Part 17

42.5K 2.1K 37
                                    

Aku share tanpa baca ulang lagi, semoga ga banyak typo dan ceritanya msh nyambung... soalnya lagi ga mood sih hehehe...

Cekidot ...

==========================================================

Alexa POV

Keesokan harinya saat aku menuruni anak tangga, ku lihat kak Rafael sudah duduk manis di meja makan sambil membaca koran dan sesekali menyesap kopi hitamnya. Jantungku kembali berdetak kencang mengingat kejadian semalam, aku tidak tahu harus bersikaf bagaimana nanti.

Aku melangkahkan kaki ku dan kulihat kak Rafael melirikku sebentar lalu kembali menyesap kopinya.

"Bagaimana tidurmu, nyenyak?"tanya kak Rafael tiba-tiba saat aku sudah duduk dihadapannya, saat ini aku lebih memilih duduk agak jauh darinya

"Hah... Iya nyenyak"sahutku agak gugup

"Makanlah, kita pergi kekantor sama-sama"ujarnya lagi

"Ta...pi..."kak Rafael menatapku tajam, aku langsung bungkam dan akhirnya mengangguk

Aiiiissshhh... aku bukannya takut dengan kak Rafael, tapi jantungku benar-benar akan keluar dari tempatnya jika berdekatan dengan kak Rafael saat ini, apa mungkin aku sudah jatuh cinta, aku merasakan pipiku menghangat, aku yakin wajahku sudah memerah

"Kenapa? Membayangkan yang semalam lagi?"ku lihat kak Rafael tersenyum miring sengaja menggodaku

"Ssssttt..."aku tidak mau pelayan disini mendengar, nanti mereka berpikir yang bukan-bukan... padahal kami hanya berciuman dengan... intim

Aku menyelesaikan makanku dengan cepat mengingat saat ini kak Rafael terus menatapku dengan tatapan yang... ah aku tidak tahu

Kak Rafael mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, saat ini memang kak Rafael tidak menggunakan jasa supir seperti biasanya, ia ingin mengemudi mobilnya sendiri. Aku menoleh kearah kak Rafael yang sedang serius menyetir, menyusuri wajahnya yang perlahan-lahan mulai ku hafal.

Pernahkah aku mengatakan kalau kak Rafael itu sangat tampan, iya ia sangat sangat tampan bahkan lebih tampan dari Alfredo dan Nathan, hanya saja dulu aku menutup hatiku karena ku tahu ia adalah kakakku walaupun bukan kakak kandung. Sekali lagi darahku berdesir saat menyusuri wajahnya, alisnya tebal, bulu matanya lentik, hidungnya mancung, rahangnya kokoh, aku beralih pada bibirnya, aku menelan ludah dengan susah payah, bibir itu yang semalam menciumku dengan panas, pantas saja kak Rafael selalu mendapatkan tatapan memuja dari para gadis belum lagi tubuhnya yang atletis dan aku yakin perutnya kotak-kotak.

"Sudah puas menganggumiku sayang..."perkataan kak Rafael refleks membuatku tersadar dan langsung menatap keluar jendela tanpa menjawabnya

Dia bilang apa tadi... 'sayang', darahku kembali berdesir, aku tersenyum senang

Beberapa karyawan memandang kami dengan tatapan bingung, aku tahu mereka pasti bertanya-tanya kenapa aku bisa semobil dengan bos mereka atau seperti sekarang saat kak Rafael mengenggam erat tanganku, aku sudah beberapa kali mencoba melepaskan genggaman itu namun kak Rafael malah makin mengenggamnya dengan erat. Aku hanya sebatas bahu kak Rafael, aku menarik lengannya sedikit agar kak Rafael menundukkan kepalanya

"Kak nanti mereka curiga..."bisikku tepat ketelinga kak Rafael lalu ia menegakkan kembali tubuhnya. Aku kesal karena ia mengacuhkanku dan malah kembali berjalan, saat kami masuk kedalam lift, kak Rafael baru melepaskan genggaman tangannya, baru saja aku ingin bernafas lega namun hal yang tak terduga terjadi, kak Rafael kembali mencium bibirku dengan cepat, aku mematung... sampai saat kami tiba dilantai teratas dimana kantor kak Rafael berada, aku masih tidak bisa bergerak

PROMISE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang