Bab 3 : Little Devil

129K 8.1K 248
                                    

Bab 3 : Little Devil

[BARA]

Aku menyelonong saja sebelum si Unyil berubah pikiran, uhm ... maksudku Bu Evi. Abis badannya kecil, kurus, hidup lagi. Mataku beralih, ke arah kutu buku yang tadi ditarik oleh si Botak masuk.

Loh? Kita sekelas yak? Ah ... masa bodoh. Aku melewatinya dan dia tidak bergeming.

Mereka berdiri untuk memberi salam kepada Bu Unyil, buang-buang tenaga saja. Mendingan bobo ganteng, aku mengantuk.

Mataku mengerjap-ngerjap, sekilas aku mendengar bunyi bel istirahat. "Ganggu aja," keluhku, aku memilih kembali ke alam bawah sadarku.

Tapi tidak bisa, aku sudah terlanjur membuka mata. Semua orang sibuk dulu-duluan keluar kelas, mulai deh terjun ke medan perang. Tapi aku tidak.

Pertama, tidak lapar. Kedua, ngantuk dan ketiga ... ngantuk.

"Weh, apaan nih?" Aku melongok ke bawah, ternyata tali sepatu aku lepas. Aku menunduk untuk mengikatnya.

Samar-samar aku mendengar kekehan seseorang, tunggu ini lahan sekolah bukan bekas kuburan kan?

Aku meneliti ke seisi ruangan, tepat di sana, sumber suaranya.

Dia tertawa kecil, menunduk dan membuat jiwa kepoku bangkit.

Itu si cupu? Dia lagi ngapain? Timbul niatku untuk mengintip aktivitasnya. Perlahan aku mendekatinya, kakiku naik ke atas meja di belakangnya. Aku sedikit mencondongkan badan agar bisa menangkap sumber tawanya.

Aku kira dia lagi streaming Dubsmash, lihat film minions atau baca-baca meme comics. Dia men-slide gambar-gambar orang yang rasa aku tahu. Cuma ada satu makhluk di sekolah ini yang punya tanda lahir di lehernya, plis ... jangan salah sangka denganku!

Aku anak baik-baik, tidak seperti cewek yang sekarang buat aku penasaran. Dia menyimpan banyak foto-Jerry - sepupuku, wajar sih kan si Jerry memang pantas didewakan. Tadinya aku pikir begitu, selanjutnya dia log-in ke satu aplikasi yang baru aku mengerti sekarang.

Aku tidak kecewa, tapi malah pikiran kotor meracuni otakku. Aku membacanya, membaca sebagian karyanya. Jempolnya sangat lihai mengetik, setiap kata yang pasti sambil ia bayangkan.

Gak nyangka! Cewek cupu dan gak banget kayak dia!

Aku mengikuti gerakan jempolnya, setiap kata aku baca. Sampai-sampai aku menelan ludah, aku cowok normal oke!

Kemudian kami, "Berciuman?" Aku ikut ngomong, saat dia mengetik kata kerja itu.

"Iya, kemudian kami berciuman!" Dia belum sadar kalo aku menangkap basah aksinya. Tapi tidak berapa lama, dia rada gemetaran. Dia menoleh kebelakang, oh hai foul girl!

"Wow ... ga nyangka ya." Senyum sinis khusus aku buat untuknya dia, senyum yang bilang, "I knew what you did."

"Ba ... Bara?" Dia berusaha menyembunyikan ponselnya, terlambat, aku sudah lihat dan membaca.

"Novel yang bagus!" Pujian sekaligus sindirian untuk dia.

Nerd Girl vs Trouble MakerWhere stories live. Discover now