Pelangi

245 9 2
                                    

"Aku berlari, terus berlari. Sengaja tak kupedulikan tentang apa yang harus aku lewati dan yang harus aku tinggalkan. Tak kupedulikan tentang duri yang tak sengaja menancap hingga darah terus mengalir di telapak kakiku. Tak kupedulikan tentang jantung yang tak henti henti berdetak sangat kencang. Sungguh aku tak memperdulikan. Aku terus berlari mencari satu yang pasti"

Aku imelda. 16 tahun sudah membuatku menjadi wanita yang banyak pengalaman. Tak hanya bermain main dengan teman sebaya, namun juga menghargai apa arti setiap hela nafas yang ku hembus.

"Mel" ucap seseorang dari jauh

"Ya " sambil ku lihat siapa yang memanggilku

"Ngelamun aja bos, lagi mikirin apa sih ?"

"Devi, kaget banget deh" ucapku

Ternyata dia devi, sahabatku sejak aku TK. Dia memang mengerti semuanya. Tentang kehidupan ku, tentang suka duka ku. Dia memang seseorang oh bahkan lebih pantas di sebut malaikat .

"Kenapa sih ?" Kata Devi yang menemani aku duduk di taman.

"Hehehe" senyum getirku tanpa mengucapkan kata.

"Fero lagi? Kenapa si mel ?" Ucapnya sambil menatapku tajam.

"Aku kangen dev, aku inget semuanya. Semua perjuanganku sejak 3 tahun yang lalu. Aku hebat ya bisa bertahan untuk orang seperti itu bahkan dalam jangka waktu 3 tahun" sambil aku tertawa tipis.

"Inget gak si dev, aku pernah dulu rela relain berangkat pagi hanya demi biar aku disapa sama dia? Eh ternyata dia ngelewati aku gitu aja kayak ga kenal aku. Inget gak sih dev dulu aku udah bawa coklat pas valentine dan ternyata aku malah ngelihat dia pacaran pas di depan muka aku. Gimana ya aku ngerasa kayak semua emang sia sia tapi kenapa aku gak bisa lepasin semuanya ya. Oh ya inget gak sih dev. Dulu aku pernah kan ungkapin ke dia tentang semuanya ? Dan dengan gampangnya Fero cuman ngetawain dan anggep enteng semuanya. Aku bingung banget" ucapku yang sambil sesekali menitihkan air mata.

"Mel, dengerin aku. Semuanya ga ada yang sia sia. Semua itu indah kok tunggu dulu aja. Nanti juga fero nyadar. Udah dong ga usah sedih dulu. Sini sini" Devi mulai memelukku.

Entahlah aku bingung dengan semuanya. Memang benar ya kalau apa yang kita inginkan gak selama bisa jadi kita milikin. Namun terkadang mengikhlaskan semua yang bukan milik kita tak mudah.

Fero... Memang mencintai mu bukan hal yang mudah. Tapi aku tak pernah menyesal tentang apa yang sudah aku perjuangkan. Fero. Bolehkah aku menyebutmu pelangi ?. Pelangi yang tak pasti setelah hujan membasahi. Pelangi yang memang indah namun hanya sekejap. Pelangi yang selalu ku nanti.


*********
Vote dan comment di tunggu ya. Terima kasih

Meski Tak TerbalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang