Bagian Limabelas : Berakhir ?

41.2K 1.8K 33
                                    

PG: 18+
Part ini hanya untuk pembaca yang berumur 18+ jadi yg berada di bawah umur itu author tidak menanggung ~
La~la~la~la~ happy reading ^^

Author POV

Kata itu seperti sebuah pisau yang menusuk tepat di jantung Leo. Pria itu terkejut, wajahnya tidak berekspresi tetapi jika dilihat lebih dalam pria itu sangat teramat terkejut. Dia diam dan Ristaya-pun juga terdiam, wanita itu menunggu jawaban dari bibir Leo sekarang ini.

"Jadi-ini caramu untuk memaafkanku?" tanyanya. Leo memandangan tajam pada Ristaya yang sedang terbaring di ranjang UGD. Tetapi, wanita itu hanya terdiam, dia tidak menjawab pertanyaan Leo. "Jika caramu memaafkanku seperti ini, lebih baik jika aku tidak meminta maaf padamu."

Setelah mengatakan itu, Leo bangkit dan berkata, "Aku akan mengurus adminitrasi dulu, kau istirahatlah."

Leo berjalan dengan membuka tabir yang menutupi tempat Ristaya terbaring dengan kasar. Dan Ristaya, wanita itu sedikit menyesal dengan ucapan yang baru saja dia lontarkan.

Semakin lama punggung Leo tak terlihat dan semakin menjauh. Air matanya mengalir, dia mencintai Leo, akan terlalu sakit jika harus bersama Leo ketika pria itu tidak memberikan kepastian padanya terlebih tentang hubungan Leo dengan Helena yang mungkin saja belum berakhir.

Tentu saja Ristaya tidak ingin menjadi peran jahat disini, dia hanya ingin Leo bahagia. Jika memang bersama Helena membuat pria itu lebih bahagia walau Ristaya sakit, itu akan dia lakukan. Semua demi Leo.

**

"Kau ingin makan sesuatu? Atau ingin makan ayam goreng kesukaanmu di fast food?"

Mereka telah kembali ke apartermen. Leo yang memapah Ristaya dan masuk kedalam kamarnya lalu membaringkan Ristaya dan menyelimutinya. Ah, Leo yang perhatian.

Ristaya menggeleng dan berkata dengan pelan, "Soal ruamh sakit-"

Belum sempat Ristaya melanjutkan perkataanya, Leo memotong dan berkata, "Kau masih sakit. Dan kurasa otakmu ikut panas lebih baik kau istirahat. Mengerti?"

"Aku benar-benar serius soal ini, Leo. kita-"

"Bisakah kau diam? Istirahatlah dulu, kita bicara jika kau sudah benar-benar sembuh." Dan kemudian Leo meninggalkan Ristaya sendiri dikamarnya. Dia hanya tidak ingin mendengan ucapan itu lagi dari mulut Ristaya. itu seperti sebuah bom waktu baginya.

Ristaya mendesah pelan, percumah saja kelihatannya karena dari awal pernikahan ini yang mengatur adalah Leo. Ristaya meraih ponselnya, dia hendak memberitahu Adam jika dia tidak bisa masuk walau Adam tentu saja tahu karena hari sudah siang.

Baterai ponselnya telah terisi penuh sejak semalaman dia mengisinya, untung saja ponselnya tidak meledak. Ristaya menyalakan ponselnya dan menunggu sekitak satu menit untuk membuka tampilan utama pada ponselnya.

Disana, tepatnya wallpaper ponsel Ristaya adalah sebuah foto. Foto yang diambil kira-kira tiga bulan yang lalu, sebuah foto dengan background kebun teh dan menampilkan sosok sepasang suami isteri, sang suami yang sedang mencium pipi sang isteri tiba-tiba. Itu adalah foto dirinya dan Leo.

Senyum getir itu nampak di wajah Ristaya. Betapa mengharapkannya dia dengan Leo saat ini.

Ponselnya berbunyi, menampilkan beberapa pemberitahun yang muncul karena sejak semalam ponselnya mati.
Itu pesan dari Leonardo.

Kau dimana, Sugar?

Aku sudah sampai lima menit yang lalu.

Kemudian ada pesan suara yang Leo tinggalkan pada nomor Ristaya. Dengan pelan wanita itu menempelkan ponsel pada telinganya dan kemudian mendengarkan setiap kata-kata Leo yang khawatir dengannya.

The Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang