Bagian Enam : Si Brengsek dan ... Leo?

38.5K 1.9K 25
                                    

Ristaya menatap lekat-lekat pria yang berada di belakangnya itu.Tubuhnya serasa membeku ketika dia menoleh kebelakang beberapa waktu lalu dan mendapati pria brengsek yang menyunggingkan senyumm padanya. Ingin rasanya dia berbalik dan menganggap pria itu tidak ada, tapi, tidak bisa.

Empat tahun belajar untuk merelakannya sungguh sulit, selama empat tahun pula dia menelan pil pahit dengan namanya patah hati. Dan sekarang, setelah empat tahun berlalu dia harus bertemu pria ini lagi. Sial!

"Lama tidak bertemu, Taya. Kau semakin... cantik." Ujarnya sambil mengedipkan sebelah matanya, khas seperti pria itu ketika menggodanya dulu.

Ristaya mendengus, pria ini tidak berubah sama sekali. Dengan hati yang menahan amarah, Ristaya mengembalikkan kembali tubuhnya kedepan. Walau sulit tapi dia harus bisa.

Pria di belakang Ristaya hanya tersenyum geli, dia beranjak dan duduk di kursi samping Ristaya yang kosong.

"Kau masih marah denganku?" tanyanya tanpa dosa dan itu mampu membuat Ristaya menggeram kesal.

"Tidak."

Pria itu kembali tersenyum, apa dia gila?

"Benarkah?" Pria itu menggosok-gosok dagunya dengan jari telunjukknya seolah-olah sedang berfikir, "Kurasa, melihat dari sikapmu itu, kau belum dan bahkan sama sekali tidak pernah mau berdamai denganku."

Jika Ristaya mampu untuk mengungkapkan perasaannya dia akan menjawab, Ya. Benar, Dirinya memang benar-benar belum dan tidak akan pernah berdamai dengan pria yang sudah membuatnya sakit hati selama bertahun-tahun.

"Ayah!" teriak seorang anak laki-laki dengan rambut hitam yang tebal berlari kearah dimana Ristaya dan si pria itu duduk.

Si pria itu tersenyum, dia bangkit dari tempat duduknya dan menggapai anak laki-laki itu dan menggendongnya.

"Denis, sapa Tante Taya. Dia teman Ayah dan Ibu." Suruhnya pada anak laki-laki itu.

Ditempat, Ristaya hanya membeku. Teman Ayah dan Ibu? Si brengsek ini benar-benar brengsek!

"Halo, tante. Saya Denis." Sapanya pada Ristaya yang masih duduk dan membeku.

Ditempatnya, Ristaya mencoba untuk tersenyum walau bisa dilihat walau dia gagal melakukan hal itu. Hal yang sangat biasa baginya, tapi kini terasa sangat menyakitkan.

"Hay..." Dia bangkit dan mencoba mendekat pada anak kecil itu, "Sedang apa Denis disini?"

Anak kecil itu menjawab dengan nada bicara yang lancar, "Sedang menemani nenek ke dokter, tante. Tante siapa yang sakit?"

Belum sempat Ristaya menjawab, tiba-tiba Leo sudah berada di sampingnya dengan tangannya yang melingkar erat di pinggulnya. Matanya tidak terlepas dari pria yang berada di hadapan isterinya.

"Ryan Yudistira," pria yang berada di hadapan Ristaya mengeulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Leo. "Mantan kekasih Ristaya."

Tangan Leo terkepal keras, pria itu bisa-bisanya memperkenalkan diri sebagai mantan kekasih?

"Eumm... kami pulang dul-"

"Leonardo Chandrajaya, suami Ristaya."

Alih-alih mendengar permintaan sang isteri, Leo membalas jabat tangan Ryan dan memperkenalkan dirinya dengan jelas bahwa dia adalah suami Ristaya.

Ryan menyinggung senyuman tanpa arti,"Jadi kau tidak mengundangku ke acara pernikahanmu, Taya?"

Ristaya tidak menjawab, dia kebingungan dan kehabisan akal untuk menjawab pertanyaan Ryan.

The Crazy WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang