6

25.8K 243 3
                                    

Sura POv

Menyebalkan karena Jiro-san menyuruhku untuk mengambil kamera, dan kamera itu ada pada Himchan. Aku pun keluar dari apartment-ku dan pergi menuju apartment Himchan yang hanya berselang 3 ruang dari apartment-ku. Aku mempunyai kuncinya, jadi aku masuk begitu saja. Kulihat di dalam sepi. Apa dia benar-benar pergi mencari wanita lain? Ya, lelaki itu hanya memikirkan cara bagaimana untuk memuaskan nafsunya, seharusnya aku sadar sedari dulu.

"Hah, dimana kamera itu." Gumamku karena tidak melihat kamera itu di beberapa mejanya

."Sura?" Tiba-tiba aku mendengar suara Himchan. Dia ada, ternyata?

"Himchan, dimana kau simpan kamera?" Tanyaku sedikit berteriak. Kurasa dia berada di kamar mandi.

"Uh.., aku -pa."

"Apa?"

"Aku -a."

"Bicara yang jelas!" Aku tak dapat mendengar jelas suaranya. Aku pun mendatangi kamar mandi dan membuka pintunya.

"Ya~ apa yang kau--"Aku menghentikan kata-kataku setelah membuka pintu kamar mandinya. Ugh, pemandangan yang kulihat malah Himchan sedang mengocok adiknya sendiri. Dia memandang ku lugu, seperti anak kucing.

"Kenapa?" Tanyaku

."Huh?" Dia terlihat kebingungan. Aku pun menghampirinya, berlutut di depannya yang sedang duduk di atas kloset dan menyingkirkan tangannya, membantunya untuk mengocok adiknya..

"Kau tidak mau membantuku, ya sudah, kukerjakan sendiri."

"Kenapa tidak datang pada orang lain saja?" Tanyaku datar

."......."

"Kau ini menyusahkanku. Aku ini bukan kekasihmu yang bisa melayanimu setiap-"

"Jadi kekasihku kalau begitu."Aku tau dia menunduk, berusaha meraih wajahku. Kata-katanya membuat tanganku berhenti bekerja. Tangannya mengangkat sedikit daguku, hidungnya membelai pipiku, dan kurasa aku harus menghentikannya. Aku segera memalingkan wajahku. Aku pun bangkit, berjalan menuju wastafel dan mencuci bersih tanganku.

"Jangan bicara seenaknya, Himchan. Aku bukan boneka pemuas nafsumu." Berjalan pergi keluar dari kamar mandi, tak peduli kalau Jiro-san membutuhkan kamera yang ada padanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ya, nanti akan kukonfirmasi lagi." Kataku pada Jiro-san, lalu membuka pintu apartment-ku dan masuk ke dalam. Dan tebak siapa yang ada di dalam? Kim Himchan. Aku menyesal telah memberikan kunci cadangku padanya.

"Sedang apa kau di sini?"

"Tidak boleh, kah?"

"Aku tanya, sedang apa di sini?"

"Kau menghindariku, Kang Sura."

Aku mendecak kesal, menyimpan tasku, lalu membuka lemari, menyibukkan diriku untuk memilih baju untuk tidur

."Sura," Himchan mendekatiku, berdiri di belakangku. Mengapa dia harus terus menggangguku?

"Jangan ganggu aku, Himchan."

"Kenapa?"

"Aku tidak suka." Beranjak pergi, tapi Himchan menahan tanganku. Dia benar-benar mengesalkan.

"Kau tidak seperti ini sebelumnya." Menghela panjang nafasku, mencoba meredakan emosiku.

"Ada apa?"

"Aku akan berhenti bekerja dan kembali ke Korea."

".....apa perlu menghindariku seperti itu?"

"Banyak hal yang tidak kau tau tentangku. Aku pergi kemari, meninggalkan kekasihku begitu saja. Memutuskan hubunganku dengannya hanya karena terlalu senang bekerja di tempat ini, lalu merelakan tubuhku dijajah oleh pria sepertimu. Kau tau? Aku masih berharap bisa mendapatkan pria baik. Meski sangat tidak pantas, tapi aku akan berusaha mengejar kembali orang itu. Aku tidak ingin seperti ini lagi."

Kembali melangkahkan kakiku, tapi Himchan menahanku lagi."Sura..."

"Ayolah, Himchan. Kalau kau memang temanku, jangan halangi aku untuk berubah. Aku ingin mejadi lebih baik agar pantas dengannya."

Aku berusaha melepaskan tangan Himchan yang memegang erat tanganku. Kali ini Himchan melepaskanku. Pedih. Mataku terasa sangat pedih. Ya, tapi aku harus melupakannya demi masa depanku

1 Month later




Kini semuanya telah berubah. Tak ada lagi pemandangan kotor di hadapanku, tak ada lagi wajah pria itu yang selalu menganggu pikiranku. Akhir-akhir ini yang kudapatkan adalah kejutan-kejutan manis dari pria yang sedang duduk di hadapanku, menyesap kopinya.

"Kenapa memandangku seperti itu?" Tanyanya tiba-tiba, membuyarkan pikiranku. Aku hanya dapat meringis. Dia Youngjae, mantan kekasihku. Dia pria terlembut yang pernah kukenal, sayangnya aku pernah menyia-nyiakannya begitu saja. Tapi Youngjae masih memperlakukanku secara spesial. Apa aku masih boleh berharap? Semua wanita ingin mendapatkan pria baik sepertinya.

"Sura, kau masih belum menjawabku. Apa yang membuatmu kembali dan meninggalkan pekerjaanmu begitu saja?"

"Uh..., itu....."

"Apa untukku? Hahaha...,"Aku tersenyum. Untuknya? Ketika dia bertanya, aku malah ragu untuk menjawab. Untuknya, atau untuk menghindari Himchan saja karena dia sudah membuatku patah hati?

"Kuperhatikan kau selalu melamun. Memikirkan seseorang?" Tanyanya tepat sasaran.

"Ah, tidak."

"Jangan berbohong, Sura."

"Sura?" Dapat kudengar suara orang lain yang datang.

"Sura? Sudah kuduga kau di sini!" Menyesal. Lagi-lagi aku menyesal telah memberitahu daerah rumahku, juga kedai kopi ini yang menjadi tempat favoritku untuk bersantai. Kim Himchan, untuk apa dia muncul di hadapanku?

"Aku sedang bersama seseorang, tolong jangan ganggu aku dulu, Himchan." Ujarku.

"Sura, aku mencarimu, kau tau?"

"Ya, tapi kita bisa bicara nan-"

"Aku mencintaimu, bukan hanya menjadikanmu bonekaku,kau mengerti?!"

Tbc

sex friend??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang