Edited, Bagian 18A : Next To You

81.8K 5.1K 86
                                    


Bagian 18A : Next To You

AUTHOR

Tidak ada tanggapan dari pria yang memakai kemeja ini, melirik pun tidak. Ia terus mengurusi lembaran kertas dipangkuannya sambil menggerakan pena.

"Ayah!" panggil anak kecil berseragam merah putih, ia terlihat berusaha menegakkan kepalanya.

Andika tetap tidak menggubris anaknya yang meletakkan piala di atas meja kerjanya.

"Ayah, hari ini aku juara Matematika. Semua Guru bilang aku anak yang hebat. Aku udah dapet banyak medali dan piagam, seperti yang Ayah punya di lemari!" Dengan ceria, Bara membanggakan dirinya di depan Andika.

Lemari yang ada di ruangan kerja Andika, terisi oleh berbagai penghargaan sebagai pengusaha. Ia hebat dalam mencari uang dan dia lebih hebat lagi dalam urusan acuh tak acuh terhadap anaknya.

"Ayah" panggil Bara sekali lagi.

Pipinya hampir basah oleh air mata yang menetes, Anne mengusapnya. Ia berusaha tegar saat muncul di hadapan mereka.

"Bara, kamu sudah pulang? Sebaiknya kamu makan dulu. Ayah sedang sibuk, jangan diganggu."

Bara mengangguk lesu, ia tahu ayahnya sedang sibuk. Tapi ia juga ingin ayahnya tahu, kalau ia adalah anak yang banyak disukai orang. Ia dibilang anak yang rajin, tampan, dan jenius.

Setelah Bara keluar dari ruang kerja Andika, Anne mengunci pintu. Ia mau berbicara dengan suaminya, empat mata. Baginya tidak masalah kalau sampai kiamat, cintanya tak terbalaskan. Hal terpenting adalah suaminya mau mengakui kalau Bara adalah buah hati mereka.

"Sampai kapan kamu mau bersikap dingin
dengan anakmu?" Itu suara Anne.

"Andika!" Anne tidak tahan lagi, ia tidak mendapatkan perhatian Andika.

Akhirnya, pusat perhatiannya teralih kepada wajah merah padam sang istri.

"Itu anak kamu, bukan anak aku," jawabnya santai.

"Jadi kamu masih bersikukuh kalau Bara bukan darah dagingmu? Dia anakku dan juga anakmu! Demi Tuhan! Dia anak kita berdua!" Anne terisak, ia tetap berusaha berdiri.

"Terserah apa katamu, sekarang pergi! Jangan ganggu aku! Urusi anak yang tidak aku inginkan itu."

Dan anak yang ia bilang tidak ia inginkan mendengar persetruan mereka dari balik pintu.

Tanpa canggung, Andika pulang ke rumah dengan seorang wanita yang bukan istrinya. Wanita yang seumuran dengannya tapi pandai merawat diri. Nyatanya, memang Silvi lebih cantik daripada Anne. Mereka bercengkrama di belakang rumah, di dekat kolam renang. Anne sudah tidak habis pikir dengan pola tingkah suaminya, ia juga tidak enggan menyiram Silvi dengan air bekas cucian beras.

"Pergi! Jangan dekati suamiku lagi!"

Tatanan rambut ombak Silvi tuntuh, maskaranya yang luntur, bajunya yang setengah basah.

Nerd Girl vs Trouble MakerWhere stories live. Discover now