BAGIAN 2

4.4K 332 35
                                    

Bagian 2




"Aku serius Alle. Justin memang pemilik sekolah ini. Mengapa kau tidak percaya sih?!"

Hening.

Selena berdecak frustasi tanda menyerah. Sudah hampir sepuluh pertanyaan yang ia lontarkan, dan tak ada satu pun yang terjawab. Gadis dihadapannya hanya diam, menunduk dan melahap jatah makanannya yang kelewat rakus. Mengapa gadis ini begitu aneh? Menatap mati lawan temannya dan tampak hidup di depan makanan. Apa gadis ini titisan ular berbisa?
Kini Selena hanya bisa pasrah dan menunggu gadis itu bersuara dengan sendirinya. Matanya berputar melihat sekeliling sesaat sembari meraih kentang goreng miliknya lalu mulut Selena sedikit terbuka untuk memakannya. Setelah melihat suasana Cafetaria yang tidak terlalu menarik, mata Selena kembali berputar dan menatap Allegra yang kini tengah melahap semangkuk kecil puding, keadaan nampannya sudah kosong tak tersisa. Selena menggeleng tak percaya. Gadis ini benar-benar seperti ular.

"Apa aku diwajibkan untuk mempercayainya?" Allegra mulai bersuara satu detik setelah suapan terakhir pudingnya.

"Ya."

"Aku tidak sudi untuk percaya

Selena mendengus"Mengapa?"

"Karena tak ada bukti."

"Kau akan tahu sendiri." Ucap Selena ketus tanpa menatapnya. Ia mulai jengah.

"Ceritakan tentang dirimu." Tiba-tiba Allegra menyungging senyum samar sembari menopang dagunya dengan tangan diatas meja. Kini mata hijau itu menatap penuh kearah Selena. Gadis itu sedikit terkejut, ia melihat senyum Allegra walaupun tipis dan sedetik kemudian ia tersenyum senang melihat Allegra yang ternyata tak terlalu menyebalkan. Dengan antusias Selena siap membuka mulutnya untuk bercerita.

"Aku ad--"

"Bolehkah aku ikut bergabung?"

Allegra sedikit mendongak menatap seorang gadis kelewat jangkung dengan tubuh ramping berambut blonde tengah berdiri tepat disampingnya. Halisnya bertautan keheranan karena ia tahu, gadis ini bukan teman sekelasnya. Hell, waktu istirahat tinggal lima belas menit lagi dan gadis itu datang tanpa membawa nampan. Allegra yakin gadis ini memiliki maksud tertentu.

"Silahkan!"

Sial! Ia lupa soal Selena. Allegra mendengus kesal sembari memutar bola matanya kearah lain. Gadis blonde itu tersenyum anggun sebelum melangkahkan kaki jenjangnya untuk duduk. Dan tanpa permisi, ia duduk tepat di samping Allegra. Itu tindakan yang sangat lancang menurutnya. Menyebalkan. Mata Allegra beralih kearah lain, menatap Selena yang masih tersenyum riang, polos dan...bodoh. Geez.

"Di hari pertama, kau langsung terkenal." ucap gadis blonde itu dengan nada yang sangat berhati-hati. Lembut dan teratur seperti seorang putri.

"Aku tak mengharapkan itu terjadi."

"Aku sudah mendengar tentang insiden Albino yang kau katakan pada Justin. Itu tindakan yang berani Allegra." Ucap gadis itu tersenyum menawan seraya memegang pundak Allegra. Sontak saja ia menyingkir, beraninya gadis ini merasa sok akrab terhadapnya. Satu kelas pun tidak, lantas apakah penting untuk berteman dengan dia? Menurut Allegra, tidak.

"Ou, maaf jika itu menganggumu." Gadis blonde itu tidak tersinggung sama sekali, bahkan ia tertawa senang seakan semua yang Allegra lakukan hanyalah lelucon. Halis Allegra kembali bertautan lebih tajam. "Gadis gila." gumamnya dalam hati.

SOMETIMES [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now