Part 23

43.3K 2K 40
                                    

Sorry update-nya kelamaan...

Apakah Rafael mati?? Langsung cekidot aja yaa...

Happy reading guys :)

===================================================

Alexa POV

"Raf... Rafael kecelakaan"ucapan Sarah membuat kakiku lemas, aku terduduk lemas

"Bagaimana... hal itu sampai terjadi"suaraku tercekat ditenggorokan, inikah kegelisahan yang melandaku sedari tadi

"Aku mendapat telepon dari Juno, ia terburu-buru kesini, ingin menemuimu... dipersimpangan jalan ia..."Sarah tidak sanggup melanjutkan ceritanya

Pintu terbuka, ku lihat Juno masuk sedikit tergesa...

"Alexa... Rafael..."Juno berjongkok disamping Sarah, ia memegang lengan Sarah

"Dimana dia? Katakan padaku dia baik-baik saja?"aku mengguncang-guncang tubuh kekasih sahabatku dengan tidak sabar, yang ingin ku dengar saat ini adalah bahwa Rafaelku baik-baik saja

"Ikut aku... Ayo"Juno dan Sarah membantuku berdiri

Aku mengikuti saja kemana mereka membawaku, pikiranku kacau, berbagai hal buruk terlintas di otakku. Tidak Tuhan... Tolong, jangan biarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Rafaelku. Selama ini sudah banyak hal yang kami lalui, ijinkan kami untuk bahagia

Juno berjalan jauh didepanku, hanya Sarah yang masih berjalan bersisian denganku. Jantungku berdebar sangat cepat saat melihat bunda menangis sesegukan didepan pintu kamar sambil memeluk Juno yang baru saja menghampirinya, ia nampak mengatakan sesuatu dan tatapan bunda menujuku, ada raut sedih yang mendalam. Aku melangkahkan kaki dengan sedikit terburu-buru, perasaanku semakin tidak enak...

"Bunda... Katakan padaku... Rafael baik-baik sajakan?"seruku dengan tidak sabar, bunda makin terisak. Adrian keluar dari ruangan dan agak kaget melihatku, aku tidak sabar untuk melihat keadaan Rafaelku

"Rafael baik-baik sajakan?"ulangku kali ini aku mengarahkan pertanyaan kepada Adrian

"Aku harap kau dapat menerimanya Lex... masuklah"Adrian menyingkir dari daun pintu membiarkan aku masuk

Aku berjalan perlahan, aku takut sesuatu yang buruk sedang menungguku disana, dengan tangan gemetar aku memegang gagang pintu, membukanya perlahan. Aku melangkahkan kaki masuk kedalam, disana aku tidak menemukan siapa-siapa. Mataku terpaku pada sosok yang terbaring dan semua tubuhnya tertutup dengan...

Oh Tidak... aku menutup mulutku, airmata sudah mengalir begitu saja tanpa bisa ku tahan, ini tidak mungkin terjadi, Rafael tidak mungkin meninggalkanku sendiri. Kakiku makin gemetar, melangkah kearahnya membuatku mati rasa. Perlahan aku buka kain putih yang menutupi wajahnya. Wajah itu terbaring kaku...

"Tidak... ini tidak mungkin... Raf... bangun Raf... kau tidak boleh meninggalkanku..."suaraku parau, aku terus mengguncang-guncang tubuh Rafael, aku pukul dadanya dengan keras, berharap ia kembali. Seseorang menarik tubuhku dari belakang

"Sabar Lex..."Sarah merangkulku

"Tidak Sar, dia tidak boleh meninggalkanku..."aku kembali mendekati tubuh Rafael, ia masih diam tidak bergerak sama sekali. Aku menarik-narik pakaiannya agar ia cepat tersadar

"Aku tidak bisa hidup tanpamu Raf, aku mencintaimu... sangat mencintaimu... aku mohon, kembalilah..."tidak ada sahutan sama sekali, tubuhku meluruh diatas tubuhnya, tangisku pecah, aku terus menerus memukul tubuhnya

"Aku mencintaimu... aku mencintaimu..."kataku berulang-ulang bagai mantra, berharap ia dapat mendengarnya

"Aku akan melakukan apapun... Tolong kembalilah padaku..."namun ia masih diam, tangisku makin terdengar pilu

PROMISE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang