantas mendorong Ghafar kebelakang. "Apaan sih Far. Jadi kaya homo tau ga?"

"Walaupun gue homo, gue bakal mikir-mikir dulu kali kalau cowoknya itu elo." Celetuk Ghafar.

ComparableWhere stories live. Discover now