2

51.4K 367 1
                                    

Kudengar seseorang di dekatku terkekeh geli. Aku langsung menoleh padanya dan menatapnya sebal

."Wajar kalau dia terus menawarimu." Ujarnya sambil menahan tawanya. Aku hanya mendelik padanya. Dia selalu mentertawaiku kalau Jiro-san memaksaku lagi untuk bergabung saja dengan artis-artis jalang itu

. "Kang Sura," Bisik Himchan tepat di belakang telingaku.

"Hm?"

"Apa kau tau aku memandangmu seperti apa?"

"Apa?"

"Porn star."

"Yak!" Aku langsung menoleh ke belakang dan memukul lengannya. Lagi-lagi dia terkekeh. Menyebalkan.

"Kau tau apa yang harus kau lakukan setelah ini." Ujarnya, lalu mengecup telingaku dan pergi menjauh, mengobrol dengan kru lainnya.

Aku hanya tersenyum geli. Ya, dia selalu memintanya padaku akhir-akhir ini

.***Author POV

Setelah pekerjaan selesai, Sura mendorong roda gantungan pakaian ke dalam apartment-nya. Seperti biasa, Himchan membantu membawakan barang-barangnya. Sura menyimpan gantungan bajunya di sudut ruangan dan memasukkan alat-alat make up nya ke dalam lemari, sedangkan Himchan duduk di kasurnya sambil melihat-lihat baju-baju yang mengggantung di sampingnya.

"Hari ini kau sibuk?" Tanya Himchan.

"Tidak. Aku hanya harus me-laundry baju-baju yang dipakai tadi." Jawab Sura. Himchan meresponnya dengan anggukan

."Sepertinya kau pantas memakai ini." Tiba-tiba saja Himchan menunjukkan baju seragam yang diambilnya. Sura hanya tertawa

."Aku pantas memakainya 5 tahun yang lalu."

"Coba kau pakai ini." Kali ini Himchan menyodorkan baju pelayan pada Sura.

"Ah, tapi lebih pantas pakai ini." Belum sempat Sura menjawab, Himchan sudah berkata lain.

"Cepat pakai, aku ingin melihatnya." Berjalan mendekati Sura dan menyerahkan pakaian itu pada Sura.

"Tidak mau."

"Ayolah, kita harus mencoba permainan baru."

Ya, Sura tau apa yang Himchan maksud. Pada akhirnya Sura menuruti kemauan Himchan. Masuk ke dalam kamar mandi,lalu mengganti bajunya. Sementara Himchan kembali naik ke atas tempat tidur, lalu mengambil handycam yang tergeletak di buffet yang menarik perhatiannya. Dia pun mulai merekam, lalu mengarahkan cameranya pada gantungan baju lagi, melihat-lihatada apa lagi di sana. Meraih beberapa dasi, memperhatikan coraknya lalu berpikir ia dapat meminjam barang-barang lumayan ini kapan saja

."Himchan, kurasa ini sedikit aneh." Ujar Sura dari dalam kamar mandi.

Cklek.....

"Yak, apa yang kau lakukan?" Sura terkejutketika Himchan tiba-tiba saja merekam dirinya. Himchan hanya tertawa. Sura pun mendekat pada Himchan, ikut naik ke atas tempat tidurnya.

"Coba kita lihat."

Himchan mengarahkan perlahan kameranya mulai dari kepala, dada, hingga kaki Sura yang melipat.

"Sudah kubilang kau pantas memakainya. Masih sangat pantas."

"Ya tapi apa yang kau lakukan, huh?"

"Kali ini kita bintangnya."

"Ne?"

"Tidak salah kan, kalau aku merekamnya?"

"Lalu kau akan menyebarkannya? Yang benar saja."

"Jangan gila. Mana mungkin aku memperlihatkannya pada orang lain. Jadi, bagaimana?"
Himchan menaruh kembali handycamnya ke atas buffet dan mengarahkan kameranya pada mereka berdua. Sura memundurkan posisinya, bersandar pada kepala kasurnya, begitu pula dengan Himchan yang mengikutinya. Memiringkan badannya, lalu memandangi wajah wanita di sampingnya.

"Kau cantik sekali." Ujarnya

."Sudah berapa kali kau mengatakannya?" Balas Sura. Himchan hanya tertawa karenanya.

"Bagaimana rasanya tadi?"

"Hm? Tentu saja aku tersiksa. Aku juga ingin melakukannya."

"Ahaha, sepertinya pekerjaan seperti ini merepotkanmu."

"Tidak juga. Bukankah aku memilikimu?" Himchan mencium pipi Sura, lalu kembali memandangi wajah Sura, lalu turun memandangi tubuhnya.

"Kau melepas bra-mu?" Himchan menyentuh dengan lembut permukaan nipple Sura yang terlapisi seragam tipisnya.

"Ne." Jawab Sura, lalu mulai menikmati sentuhan yang Himchan berikan padanya. Himchan terus mengelus nipple Sura menggunakan jarinya, mencoba membuat Sura merasa lebih geli karena Himchan sedikit menggeseknya menggunakan kuku pendeknya.

"Cepat sekali mengeras." Bisik Himchan, lalu ia mulai menciumi rahang Sura. Ibu jari dan telunjuknya mencoba untuk menarik sedikit nipplenya yang sudah menegang. Ia dapat memilinnya meski Sura masih memakai bajunya.

"Kau pilih satu. Lebih baik memiliki sepasang mata atau tangan?"

"Hm, tangan. Karena aku tidak mau makan menggunakan kakiku." Himchan tertawa kecil, lalu menarik satu dasi dari gantungan

."Maka matamu yang menghilang." Tiba-tiba saja Himchan menutupi mata Sura dengan dasi itu dan mengikatnya

."Ya~ apa yang kau lakukan?"

#tbc

sex friend??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang