Chapter 04 - One Night with Cute Serial Killer? Why Not?

Start from the beginning
                                    

"Hah..ceroboh. Ia bahkan tak memberi kata sandi atau pola pada handphonenya..." kataku sambil menjelajahi menu hpnya.

Aku membuka menu 'kontak'. Kucari nomor handphonenya dan kucatat. Lalu BBM. Aku meng-scan kode QR nya.

Selesai dengan itu, aku membuka galeri.

"Waw, penuh dengan foto..." kataku. Aku melihat semua foto miliknya. Banyak sekali foto anime disini dan juga foto selfie yang tak kalah banyaknya. Dasar narsis.

Aku membuka salah satu foto selfie nya.

Di foto ini, ia memasang pose yang 'imut', dengan senyum yang manis dan beberapa pose tangan. Rambut hitam panjangnya yang diikat twintail membuatnya terlihat lebih childish.

"Ze? Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Kamu kesambet(?) ?" Tanya ibuku yang memecah lamunanku. Aku tersentak kaget dan melirik ibuku yang menatapku heran dari dalam dapur. Dengan tergopoh-gopoh, aku memasukan hp Kina dalam kantong bajuku.

"Senyum? Ibu salah liat mungkin.." jawabku santai. Ibu tersenyum dan berjalan ke arahku dan duduk di sebelahku.

"Ibu tahu kamu lagi suka sama seseorang.." kata ibu asal ceplos. "Suka sama seseorang? Itu gak mungkin bu." Jawabku. Ya, selama hidupku, aku tak pernah menyukai orang. Ibu masih tersenyum dan membelai rambut hitam berantakan ku.

"Kamu gak bisa bohong sama ibu..semua itu terlihat jelas di matamu.." kata Ibu. Di mataku? ._.

"Ibu, pinjam kaca dong..."

"Buat apa?"

"Aku ingin lihat mataku. Kan kata ibu semua terlihat jelas dimataku?" Tanyaku polos pada ibu. Ibu yang mendengarku malah tertawa terbahak-bahak. Kenapa? Apa aku melakukan hal yang lucu? ._.

"Kau ini Ze, kau ini sangat polos.." kata ibu sambil mengacak-acak rambutku. Aku hanya terdiam, bingung.

"Yang ibu maksud dengan 'semua terlihat jelas si matamu' itu, perasaan dan ekspresi mu." Kata ibu.

Oke, sampai sini aku mengerti ._.

Aku mengangguk tanda mengerti. Ibu membelai rambutku lagi.

"Bu, aku mau pergi sebentar boleh?" Tanyaku. Ibu mengangguk. Ibu selalu membolehkanku pergi karena selalu mengira aku internetan di warnet. Padahal di setiap malamnya, aku pergi mencari korban. Kadang aku merasa bersalah padanya. Tapi untuk hari ini, aku libur melakukan kerja  malamku. Karena,..

Aku akan kerumah Kina. Tentu saja untuk mengembalikan hpnya. Memangnya mau apa lagi? -_-

***

Bruum...! Cklek!

Aku mematikan mesin motorku tepat dirumah Kina. Aku berjalan ke arah pintu rumahnya.

Tok tok!

"Iya tunggu sebentar!!" Kata suara seseorang dari dalam. Aku bisa mendengar suara langkah kaki dari dalam.

Cklek!

"Hi!" Sapaku dingin.

Kina P.O.V

"Ze? Ada perlu apa kau kesini?" Tanyaku pada Ze yang kini sudah ada di depan mataku. Ia menatapku dingin. Gawat. Jangan-jangan ia ingin membunuhku? ._.

Ia merogoh sesuatu dari kantong bajunya. Oh tidak..firasatku tidak enak ._.

"Nih!" Kata Ze sambil menarik tanganku dan meletakkan handphone...HANDPHONE KU?! Sejak kapan?!

"Ah?! Sejak kapan--"

"Kau menjatuhkan dan meninggalkannya di celah sofaku.." kata Ze memotong kata-kataku.

My Boy Was a KillerWhere stories live. Discover now