4

38.3K 274 4
                                    

"Aku mencintaimu." Tiba-tiba saja mulutku bicara seperti itu.
"Ne?"

"Ani. Akh! Sakit, bodoh!" Memukul lengannya karena dia menusukku terlalu dalam

."Ahaha, maafkan aku..hh"Menyedihkan. Terlalu murah. Apa aku salah mencintai seseorang?

.
.


.
.
.
.

"Aku belum bisa kembali, ayah. Maafkan aku." Ujarku di balik ponsel.

"Aku tidak tau. Hatiku masih belum bisa menerima..........ne.........terima kasih sudah mengerti......ne."Ayahku mematikan ponsel nya terlebih dahulu. Sedikit lega setelah dapat bicara padanya. Aku pun kembali ke ruang tengah, bergabung dengan kru lainnya yang sedang asik minum-minuman.

Mencari aman, aku duduk di sebelah Himchan

."Mau minum?" Tawar Himchan padaku. Aku hanya menggelengkan kepalaku

."Aku mengantuk." Ucapku.

"Mau tidur bersamaku?" Tawarku padanya.

"Okay. Kurasa aku dan Sura harus kembali ke kamar duluan. Nikmati malam kalian~" Ujar Himchan pada yang lain, lalu menggandengku pergi kembali ke apartment-ku.Sesampainya di apartment-ku, Himchan langsung menuju tempat tidurku dan duduk di tepinya. Aku menyiman tas kecilku, lalu membuka blazerku.

Menarik kursi dari meja riasku tepat ke hadapan Himchan, menurunkan celana dalamku, lalu duduk di atas kursi dan menaikkan juga kedua kakiku, membiarkannya terbuka

."Himchan, bantu aku." Ucapku.

Dia tertawa kecil, tak percaya kalau aku berbohong soal aku sedang mengantuk. Ia bangun dan berlutut di depanku, menjulurkan lidahnya hingga menyentuh vaginaku.
Ia menjilatinya, benar-benar menggelitikku.
Jari-jarinya berusaha membelah bibir vaginaku, lalu menelusupkan lidahnya ke dalam. Lidahnya terus bergerak. Memainkan klitorisku, lalu menghisapnya. Aku sangat membutuhkan Himchan.
Bukan hanya sebagai pemuas nafsuku, tapi aku sangat mencintainya. Yang kutakutkan, Himchan hanya menganggapku sebagai pemuas nafsunya saja.

***
.
.
.
.
.
.
.
.
Silau.

Mataku menyipit karena matahari pagi sangat menyorotkan cahayanya padaku. Aku mencoba bangun dari tidurku dan menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi wajahku.

Seperti biasa, yang kucari pertama kali adalah ponselku. Kutemukan ponselku di bawah bantal dan kulihat aku mendapatkan 1 email. Lelaki itu

.Annyeong~ aku sangat merindukanmu, Sura. Kapan kau kembali? Meskipun keadaan sudah berubah, tapi aku berharap kita bisa bermain bersama lagi^^

Mengapa orang itu tetap bersikap baik padaku? Karenanya, aku memikirkan kembali kata-kata ayahku.

Himchan POV

"Kau sudah bangun?" Tanyaku yang muncul dari dapur. Dia seperti terkejut melihatku.

"Cepat mandi, kita harus segera pergi."

"Kemana?"

"Rumah Kagami. Kolam renangnya bagus untuk dijadikan lokasi. Sepertinya kita juga akan menginap di rumahnya. Jadi cepat mandi dan bereskan barangmu."

"Ah, okay."Lesu. Dia selalu seperti itu setiap pagi.

***
.
.
.
.
.
.

Threesome,

bercinta dengan sahabatnya dan juga pelatih renangnya. Aku melirik pada Sura. Mengapa ia fokus sekali memperhatikan mereka? Aku pun iseng menghampirinya dan menutup matanya dari belakang

."Lepaskan tanganmu!" Dia memukul tanganku. Aku hanya tertawa, lalu duduk berhimpitan dengannya

."Jangan terlalu fokus memperhatikan barang orang lain." Kataku.

"Apa maksudmu?"

"Tidak puas dengan milikku, eh?" Dia malah mencibirku.

"Kurasa kita bisa pergi dari tempat ini sekarang."

"Hm?"

"Aku membutuhkanmu." Bisikku.

"Tidak untuk hari ini."

"Kenapa?"

"Tidak sekarang, pokoknya.

"Apa dia sedang memikirkan hal yang membebaninya? Kuperhatikan dia memang terlihat sedikit murung hari ini. Menyebalkan karena aku harus bekerja sendiri.

#tbc

sex friend??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang