Part 12

38.2K 1.9K 18
                                    

Alexa tidak tahu berapa lama ia pingsan, satu jam, dua jam atau sudah semalaman, yang ia tahu saat ia sadar tubuhnya terasa lemas dan kepalanya sangat pusing. Alexa membuka matanya dan mendapati dirinya sedang terikat pada sebuah kursi kayu. Alexa memandang sekeliling ruangan dan laki-laki itu berjalan kearahnya dengan senyuman aneh tersungging diwajah laki-laki itu

"Siapa kau?"Alexa memberanikan diri menatap mata laki-laki itu

"Kau tidak perlu tau siapa aku, yang jelas... Aku dibayar untuk menculikmu"laki-laki itu mengeluarkan sebilah pisau dari balik punggungnya, muka Alexa memucat, perutnya melilit, keringat mengucur dari dahinya

"Siapa... Siapa yang menyuruhmu?"suara Alexa bergetar, jantungnya terdengar bergemuruh ditelinganya

'Tidak, aku tidak boleh mati sekarang. Kakaaak... Tolong aku'teriak Alexa dalam hati

"Kau akan terkejut jika tahu siapa yang menyuruhku"ujarnya membuat Alexa penasaran

"Siapa?"setahu Alexa, dirinya tidak mempunya musuh

"Apa kau akan membunuhku?"suara Alexa makin bergetar

"Tergantung. Aku dibayar mahal khusus untuk menculikmu, tapi jika dengan membunuhmu bayarannya akan lebih mahal lagi, mungkin aku akan melakukannya"laki-laki itu tertawa puas melihat gadis cantik didepannya makin ketakutan

Terlintas ide dalam otak Alexa, laki-laki ini hanya tertarik pada uang, ia yakin Rafael bisa membayar lebih mahal untuk keselamatannya. Namun hatinya melarang. Dia sudah terlalu sering menyusahkan Rafael, kali ini dia harus mencari jalan keluar sendiri, walaupun tidak yakin, yang penting ia harus bertahan, dia tidak mau mati seperti ini, tidak sekarang dan tidak ditempat menyeramkan seperti ini

Laki-laki itu mengacungkan pisaunya kewajah Alexa, Alexa menelan ludah dengan susah payah

"Apa kau takut?"

'Tentu saja bodoh'batin Alexa, namun dia diam saja takut pisau yang tepat berada didepan wajahnya mengenainya

"Hahaha... Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu. Tidak sekarang"ucap laki-laki itu lalu berjalan menjauhi Alexa menuju pintu dan menutup pintu itu, terdengar suara pintu dikunci. Alexa menarik nafas lega, setidaknya dia tidak akan dibunuh sekarang.

Alexa mencari akal, dengan keadaan tangan dan kaki terikat bagaimana dia harus bertindak. Alexa memandang sekeliling ruangan. Ia melihat jendela yang sudah pecah dan pecahan kacanya tergeletak tak jauh dari sana

'Aku bisa menggunakan pecahan kaca itu'gumam Alexa

Alexa menggerakan kursi yang didudukinya, sedikit demi sedikit kursi itu berhasil mendekati jendela, Alexa melihat kalau langit menampakkan sedikit warnanya

"Sudah hampir subuh"ucap Alexa pelan, sedetik kemudian dia tersadar dengan tujuannya, Ia bergerak cepat sebelum laki-laki itu muncul

Alexa mencoba meraih pecahan kaca itu dengan kakinya, namun usahanya sia-sia. Keringat sudah mengucur dari wajah dan tubuh Alexa. Dia mencari cara lain, Alexa membenturkan kursinya pada dinding berkali-kali, tubuhnya terasa sakit tapi perjuangannya tidak sia-sia, sandaran kursi tsb patah hingga ia bisa sedikit bergerak lantas ia membungkuk bermaksud meraih pecahan kaca itu dan karena tubuhnya tidak seimbang diapun jatuh menyamping

"Aaargghh..."Alexa merasakan sakit pada bahu kanannya karena terkena pecahan kaca

Perlahan Alexa bergerak mengambil pecahan kaca dan menggesek-gesekkannya pada tali yang mengikat tangannya, butuh waktu lima menit sampai tali itu terputus. Alexa mengelus tangannya yang lecet kemerahan. Buru-buru dia melepaskan ikatan pada kakinya, sekujur tubuhnya remuk karena diikat semalaman, Alexa melihat bahunya yang terluka dan menarik perlahan kaca kecil yang menancap disana, ia menahan sakit tanpa mengeluarkan suara

PROMISE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang