#32

113 4 0
                                    

***

"Ku ceritakan pada malam, aku terluka akan cintamu. Terimakasih sudah mampir dihidupku. Salam, Nadim."

KLIK.

Laptop ditutup.

*

Nadim menikmati semilir angin diatas rooftop kampusnya. Membiarkan angin-angin itu berbisik ditelinganya. Perasaannya berguncang hebat. Terlebih saat mengingat kejadian tadi malam.

Ia masih tak percaya.

Hatinya kembali teriris saat frame to frame memori semalam melintas di pikirannya tanpa permisi.

Ia kesal.

ia marah.

Namun, ia tak tahu harus berbuat apa.

Ia hanya dapat diam. Namun, hatinya menangis.

"Dim!" Randi melambaikan tangannya dari bawah dan mendongakkan wajahnya ke atas.

Nadim hanya melihatnya sekilas, lalu memalingkan kembali. Tak menghiraukan seberapa kerasa usaha Randi untuk menarik perhatiannya.

Randi yang notabene takut ketinggian, tidak akan mungkin menyusul Nadim keatas, secara mengejutkan ia nekat dan berdiri di dekat tangga yang menghantarkannya ke atas rooftop.

Nadim tak bergeming.

"Eh, Zombie," panggil Randi.

Nadim diam.

"Zombie," panggilan kedua.

Nadim tetap diam.

"Nadim," panggilan ketiga yang berasal dari suara lembut perempuan langsung sontak membuatnya menoleh.

Mira..


One TimeWhere stories live. Discover now