TOGETHER or TO GET HER

10.1K 528 10
                                    

Terdengar suara ketukan di pintu kamarku, membangunkan impianku. Aku baru saja tertidur sebentar karena keasyikan curhat ama Clara dan baru saja terlelap sudah dibangunkan oleh ketukan sialan ini. Aku tidak menghiraukan ketukan itu, aku masih ingin pergi ke alam mimpi. Lalu aku rasakan ada tangan yang membuka selimut yang menutupi kepalaku, menutupi dari sinar matahari yang sudah masuk melalui jendela kamarku, lalu dia juga menepuk-nepuk bahuku dan membelai rambutku. Aku berbalik ke arahnya.

"Bangun Princess, ngebo lo jam segini masih tidur." Katanya dengan lembut.

"Ngantuk tau." Jawabku sambil menarik selimut menutupi kepalaku lagi dan lagi-lagi tangannya menarik selimut di kepalaku.

"Lo masih marah sama gue?" tanyanya padaku, aku menjawabnya dengan gelengan. Aku membuka mata perlahan-lahan. Mataku berasa menggunakan lem super glue. Rapet. Sangat susah untuk dibuka. "Lo abis nangis ya? Mata lo bengkak gitu." Dia mengusap-usap mataku perlahan. "Gue udah denger ceritanya semua dari Clara." Dia menghela nafas berat. "Maafin gue ya Eve, gara-gara gue, lo jadi berantem sama papa." Suaranya terdengar sedih.

"Ga apa-apa Brian, udah biasa." Jawabku parau.

"Ada acara hari ini?" tanyanya padaku.

"Kayanya gue harus ngambil pesenan tutu anak-anak, soalnya mereka lusa ada mini perform."

"Gue anter ya? Udah lama kita ga jalan." Jawabnya sambil tersenyum. Aku merindukan senyumannya. Aku memeluknya erat dan dia tampak kaget dengan reaksiku.

"Lo kemana aja ngilang seminggu lebih? Ga telpon, ga sms ke gue."

Dia mengelus-elus punggungku lembut lalu berkata, "Gue lagi ada tugas keluar, maaf ya." Dia melepas pelukanku dan tersenyum kembali padaku. "Gih sana mandi dulu, gue tunggu dibawah ya." Akupun mengangguk lalu dia keluar kamarku dan pergi ke bawah. Sedangkan aku kembali terlelap ke alam mimpi.

**

Satu jam kemudian.

"Astaga, lo gila ya gue nungguin dibawah lo malah tidur lagi. Woi Eve bangun." Aku berteriak kesal ketika mengetahui bukannya mandi dia malah kembali terlelap teridur. Tetapi dia masih diam tidak bergeming. Aku tarik selimutnya sehingga selimutnya turun ke dasar lantai. Aku melihat tubuhnya meringkuk, membentuk angka dua. Perlahan-lahan dia membuka matanya, rambutnya yang sedikit berantakan serta kancing kemeja piyamanya yang sedikit terbuka sehingga memperlihatkan sedikit gundukkan kembar mulus yang ada disana, mumbuatku sedikit gugup, mataku mulai menelusuri tubuh bagian bawahnya. Aku melihat paha putih mulusnya karena dia menggunakan celana tidur yang sangat pendek. Dia terlihat sangat sexy. Oh Tuhan, aku sampai lupa berkedip melihat dia seperti ini. Apa ada yang salah denganku? Dulu aku sering tidur siang bersamanya tetapi tidak ada rasa seperti ini. Aku mengambil selimut yang tercecer dilantai lalu menyelimutinya lagi. Segera aku keluar kamar takut terjadi sesuatu yang diinginkan hahaha. Lebih baik aku membantu Clara di bawah sambil menunggu dia bangun.

"Udah siap belum dia? Ko tumben lama amat." Tanya Clara padaku.

"Masih tidur, sifat ngebonya ga ilang-ilang." Aku geleng-geleng kepala.

"Udah biarin aja dulu, kasian baru tidur bentar. Tadi pas aku bangun dia tidur sambil nangis gitu. Kasian." Aku mengangguk setuju.

"Siapa yang tidur sambil nangis?" terdengar suara di balik pintu. Kami sama-sama melirik ke arah suara tersebut namun enggan menanggapi pertanyaannya.

"Kalau kamu khawatir dengan keadaannya liat sendiri, dia ada diatas." Jawab Clara judes. Tapi papa mengabaikan perkataan Clara dan memilih duduk bersama kami di meja makan.

Just MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang