"Aku mohon... Jangan tinggalkan aku, aku akan menuruti apapun maumu..."aku terus terisak diatas tubuh Rafael

"Apapun??"

"Iya apapun"sahutku masih terus menangis

"Bagaimana kalau menyerahkan seluruh hidupmu untukku?"tunggu suara siapa tadi, aku mendongakkan kepalaku untuk mencari sumber suara, kurasakan tubuh Rafael bergerak, perlahan matanya terbuka, aku menangis haru, ini suatu keajaiban... Rafaelku hidup kembali. Tanpa aba-aba aku langsung memeluk tubuh itu dengan erat, ku rasakan ia sedikit meringis

"Jangan tinggalkan aku..."tangisku masih belum berhenti, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara yang tertawa dengan nyaringnya, aku bangun dari tubuh Rafael, ku lihat Rafael juga ikut tertawa bersama Adrian, Juno dan juga... bunda? Ada apa ini?

"Hahaha... lihat wajahmu Lex... dandananmu berantakan"Adrian terlihat mengejekku, aku yakin dandananku saat ini sangat kacau

"Kenapa kalian tertawa"tanyaku dengan wajah bingung dan belum mengerti dengan apa yang sedang terjadi. Bukan hanya aku yang bingung tapi Sarah juga, raut wajahnya seakan mengatakan 'ada apa?'aku mengedikkan bahuku

"Maafkan bunda sayang... ini semua ulah mereka"aku masih belum mencerna semua yang dikatakan mereka

"Oh... Lihatlah, sepertinya ia belum sadar kalau sedang dikerjain"kali ini Juno ikut tertawa sambil memegang perut, sepertinya Sarah menangkap maksud dari perkataan kekasihnya

"Aku tidak terlibat soal ini"Sarah mengangkat tangan, detik berikutnya aku baru tersadar kalau ini adalah skenario mereka. Aku langsung mencubit, memukul tidak memperdulikan ringisan Rafael yang menahan sakit

"Jadi ini semua ulahmu..."aku masih terus mencubitinya

"Ampun sayaaang... sakit..."kulihat Rafael masih terus tertawa sambil menahan sakit. Adrian langsung menarik tubuhku agar tidak bisa menjangkau Rafael

"Rafael benar-benar mengalami kecelakaan Lex, apa kau tidak melihat luka disekujur tubuhnya"kata Adrian sambil terus menahan tawa. Aku diam tanpa ekspresi memperhatikan mereka yang masih tertawa, hingga bunda melihat ekspresiku yang berubah. Aku menangis, menangis dengan keras sampai terduduk dilantai. Aku benar-benar takut dan mereka?? Mereka hanya menganggap ini lelucon yang menurut mereka sangat lucu

"Hei sayang... ada apa?"tiba-tiba saja Rafael sudah ada disampingku, menghapus airmataku

"Kalian pikir ini lucu"suaraku meninggi, mereka semua terdiam. Aku marah

"Maaf..."katanya ingin memelukku, tapi aku langsung berdiri dan menatapnya dengan tatapan kecewa, Rafael nampak terkejut. Bunda, Adrian dan Juno juga kelihatan salah tingkah

"Aku benar-benar kecewa"kataku lalu berbalik setengah berlari kembali kekamarku. Aku tahu Rafael mengejarku, namun aku mengabaikannya. Aku benar-benar kecewa

Sesampainya disana aku langsung masuk kamar mandi, ku lihat wajahku yang sangat berantakan. Aku mencuci muka dengan tidak sabar, setelah kurasa bersih, aku keluar kamar mandi, aku tidak kaget mendapati Rafael berada disana. Kepalanya masih diperban dan aku yakin beberapa bagian tubuhnya penuh luka, apalagi tadi aku sempat memukul-mukulnya. Tapi rasa kecewaku padanya membuat aku menutup mata untuk menanyakan keadaannya. Saat ini aku sedang marah dan akan ku tunjukkan kalau aku tidak bisa dipermainkan

"Sayang... maafkan aku"katanya, aku pura-pura tidak mendengar. Aku memasukkan beberapa perlengkapan kedalam tas

"Aku ingin pulang sekarang"kataku dingin tanpa melihat kearahnya

Tak lama bunda masuk diikuti yang lain, wajah mereka nampak bersalah. Bahkan sepertinya Sarah juga marah dengan kekasihnya Juno. Sarah satu-satunya yang tidak tahu mengenai ini sama seperti diriku

PROMISE (SELESAI)Where stories live. Discover now