3

48.1K 314 1
                                    

Bukankah kau akan lebih menikmatinya jika menutup matamu?"
Lagi, mereka tertawa. Himchan mulai dengan permainannya. Menjilat dan mengecup bibir Sura, tapi sama sekali tidak menangkapnya. Menjilatinya lagi, lalu menjauh ketika Sura memajukan wajahnya. Mempermainkan Sura, itu yang Himchan suka. Tapi pada akhirnya Himchan akan kembali menyerangnya ketika Sura merasa lelah untuk menangkapnya.

Tangan Himchan mulai meremas pelan payudara Sura. Kembali mengelus nipplenya dari luar, karena gesekan dari bajunya dapat membuat Sura lebih cepat terangsang dibanding menyentuhnya secara langsung. Nipple-nya kembali terlihat jelas dari balik seragamnya. Himchan sedikit menurunkan tubuhnya, lalu menyenggol nipple Sura dengan lidahnya, menghisap nipplenya yang masih tersembunyi itu.

Sura menggigit bibir bawahnya. Permainan Himchan membawa sedikit pengaruh geli pada kewanitaannya sehingga Sura menggesek pahanya sendiri

."Hm, kita lihat apa yang kita punya." Ujar Himchan tiba-tiba. Ia mengambil kotak yang sebelumnya ia bawa, kotak berisikan sex toys

."Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Sura kebingungan karena tidak dapat melihat apapun

."Suka bermain dildo?"

"Yak! Jangan lakukan itu padaku!" Himchan terkekeh, berpikir kalau Sura jauh lebih menyukai miliknya dibanding benda tiruan itu. Pada akhirnya Himchan mengambil sebuah vibrator dan menyalakannya, menempelkannya pada nipple Sura

."Bagaimana?" Tanya Himchan. Sura hanya semakin menekan kemaluannnya menggunakan pahanya.

"Aku tau kau menyukainya." Tersenyum puas, itu yang Himchan lakukan.

"Buka kakimu." Bisik Himchan di telinganya. Sura pun menuruti apa kata Himchan. Himchan menempelkan vibratornya pada vagina Sura yang masih ditutupi celana dalamnya. Ia merasa puas setelah Sura mulai mengeluarkan desahan kecilnya

."Ahh, Himchan...geli sekali..." Ujarnya. Himchan memutar-mutarkan mainannya di area permukaan klitoris Sura, membuat Sura bergidik dan celananya mulai basah. Menutup matanya sama saja dengan mengunci tangannya. Sura tidak akan menyentuh Himchan karena dia pasti takut tidak sengaja melukainya dengan jari-jarinya. Sedari tadi ia hanya meremais sprainya

.Sura POV

Dapat kurasakan Himchan menarik celana dalamku. Ia membuka celana dalamku yang sudah terasa lembab sekali. Himchan selalu membuatku untuk menginginkan hal yang lebih lagi. Aku pasti sudah gila mengingat dia bukan kekasihku.

"Ahh...!" Kali ini getaran yang kurasakan lebih hebat. Kurasa Himchan menyelipkan alat itu di bibir vaginaku. Ini terasa sangat amat geli. Aku ingin menutup kakiku, tapi getaran itu pasti akan lebih terasa. Dan kini, tangan Himchan terasa di permukaan dadaku lagi. Dia membuka satu persatu kancing seragam yang kupakai, lalu tangannya meremas payudara kananku.

"Himchan-ah...."

Aku dapat merasakan cairan yang keluar dari vaginaku. Basah.
Tapi Himchan tidak mendengarku. Sesuatu yang lembab menyentuh nippleku yang menegang. Dia memainkan nipple-ku dengan lidahnya, lalu menghisapnya kuat. Aku tak dapat begini terus. Akhirnya aku melepaskan sendiri dasi

yang menutupi mataku sehingga Himchan dengan terpaksa menghentikan kegiatannya

."Ya~kau tidak bisa begitu." Perotesnya. Aku tidak peduli. Langsung kutarik kepalanya, kulumati bibirnya. Dia tampak tersenyum disela ciuman kami. Aku tak tahan lagi. Aku mencabut vibrator dari vaginaku. Kubuka resleting celana Himchan, lalu menyelipkan tanganku didalam sana. Aku suka meraba adik kecilnya yang hangat.

"Mau kumanjakan?" Tawarku.

"Tentu-"

Ting-tong!

"Kalian yang di dalam, setengah jam lagi kita mulai! Ayame.sedang dalam perjalanan kemari!" Teriak orang dari luar sana

."Sepertinya kita harus bergerak cepat."Ujarku.

"Hah, kau berhutang padaku lain kali." Ujar Himchan yang terlihat kecewa. Aku tersenyum geli. Aku pun segera melepaskan kaus yang Himchan pakai, lalu Himchan melepaskan celananya sendiri. Dia mendorongku sehingga aku terbaring sempurna dengan kaki yang terbuka lebar dan dia berada diantaranya. "Pakai pengamanmu, Himchan. Aku tidak mau dihamili oleh pria sepeti kau."

"Haah, ya, ya, ya." Lucu melihatnya cemberut seperti itu. Kami harus membuang waktu lagi untuk menunggu Himchan memakai pengaman pada adik kecilnya.

"Sekarang, jangan menahanku lagi." Dia mengarahkan adik kecilnya pada lubang vaginaku. Aku dapat merasakan geli saat kepala adiknya baru akan memasuki sarangku.

Rasa yang membuatku gelisah, tapi juga merasakan nikmat yang amat sangat. Adik nya berhasil masuk dan ia mulai menggerakkan pinggulnya. Himchan selalu dapat membuatku kehilangan akal sehatku. Memeluk tubuhnya, menciumi setiap inci dari wajahnya, semuanya tak pernah membuatku puas. Selalu ingin yang lebih, yang lebih, selalu yang.lebih.

Ini yang ketiga kalinya kami melakukannya. Mengapa aku tidak pernah menyesalinya? Aku tak pernah menyesali kejadian awal mengapa kami bisa melakukan hal ini. Masih ingat dengan jelas ketika Himchan merayuku untuk bercinta dengannya hanya karena dia sudah benar-benar tidak kuat ketika terlalu memperhatikan shooting dengan adegan yang baginya terlalu panas. Semenjak itu, Himchan selalu datang padaku.

Tbc

sex friend??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang