BAGIAN 11

3K 265 28
                                    

Bagian 11









        Allegra menghempaskan diri dengan malas di atas tempat tidurnya. Mengistirahatkan tubuhnya yang sudah merasa lemas kelelahan. Gerai tempatnya bekerja hari ini benar benar ramai. Beruntung, ia mendapat jadwal shift siang minggu ini jadi ia tidak pulang terlalu larut dan bisa memiliki banyak waktu untuk beristirahat.

        "Allegra! Bersihkan tubuhmu!"

        Terdengar teriakkan khas seorang ibu di luar kamarnya. Siapa lagi kalau bukan ibunya? Allegra hanya bisa berteriak 'ok' sebagai respon atas suruhan ibunya. Mandi? Bangkit dari ranjang saja Allegra sudah tidak sanggup. Ia baru selesai makan malam dan kini tubuhnya sudah benar benar lemas tak berdaya. Lagipula, ini sudah malam. Tak baik mandi malam-malam. Benarkan?

        Sadar akan sesuatu yang menganggu pikirannya seharian ini, Allegra memilih tak memperdulikan suruhan ibunya lantas bergegas merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Benda pipih itu ia matikan seharian setelah mengalami kejadian mengerikan di sekolah tadi siang. Oh sungguh! Ia yakin pasti ada beribu-ribu––oh astaga berlebihan. Mungkin beberapa notifikasi dan pesan-pesan yang tidak ingin Allegra lihat. Bahkan mengingat kejadian sialan tadi siang saja, Allegra sudah bersumpah ingin mati.

        Mulai hari ini, Allegra dan Justin berpacaran.

       Bagaimana bisa? Bahkan Allegra dan Justin saling membenci. Allegra tidak menaruh perasaan sayang apalagi cinta sedikit pun pada Justin, dia hanya menganggap bahwa Justin itu hidup, tidak menganggapnya seorang musuh apalagi teman, sangking ia membenci pria itu. Lantas? Apa Justin memiliki perasaan cinta yang semestinya dimiliki seorang kekasih pada umunya? Itu mustahil. Justin melakukan semua ini begitu tiba-tiba. Dan ada Vanessa yang terlibat dalam masalah ini. Justin pasti bermaksud menghindari Vanessa. Namun, bukankah Justin memiliki kekasih? Bahkan dia adalah Hailey. Teman karibnya sendiri. Bagaimana jika Hailey tahu akan semuanya? Allegra tahu pasti bagaimana perasaan Hailey.

        Dan soal Harry, mengapa pria itu mencampakan Allegra begitu saja? Apa dia marah? Ah, atau mungkin sebelumnya Harry sudah tahu mengenai Justin yang tiba-tiba memacarinya? Dan, maka dari itu Harry memilih untuk menjauhinya? Begitu? Lantas, mengapa? Mengapa Harry menyerah begitu saja? Oh Gosh! Semua benar benar memusingkan!

        Mengingat masalah gila ini yang semakin rumit, Allegra kembali berpikir. Sampai kapan Allegra harus menghindar? Ia juga harus menjelaskan secara gamblang kepada Selena dan temannya yang lain tentang semua masalah ini, terutama kepada Hailey. Apalagi, dengan asumsi macam-macam yang bersarang di otaknya seharian ini membuat Allegra merasa sangat terganggu. Jadi, tanpa ragu lagi, Allegra memilih untuk menyalakan ponselnya.

         Ketika Allegra mulai kembali tenggelam ke dalam lamunan. Gadis itu terlonjak disadarkan ke dalam dunia nyata ketika merasakan ponselnya yang bergetar terus menerus. Setelah mendiamkannya beberapa saat, lama kelamaan ponselnya berhenti bergetar. Dengan ragu, Allegra mengambil kembali ponselnya seraya membuka 20 pesan yang tertera dan 114 notifikasi dari akun-akun social media-nya. Astaga.

        Notifikasi tidak terlalu penting, mungkin semuanya berisi teror para penggemar Justin dan Harry atau teman-temannya. Allegra tidak terlalu perduli mengenai hal itu. Yang ia perdulikan sekarang adalah, mengenai Hailey yang mungkin mengiriminya pesan. Atau mungkin Harry yang mengirimikan pesan juga.

        Perlahan, Allegra membuka daftar pesan masuk. Hampir semua di dominasi oleh pesan Selena, selebihnya pesan dari Cara, Kylie, dan Kendall. Dan rata-rata semua pesan berisi sama, meminta penjelasan.
Dengan gusar, Allegra mencari huruf 'H' yang mewakili inisial dua nama orang yang ia khawatirkan. Namun..nihil. Ia tidak menemukan barang satu pesan pun yang dikirim oleh dua orang berinisial 'H' yang ia cari.

SOMETIMES [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang