LOVE -- 30

12K 432 55
                                    

Chapter 30

-

Mereka masih berdiri di balkon sekolah lantai tiga, memandang lapangan yang penuh dengan anak-anak kelas sepuluh dan sebelas.

Anak-anak itu tampak sangat antusias dengan acara classmeeting tahun ini, bisa dilihat dari semua siswa yang berteriak menyerukan kelas yang didukungnya, ditambah pula dengan poster-poster yang dibuat seadanya dengan menggunakan karton. Bahkan, ada yang membuat pertunjukkan cheers dadakan hanya karena ingin menyemangati pertandingan futsal pagi ini.

Benar-benar akhir semester yang menyenangkan.

"Lihat, deh!" seru Evan tiba-tiba. "Ada yang lagi berantem!"

Mata Kayla kontan menuju arah yang ditunjuk oleh Evan, lalu bibirnya terangkat keatas melihat sepasang cewek-cowok yang sedang bertengkar seraya teriak-teriak tak karuan. Cowok itu anggota cadangan tim futsal yang sedang bermain, dan cewek itu merupakan anggota klub fotografi sekolah, yang tentu saja sedang membuat dokumentasi untuk acara classmeeting tahun ini.

"Samperin, yuk?" ajak Kayla seraya mengerling jahil. Evan tahu benar apa maksud gadis itu, lalu mengangguk dan menggandengnya kebawah.

Meski keduanya sudah melepas jabatan anggota OSIS-karena tentu saja, mereka sudah kelas dua belas-Evan dan Kayla tidak akan tinggal diam dengan suatu kejanggalan yang ada di sekolahnya, seperti saat ini contohnya.

"Ada apa ini?" tanya Evan langsung, tepat saat tangan cowok itu mulai mengepal seakan-akan ingin menonjok gadis yang ada di hadapannya.

Gadis itu menoleh, matanya kontan melebar karena terkejut melihat Evan dan Kayla yang berdiri di hadapannya, "Eh? Maaf kak, cowok ini nggak tau sopan santun!"

Cowok itu kembali emosi, "Enak aja lo!" lalu berpaling pada Evan dan Kayla, "Bohong kak, dia aja yang payah megang kamera!"

"Jadi sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Kayla yang omong-omong, wibawanya tidak pernah hilang.

"Dia nendang bola sembarangan, kak! Kena kamera sekolah, pula!" ucap gadis dengan nametag yang bertuliskan nama Luna itu.

"Nggak, Kak!" sanggah cowok yang ternayata juga memiliki nama; Adi. "Saya nggak sengaja! Dia nya aja yang deket-deket lapangan futsal!"

"Jelas, lah! Gue seksie dokumentasi, tahu?" geram Luna.

"Cukup, cukup." sela Evan, "Kalian ini anggota OSIS atau...?"

"Saya calon ketua OSIS, Kak."

"Aku calon ketua OSIS, Kak."

Jawaban yang diucapkan dengan cara bersamaan oleh Adi dan Luna itu membuat Evan dan Kayla terkejut, lalu melontarkan sebuah tatapan yang hanya bisa dimengerti oleh mereka berdua. Kontan, keduanya menahan tawa.

"Gini aja," ucap Kayla, "Nggak usah main salah-salahan. Kembali lagi ke tugas kalian masing-masing, ini cuma masalah sepele, oke? Dan kalo ingin jadi ketua OSIS, jangan berantem mulu, nanti jadi cinta."

Evan sungguh ingin tertawa kencang mendengar ucapan gadisnya, benar-benar menyindir masa lalu.

"NGGAK!"

Lagi-lagi, keduanya menjawab secara bersamaan.

"Nah, yaudah, jangan berantem lagi ya!" ucap Evan sambil merangkul Kayla lalu pergi dari hadapan anak kelas sepuluh itu.

"Maksud kamu apa, hm? Sok-sok nasehatin junior," sindir Evan. Kayla tertawa, "Entahlah, aku cuma ngerasa bakalan ada cerita yang seru tentang mereka setelah kita lulus."

My (Lovely) EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang