Chapter 22

3K 206 21
                                    

"owh... eh ya kak kirun kemana ? kok gk keliatan batang hidungnya ?" tanya Prilly

"mmmm kk, eee dia pergi" jawab mama reni gelagapan tak tau harus jawab apa.

"pergi ? kemana ?" tanya Prilly lagi

"anu dia pergi ke amerika, iya amerika. dia ada urusan penting, makanaya dia kesana" bohong mama reni.

"amerika ? urusan apa ? segitu pentingnya apa ? katanya sayang, tapi pas lagi gini malah pergi. awas aja kalau dia pulang, gw jitak palanya" ucap Prilly memasang wajah cemberutnya.

tak bisa, mama reni sudah tak mampu menahan air matanya untuk tidak keluar. tumpah kembali air matanya ketika mendengar ucapan Prilly. ia berlari keluar tak mungkin ia menangis didepan putrinya, bisa-bisa prilly akan curiga.

"lah kok mama pergi ? mau kemana dia ?" tanya Prilly heran

"mungkin tante kebelet kali sayang" timpal Ali. ia tau pasti mama reni tengah menangis.

"gk biasanya dia kek gitu, kek ada yang aneh deh. emang bener kak Kirun ke Amerika ?"

"udah gk usah pikirin yang macem-macem. masa tante boong sih sama kamu, kan gk mungkin"

"iya sih, tapi kayak kak Kirun deket banget sama aku, dia kayak ada disamping aku sekarang" ucap prilly

"itu karna kamu sama kak Kirun itu punya kontak batin yang kuat. kemanapun tubuh kak kirun pergi, tapi jiwa selalu terpatri disini sayang" ucap Ali menunjuk jantung Prilly, lalu mengusap lembut kepala Prilly.

"mmm makasih ya sayang, makasih udah mau nunggu aku dan jagain aku"

"kamu apaan sih ? aku bakal nunggu kamu sampai kapanpun" ucap ali pasti

"maaf selama ini aku boong sama kamu" sesal prilly

"gpp kok sayang" ucap ali lalu menarik lembut prilly kedalam dekapannya.

"terimakasih sudah kembali dengam senyum termanismu" bisik ali tepat ditelinga Prilly

"dan maaf aku tak bisa melakukan apapun" lanjut ali

"sssstt" prilly menaruh jari telunjuknya di depan bibir Ali

"cukup. ini seduh lebih dari cukup kamu gk perlu lakuin apa-apa lagi, cukup kamu selalu disampingku, aku sudah sangat bahagia" ucap Prilly dengan tersenyum dan ali membalasnya dengan kecupan lembut di kening prilly.

Disisi lain, mama reni berlari menuju belakang rumah sakit, ia duduk memeluk kedua kakinya menenggelamkan wajahnya, bahu nya bergetar hebat, tentu saja ia sedang  menagis. Seolah seperti sudah terprogram, tiba-tiba otak nya memutar semua Kenangan tentang putranya kirun, mulai dari tawa nya , kajahilan nya, sampai perhatian nya, sungguh Air mata mengalir deras, dada nya sesak mengingat hal itu.

"Tuhaaaaaan kenapa tidak aku saja yang kau ambil" teriak nya seolah mengeluarkan apa yang membuat dadanya sesak.

"Aku harus apa jika prilly kembali bertanya tentang kakaknya lagi nanti" teriaknya lagi

"Bagaimana jika ia tahu semuanya, pasti ia akan sangat hancur " ucap nya dalam isakan tangisnya.

"Aku memang bukan ibu yang baik,aku bodoh. Bagaimana bisa aku membiarkan anak ku mati" ucap nya merutuki diri sendiri.

"Bodooooh" teriaknya
.
.
.
.
.
Hari berganti hari, sudah waktunya prilly dibolehkan pulang.  Mama Reni sedang mengemas di bantu oleh Ali.

Prilly memandang lurus ke luar jendela, memandang luas Jakarta dari kamar rumah sakit yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Ia sangat senang, karena akhirnya ia meninggalkan ruang yang sangat membosankan itu. Namun pikiran nya menerawang jauh, ia sangat merindukan seseorang, siapa dia?  Tentu saja kakanya. 

"Gw kangen lo kak" desisnya kecil, hampir tak terdengar oleh siapapun kecuali dirinya sendiri

"Lo kapan pulang? " ucap nya lagi.

"Ma kk kapan pulang sih, lama banget dah" ucap Prilly dengan kesal dan tegas.

DEG... 

Jantung nya berdegup kencang, ia gugup tak tau harus berkata apa. 

"Mmmm mngkin 2 minggu lagi" ucap mama reni bohong

"Ya prill, pasti bentar lagi kak kirun pulang " ucap Ali cepat,,

"Semuanya udah siap nih, yuk kita pulang " ucap ali dengan segera agar percakapan itu tak dilanjutkan.

Prilly menyetujui, mereka pun berangkat menuju rumah prilly.
Sesampainya di sana, prilly dengan bahagia bergegas masuk ke dalam rumah diikuti Ali di belalang nya.

Sedangkan mama reni berjalan pelan dibelakang mereka, sejak Kirun meninggal ia tak pernah pulang, melainkan selalu berada di rumah sakit menemani prilly, ini pertama kalinya ia pulang setelah Kirun meninggal.

Seolah seperti mesin otomatis, otak nya kembali memutar memori tentang anak tertua nya itu, ia berusaha keras untuk tidak mengeluarkan air mata,  namun sayang buliran bening itu meluncur bebas di pipi nya. 

Semakin ia melangkah masuk ke dalam rumah itu,  semakin cepat pula otak nya memutar memori tentang Kirun, kemanapun mata nya memandang, akan selalu ada bayangan Kirun di sana yang memanggil namanya,  Seolah setiap sudut rumah itu  mempunyai kenangan tentang Kirun.

Air mata terus mengalir deras, dadanya sesak, kepala nya pusing, pandangan nya mulai memudar, hingga "BRUUUUUK" kakinya tak mampu lagi menahan bobot tubuhnya, mama reni  yang tegar, bukan maksudnya pura-pura tegar kina ambruk sudah, dinding pertahanan nya sudah terpatahkan.

"Mamaaaa" teriak prilly histeris ketika melihat mamanya tergeletak di lantai

"Tante" kaget Ali...............  .
.
.
.
TBC

Maksih banget udah Setia nunggu ini ff yang lama banget gk di next dan baru bisa sekarang,
Makasih banget readers tercintah muach muach muach
Dan maafin author yang polos ini karena baru bisa next ni ff hahahah..... 

Keep vomment guys,  !!!
Karena vomment kalian bener- bener bikin  gw semangat buat ngelanjutin cerita. 
Jujur awal nya gw mau stop ni cerita,  karna gk ada yang vomment, tapi lama-lama banyak juga yg suka, dan gw baca comment kalian dan biat gw pngen ngenext in ff....  hahahaa kok gw curcol,,,,  aaaah pokoknya thanks a lot of your vomment my lovely readers 

#NEXT gak nih ???? Teriak yg keras ya

BE HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang